Kupi Beungoh
Investasi di Aceh, What Wrong?
Tercatat sudah puluhan MoU ditandatangani oleh Pemerintah Aceh dalam beberapa tahun terakhir, di berbagai negara lintas benua pula.
Ismail Rasyid bos dari 7 perusahaan yang bernaung di bawah bendera Royal Group.
Ia juga mendirikan PT. Trans Continent yang memiliki 19 cabang di Indonesia termasuk Aceh, 2 cabang di luar negeri (Australia & Filipina) serta jaringan kerja di 80 negara.
PT. Trans Continent kini sudah mulai beroperasi di Kawasan Industri Ladong berupa land clearing dan pematangan lahan seluas 10 hektare, menyediakan 1 unit mobile crane, 1 unit exavator, 4 trailer dan 7 tronton, 12 unit forklift, 1 unit telehandler, 32 unit kontainer, dan 1 unit reach stacker.
Peletakan batu pertama (groundbreaking) dilakukan pada pada 31 Agustus 2019, Namun, hingga awal Maret 2020, atau setelah enam bulan, belum ada aktivitas ekspor impor.
Menurut penjelasan Ismail Rasyid kepada Serambinews.com kendala yang dihadapinya adalah seputar basic infrastructure.
Namun jika dihitung mundur sejak diluncurkan pada Desember 2018, seharusnya KIA Ladong sudah memiliki infrastruktur bisnis yang memadai untuk memulai investasi.
Menurut penjelasan Ismail Rasyid, hal basic yang belum tersedia, di antaranya pagar kawasan yang saat ini seperti pagar abu nawas, alias belum seluruhnya terpagar, sehingga keamanan tidak terjamin, drainase yang belum layak, air bersih yang hingga bulan keenam masih harus beli sendiri, dan yang terpenting adalah pengamanan harus setara pengamanan obyek vital.
Berlebihan? Tentunya tidak, sebagai pengusaha dengan pengalaman bisnis di 80 negara, penjelasan Ismail Rasyid adalah kebutuhan real seorang investor.
Selama ini kita tidak mengetahui apa keluhan investor yang membatalkan rencana investasi di Aceh walaupun sudah terjalin MoU dengan Pemerintah Aceh dan mitra bisnis lokal.
Pengakuan Ismail Rasyid menjadi masukan berharga kepada Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT, yang mungkin selama ini belum mendapatkan informasi yang utuh seputar kendala investasi di Aceh.
Pengakuan blak-blakan Ismail Rasyid ini sekaligus membuka tabir apa permasalahan sebenarnya di lapangan saat investasi dimulai.
Sebagai putra daerah Ismail Rasyid tetap bertahan di tengah minimnya fasilitas di kawasan industri, dimana dia harus mengurus hal sepele seperti pagar, demi menjaga aset bisnisnya agar tidak hilang atau diganggu binatang buas.
Bagi calon investor lain mungkin lebih memilih mundur daripada mengurusi hal-hal tersebut.
• Transcontinent Mulai Gerakkan Aktivitas Pusat Logistik Berikat KIA Ladong
• Infrastruktur Dasar Masih Jadi Kendala di KIA Ladong
• Jangan Habis Energi dalam Berwacana
Perlu Konsultan Investasi
Idealnya Gubernur Aceh memiliki Konsultan Investasi, terpulang bagaimana nomenklaturnya, yang bertugas mensukseskan investasi, dengan melibatkan praktisi atau pengusaha berpengalaman.