Update Corona di Aceh
Tak Perlu Ada Kerja Sama Periksa Swab Covid-19, Ini Penjelasan Pemerintah Aceh
“Kita menganggapnya cara elite kita tunjukkan kepedulian meski tak sesuai alur kebijakan penanganan spesimen swab Covid-19."
Penulis: Subur Dani | Editor: Saifullah
Selanjutnya, SAG menerangkan, alasan-alasan pengiriman sampel ke Balitbangkes RI di Jakarta. Pertama, Plt Gubernur Aceh, Ir Nova Iriansyah MT tidak pernah melarang pengiriman sampel ke laboratorium FK Unyiah.
• Viral Video Mobil Satu Keluarga Tersangkut Besi di Jalanan Saat Melaju, Hampir Dihantam Truk
• Tinggal di Rumah Beratap Bocor, Janda 3 Anak Ini Kaget dan Terharu Dikunjungi Ketua DPRK Aceh Utara
• Dinas Koperasi & UKM Aceh Gelar Webinar Koperasi Syariah, Pembeli Hadir, Pelaku UKM Diminta Ikut
"Ada banyak sampel dari RSUZA yang dikirim ke Unsyiah tanpa intervensi Plt Gubernur Aceh," ujar Jubir Pemerintah Aceh ini.
Kedua, pemeriksaan swab dipilih ke Balitbangkes RI Jakarta karena tidak berbayar. Balitbangkes RI dan Balitbangkes Aceh tidak memungut biaya apa pun atas setiap sampel yang diperiksa.
"Hal itu berlaku sejak swab pertama dikirim, sekitar pertengahan Maret 2020 lalu hingga saat ini," beber SAG.
Ketiga, di Laboratorium FK Unsyiah juga ada banyak sampel yang harus diperiksa, baik pemeriksaan swab mandiri masyarakat maupun swab kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota.
Kelima, pemeriksaan swab tidak boleh terhenti akibat kehabisan bahan habis pakai (BHP). Karena itu, bahan tersebut harus dihemat.
• Mulai Besok Seluruh Puskesmas di Bener Meriah Diaktifkan Kembali
• Anggota DPRK Pidie Atok Jailani Meninggal, Pejuang GAM yang Rela Tinggalkan Usahanya
• Antisipasi Lonjakan Pasien Covid-19 di Aceh, Ruang Pinere 3 dan 4 RSUZA Diresmikan Besok
"BHP pemeriksaan PCR tidak mudah di pasar, sejak pandemi Covid-19. Hampir semua laboratorium sangat tergantung pada BHP bantuan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," ungkapnya.
Pengiriman swab ke Balitbangkes RI juga untuk penghematan BHP di laboratorium FK Unsyiah. BHP dari BNPB melalui Balitbangkes RI yang diteruskan Dinkes Aceh ke FK Unsyiah pada 5 juni 2020, misalnya, bisa melayani masyarakat lebih banyak lagi.
Kelima, bila sampel dari seluruh Aceh tersentral di laboratorium FK Unsyiah, juga akan terjadi antrian panjang dan hasilnya juga akan berhari-hari baru ada.
"Karena itu, kita hindari penumpukan swab. Pengiriman swab ke Balitbangkes RI juga untuk mencegah antrian dengan harapan bisa memperoleh hasilnya tidak terlalu lama," urainya.
Keenam, Balitbangkes Aceh akan beroperasi kembali dalam waktu dekat, setelah 14 hari off karena ada petugas yang positif Covid-19, sehinggan seluruh ruangan harus disterilisasi.
• Jelang Muswil Partai Aceh, Pengurus Sagoe Aceh Singkil Gelar Pertemuan
• Terpilih secara Aklamasi, Said Rizqi Pimpin Golkar Aceh Barat
• Abdya dan Nagan Tunda Pelaksanaan Swab
Lebih lanjut, SAG menyimpulkan, pengiriman swab ke Balitbangkes RI itu hendaknya tidak disikapi dengan sak wasangka. Ada maksud penghematan BHP yang sudah ada di Aceh dan berbagi beban.
Lebih penting lagi Balitbangkes tidak memungut biaya. “Pemeriksaan swab di Balitbangkes RI Jakarta tanpa menguras APBA yang notabene uang rakyat Aceh,” pungkas SAG.(*)