Berita Kota Subulussalam

Risdianty Saragih, Dokter Spesialis Pengasuh Anak Miskin dan Telantar, Ini Aktivitasnya Sosialnya

“Pak, saya belum masuk kriteria, saya belum ada apa-apanya. Lagi pula semua yang saya lakukan murni sebagai pengabdian untuk Subulussalam.....

Penulis: Khalidin | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
dr Risdianty Saragih MSc SpPD dokter spesialis Ruma Sakit Umum Daerah (RSUD) dan pengasuh Yayasan Rumah Kita (YRK) Subulussalam. 

Sekitar 20 menit kemudian, usai menunaikan shalat zhuhur, perbincangan kembali berlanjut terkait motivasi lain dibalik pengabdian Risdianty pada yayasannya. Padahal, jika saja bangunan tersebut digunakan maka menjadi pundi-pundi rupiah yang nilainya mungkin puluhan juta perhari.

Namun setelah menjadi yayasan justru menguras uang pribadi lantaran sang dokter membiayai sendiri tanpa ada donasi dari pihak manapun.

Sinergi dengan Forum PRB, RRI Banda Aceh Berkomitmen Sebagai Radio Mitigasi Bencana

Selain menjadi amal jariyah, ada mimpi lain bagi Risdianty dibangunnya  Yayasan Rumah Kita. ‘Miniaturnya Subulussalam’ demikian salah satu mimpi Risdianty ke depan soal kiprah Yayasan Rumah Kita.

Sebab, di yayasan rumah kita ini menjadi konsep edukasi mulai perkebunan, pertanian, peternakan, perikanan hingga potensi lain yang merupakan gambaran kekayaan alam Kota Sada Kata itu.

Risdianty berharap akan lahir yayasan atau lembaga lain dari para pengusaha atau orang berduit Bumi Syekh Hamzah Fansury ini. Dengan banyaknya lembaga sosial, kata Risdianty akan banyak pula anak-anak yang terbantu pendidikannya.

Lalu siapa sosok dibalik motivator sang dokter ahli penyakit dalam ini ?. Ginah (67). Lima huruf ini merupakan nama sosok seorang ibu berprofesi asisten apoteker.

Dia merupakan ibu kandung Risdianty. Sehari-hari, sang ibu merupakan petugas kesehatana/asisten apoteker yang banyak pasien. Walaupun wanita ini tidak punya kompetensi untuk memberikan terapi namun tanpa diminta banyak sekali pasien yang datang padanya.

Nah, orang-orang yang menjadi pasien Ginah umumnya membayar dengan sangat murah bahkan sering tanpa bayar alias gratis.”Ibu saya adalah orang yang sangat ringan tangan. Membantu siapapun,  menyekolahkan adik-adiknya bahkan orang lain. Dia banyak membantu orang yang tidak mampu tapi ingin sekolah dengan diberi tempat tinggal di rumah kami.

Inilah yang jadi motivator utama saya. Jika dia bisa seperti itu, maka saya harus mengikuti kalau tidak lebih paling tidak setara. Apalah yang dikejar dalam kehidupan ini. Kalau soal ekonomi Alhamdulillah saya sudah cukup untuk kebutuhan makan dan pendidikan anak tapi yang terpenting bagaimana investasi kami di akhirat nanti.

Karena seberapa hebatpun harta benda ditumpuk akan tinggal,” terang Risdianty mengakhir perbincangan. Mengapa dokter Risdianty tidak membuka praktek? Nantikan ulasannya di tulisan berikut.(*)

 Wujudkan Generasi Cerdas, Peureulak Barat Gelar Lomba Pidato

Sensasi Naik Bungki Pelempoh Leja di Danau Bungara Aceh Singkil

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved