Kisah Nenek Rukiyah, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot, Sering Digigit Serangga dan Dipatuk Ular
Rukiyah atau biasa dipanggil Mak Iyah, tinggal seorang diri di rumah tak layak huni di tengah hamparan kebun sayuran.
Berharap bantuan pemerintah
Warga setempat, Aripin (50) berharap, pemerintah kabupaten maupun pemerintah desa mau mengulurkan bantuan atas kondisi kehidupan mak Iyah.
Sepengetahuannya, belum ada bantuan dari program pemerintah, seperti PKH dan rastra.
“Untuk makan sehari-hari selama ini dibantu warga. Kadang ada yang ngasih nasi, makanan, ada juga yang ngasih uang,” kata Aripin.
Aripin mengaku sudah empat kali memperbaiki rumah Mak Iyah karena mau ambruk.
Namun, karena kondisi rumah tersebut secara keseluruhan sudah lapuk, sehingga mudah rusak.
“Apalagi kalau sudah turun hujan, rumahnya pasti bocor, lantainya tergenang air.
Saya dan tetangga yang lain suka langsung cek ke sini (rumah Mak Iyah) melihat kondisinya,” ujarnya.
Karena itu, ia berharap pemerintah mau peduli kepada warga seperti mak Iyah yang sangat mengharapkan bantuan perbaikan rumah agar bisa hidup dengan rasa aman dan nyaman.
“Kami selalu khawatir, apalagi mak Iyah ini hidup sendirian, kalau terjadi apa-apa tidak ada yang tahu,” ucapnya.
• PEMERINTAH ACEH Krue Seumangat Syukur Alhamdulillah TIM SEPAK BOLA ACEH
• Surat Pemecatan dari PNS tak Diterimanya, Gaji Tarmizi Sudah Setahun tak Dibayar
• Pemuda Muhammadiyah akan Gelar Muswil X Tingkat Provinsi Aceh di Kota Langsa
NOTE : Kompas.com menggalang dana untuk membantu para lansia. Sumbangkan rezeki Anda sebagai bakti terhadap orang tua yang dilupakan. Klik di sini untuk donasi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Pilu Mak Iyah, Hidup Sebatang Kara di Gubuk Reyot"
Penulis : Kontributor Cianjur, Firman Taufiqurrahman