Bertemu Mantan Kombatan GAM, William Nessen Menangis Karena Rindu Aceh

Jika ingin maju, masyarakat Aceh harus kompak. Raihlah pendidikan setinggi mungkin, karena orang Aceh sudah melewati fase kelam

Penulis: Yocerizal | Editor: Yocerizal
Serambinews.com
Mantan wartawan lepas asal Amerika Serikat, William Nessen, bertemu Panglima Kuta Pase, Muchtar Hanafiah alias Ableh dan Juru Bicara Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA), Zulfikar alias Fikar Yahjon, di Malaysia, Kamis (13/2/2020). 

Bertemu Mantan Kombatan GAM, William Nessen Menangis Karena Rindu Aceh

Laporan Yocerizal | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Wartawan lepas asal Amerika Serikat yang pernah meliput konflik Aceh, William Nessen, mengungkapkan kerinduannya terhadap Aceh.

Hal itu diutarakannya saat bertemu dua mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Malaysia, Kamis (13/2/2020).

Kedua mantan kombatan GAM itu adalah Panglima Kuta Pase, Muchtar Hanafiah alias Ableh dan mantan komandan kompi di Nisam, Abram Nisam.

Selain itu juga turut serta Juru Bicara Jaringan Aneuk Syuhada Aceh (JASA), Zulfikar alias Fikar Yahjon, yang juga anak mantan kombatan.

Kepada Serambinews.com, Ableh mengatakan, Nessen sempat beberapa kali menangis ketika membahas tentang Aceh.

“Nessen mengatakan Aceh seperti rumahnya sendiri. Dia rindu sekali ingin ke Aceh. Beberapa kali dia menangis,” kata Ableh.

Presiden Joko Widodo Terima Wali Nanggroe, Mualem, Bupati Pidie Jaya, Darwis Jeunieb

Bahas Bendera Bulan Bintang, Eks Petinggi GAM Bertemu Pengamat Intelijen di Istana Wali Nanggroe

14 Tahun MoU Helsinki, Banyak Hal Tersandera

Dalam pertemuan itu banyak hal yang dibahas Nessen bersama Ableh dan Abram Nisam, termasuk cerita nostalgia ketika konflik dulu.

Menurut Nessen, sebagaimana disampaikan Panglima Kuta Pase ini, perjuangan Aceh lebih keras dan lebih berat dari konflik di Timor Timur.

“Banyak sekali korban yang meninggal dunia, bahkan saya juga hampir kehilangan nyawa,” katanya sebagaimana ditirukan Ableh.

Nessen mengaku, saat pertama sekali masuk ke Aceh, awalnya ia berfikir tak ada perang.

“Tetapi begitu saya berada di sana, rupanya perang Aceh itu membabi buta,” tambah Nessen lagi.

Kini saat Aceh telah damai, Nessen mengaku tetap intens mengikuti perkembangan di Aceh.

Pria China Siram Bensin Untuk Bakar Diri, Karena Pesta Ulang Tahun Dibatalkan Akibat Virus Corona

KPK Segera Eksekusi Irwandi Yusuf

Mahkamah Agung Juga Vonis Ajudan Irwandi, Hendri Yuzal

Ia juga menyayangkan belum jelasnya realisasi sejumlah butir perjanjian MoU Helsinki.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved