Parmin, Peracik Kopi untuk Presiden dan Menteri Jonan, Kini Parkir di Gunung Salak

Sebuah mobil kopi parkir di sisi kanan dekat tanjakan Gunung Salak Jalan KKA dari arah Bener Meriah. Jalan tersebut menghubungkan Bener Meriah...

Penulis: Fikar W Eda | Editor: Jalimin
SERAMBINEWS.COM/FIKAR W EDA
Parmin (kanan) dan Zulfian Karim, dua sahabat jadi usahawan mobil kopi di Gayo. 

Panjang jalan KKA sejauh 79 Km itu menghubungkan Aceh Tengah-Bener Meriah-Lhokseumawe-Aceh Utara. Bus angkutan umum Takengon-Medan dan Pondok Baru-Medan menggunakan jalur ini. Jarak tempuhnya sedikit lebih singkat dibanding jalur konvensional Takengon-Bireuen.

Parmin tidak kuatir kekurangan pembeli, walau  jalur lintasan tempatnya berjualan bukan area pemberhentian khusus.

Sebanyak 120 Desa di Bireuen belum Ajukan Pencairan Bantuan DD dan ADG, Ini Harapannya

"Rezeki itu bukan kita yang mengatur," kata Parmin. Buktinya ada saja pengguna jalan yang singgah ngopi di mobil kopi Parmin. Menikmati aroma kopi Gayo yang harum dan cita rasa yang khas.

Parmin adalah orang pertama di Bener Meriah dan Aceh Tengah yang berjualan kopi pakai mobil. Kalau sekarang banyak usaha serupa ditemui di dua kabupaten tersebut, itu adalah berkat ide dan gagasan cemerlang yang dirintis Parmin.

Ini diakui Zulfian Karim, rekan Parmin yang belakangan ikut membuka usaha kopi mobil di Takengon.

"Saya termasuk orang pertama yang diajak untuk bisnis mobil kopi. Tapi saya baru mewujudkannya beberapa waktu kemudian," kata Zulfian Karim, yang sehari-hari berjualan kopi mobil di Bur Telege Takengon, kawasan wisata penting di dataran tinggi Tanoh Gayo.

Parmin memulai usaha mobil kopi sejak tahun 2013. Awalnya, ia adalah penjual barang bekas kanibal dari mobil merek Datsun.

Golongan Darah A Disebut Paling Berisiko Corona, Golongan O Lebih Kebal, Bagaimana Penjelasan Medis?

"Saya tukang kanibal mobil-mobil merk Datsun. Saya kumpulkan mobil bekas Datsun, lalu saya kanibal untuk komponen yang masih bisa dipakai, saya jual kepada yang membutuhkan," cerita Parmin.

Peminatnya menurut Parmin lumayan banyak. Parmin sempat punya 85 unit mobil Datsun yang tak terpakai lagi, yang akan  dikanibal. Banyak komponen-komponen mobil masih bisa dipakai. Pembeli termasuk dari Pulau Jawa. 

Zulfian Karim, termasuk salah seorang mitra bisnis kanibal Datsun ini. Selama tiga tahun ia geluti bisnis itu.

Namun lambat laun, usaha kanibal Datsun ikut surut. Bahan baku sudah tidak tersedia lagi. "Populasi" Datsun bekurang.  Pembeli juga mulai berkurang. 

"Pada saat itulah muncul ide menjual kopi dengan mobil," kata Parmin.

 Hasil usahanya dari kanibal Datsun itulah yang ia olah menjadi usaha baru, yang belakangan populer disebut mobil kopi.

Miliki Jimat hingga Tiga Kali Beraksi, Dua Tersangka Hipnotis asal Riau dan Sumbar Dibekuk di Aceh

"Ketika itu, kopi Gayo sedang diminati. Di  Takengon tumbuh banyak kedai kopi dengan aneka inovasi. Saya terpikir, saya menyediakan kedai kopi di tepi jalan yang mudah dijangkau penikmat kopi," kenang Parmin.

Ia mulai buka usaha di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah berkeliling di tempat yang menurutnya punya peluang banyak pembeli.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved