Wali Murid Aniaya Guru

Kunjungi Guru Honorer yang Dianiaya, Kadisdikbud Subulussalam: Diprioritas Jadi Guru Kontrak 2020

Kisah penganiayaan guru honorer di Sekolah Dasar Negeri (SD) Jambi Baru, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam menjadi perhatian publik

Penulis: Khalidin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/KHALIDIN
Kadisdikbud Kota Subulussalam, Sairun SAg 

Hal lain yang diberikan Dinas Pendidikan Subulusalam terhadap Rahmah yakni akan diprioritaskan menjadi guru kontrak pada 2020 mendatang.

”Korban ini sudah  14 tahun mengabdi jadi honorer, tahun depan akan diprioritaskan jadi kontrak. Kemudian kalau dia mau pindah karena mungkin sudah tidak nyaman kami berikan peluang dan bebas memilih di mana pun sekolah yang dia sukai," pungkas Sairun

Sebagaimana heboh dalam berita, peristiwa miris mengguncang dunia pendidikan di Kota Subulussalam tepat beberapa hari sebelum momen peringatan Hari Guru Nasional (HGN).

Seorang wali murid tega menganiaya guru di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Jambi Baru, Kecamatan Sultan Daulat, Kota Subulussalam, Rabu (20/11/2019) lalu.

Sungguh terenyuh menyaksikan persitiwa ini di mana seorang guru honorer yang berkorban ketika melaksanakan tugas mulia mendidik.

Sejarah mencatat  kejadian miris ini dengan tinta hitam dunia pendidikan dan moralitas masyarakat.

Sehatkah Jantung Anda? Coba Sentuh Ujung Kaki, Kita akan Segera Tahu Jantung Bermasalah Atau Tidak

Sikap hormat terhadap guru yang kini semakin sirna bahkan sebaliknya, justru dikasari.

Guru yang menjadi korban penganiayaan wali murid itu bernama Rahmah, Ama. Pd (35) wali kelas III B.

Rahmah merupakan guru berstatus honorer yang mengabdi selama 14 tahun terhitung 22 Juli 2005 silam.

Pengabdian putri kedua alm. Marhaban, mantan kepala Desa Jambi Baru selama 14 tahun mengajar anak di tempat kelahirannya berbuah pahit karena dibalas dengan penganiayaan oleh wali muridnya.

Rahmah adalah alumni SMAN 1 Simpang Kiri dengan pendidikan terakhir DII PGSD sudah mengabdi di SDN Jambi Baru sejak tahun2005 hingga 2016 lalu sebagai honorer sekolah dengan upah Rp 300.000 per bulan.

Suatu upah yang sangat tidak pantas dengan pengabdiannya mendidik anak bangsa.

Namun, meski upah yang jauh dari kelayakan, ibu dua orang anak ini tetap menggelutinya dengan satu tekad mendidik anak-anak di desanya.

VIRAL VIDEO Penangkapan Tuyul Dimasukkan dalam Toples, Warga Ngaku Banyak yang Kehilangan Uang

Lalu, sejak tahun 2017 lalu sampai  sekarang Rahmah masuk dalam daftar guru honorer Pemko Subulussalam dengan upah Rp 800.000 per bulan.

Angka Rp 800.000 per bulan sebenarnya belum lah layak untuk seorang guru yang mengajar anak-anak negeri ini, namun ini tetap dilakukan Rahmah lagi-lagi demi anak daerahnya.

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved