Berita Aceh Barat

Begini Cerita Kematian Abdullah Saat Diparang Tetangganya di Kebun, Motifnya Gara-gara Kerbau

Kapolres menceritakan, kasus itu sendiri berawal saat kerbau milik Bustami masuk ke kebun Abdullah dan merusak pagar milik korban.

Penulis: Sadul Bahri | Editor: Saifullah
Serambinews.com
Kapolres Aceh Barat, AKBP Andrianto Argamuda memperlihatkan barang bukti berupa parang pelaku pembunuhan warga Peulanteu, Jumat (14/8/2020), dalam konfersi pers di Mapolres setempat di Meulaboh. 

Laporan Sa’dul Bahri | Aceh Barat

MEULABOH - Polres Aceh Barat pada Jumat (14/8/2020), berhasil mengungkap dan menangkap pelaku pembunuhan Abdullah (38), warga Desa Peulanteu, Kecamatan Arongan Lambalek yang ditemukan meninggal secara tragis akibat ditebas parang di lehernya, akhir Juli 2020 lalu.

Ternyata tersangka pembunuhan Abdullah tidak lain adalah tetangganya sendiri, yaitu Bustami Teunom atau inisial BT (51), warga desa yang sama dengan korban yakni Desa Peulanteu, Kecamatan Arongan Lambalek.

Kasus tersebut terungkap setelah pihak kepolisian memeriksa 25 orang saksi. Dari situ terungkap bahwa pelakunya adalah BT, dan akhirnya pelaku ditangkap Sat Reskrim Polres Aceh Barat pada Kamis (13/8/2020).

Kapolres Aceh Barat, AKBP Andrianto Argamuda, didampingi Wakapolres Kompol M Yusuf, dan Kasat Reskrim AKP Parmohonan, kepada wartawan, Jumat (14/8/2020), dalam jumpa pers membeberkan motif kasus pembunuhan tersebut.

Kapolres menceritakan, kasus itu sendiri berawal saat kerbau milik Bustami masuk ke kebun Abdullah dan merusak pagar milik korban. Kala itu, korban sempat membacok kerbau milik pelaku sebanyak 4 ekor.

Pasien Positif Covid-19 di Aceh Besar Meningkat Jadi 239 Orang, Ini Penjelasan Jubir Covid, Iskandar

VIDEO Kematian Istri Muda yang Tergantung di Truk, Anak Pelaku Melihat Ayahnya Mencekik Leher Korban

Pencuri Bunga Hias di Median Jalan Ternyata Seorang Wanita, Pernah Kepergok Petugas Pukul 2 Dinihari

“Sedangkan antara pelaku BT dan korban Abdullah, memiliki kebun yang berbatasan di desa tersebut,” jelas Kapolres.

Pada Sabtu (25/7/2020) sekitar pukul 16.30 WIB, beber Andrianto, pelaku melihat korban bergerak dengan sepeda motor menuju ke kebun dengan membawa parang, bibit nilam, dan daun rumbia.

Melihat itu, lantas pelaku segera bergerak ke kebun guna untuk mencegah agar kerbaunya jangan dibacok lagi oleh korban.

Polisi menggiring pelaku pembunuhan warga Peulanteu dari tahanan pada acara jumpa pers dengan wartawan, Jumat (14/8/2020), di Mapolres Aceh Barat.
Polisi menggiring pelaku pembunuhan warga Peulanteu dari tahanan pada acara jumpa pers dengan wartawan, Jumat (14/8/2020), di Mapolres Aceh Barat. (Serambi Indonesia)

Sebelum menyusul korban, pelaku sempat kembali ke rumahnya untuk mengganti baju dan mengambil sebilah parang yang lantas kemudian meluncur ke kebunnya yang berbatasan dengan kebun korban.

“Setelah sampai di kebun dan berjumpa dengan korban, pelaku menegur korban saat itu supaya jangan lagi membacok kerbau milik pelaku,” papar Kapolres.

Wah, Kawanan Kerbau Merumput di Area Bandara Kuala Batu Abdya, Begini Tanggapan Kadis Perhubungan

Asrama Santri Putra Pesantren Darul Huffaz Tanoh Alas Terbakar

Innalillah, Satu Lagi Pasien Suspek Covid di RSUD-YA Tapaktuan Meninggal Dunia

Korban yang mendengar teguran pelaku ketika itu sontak marah dan merasa tersinggung, sehingga dalam kondisi emosi langsung mendekati pelaku.

Menyo hanjeut kutak keubeu kah, kutak kah jino (Kalau kerbau kamu tidak bisa saya bacok, kamu saya bacok),” ucap korban yang ditirukan oleh Kapolres berdasarkan pengakuan pelaku dalam pemeriksaannya.

Setelah korban dekat dengan pelaku, korban langsung mengarahkan parangnya ke arah pelaku. Sehingga dalam kondisi genting pelaku pun menangkis parang korban dengan menggunakan potongan kayu pagar.

Tak cuma menangkis, pelaku yang reflek usai menangkis parang korban langsung memanfaatkan kesempatan dengan mengarahkan parang milik pelaku tepat mengenai leher Abdullah (korban) di sebelah kiri.

Darah pun terus bercucuran dari leher korban setelah terkena tebasan parang pelaku. Dalam kondisi berlumuran darah, korban masih sempat mengejar pelaku saat itu.

Korban Selamat Ledakan Dahsyat Beirut Minta DK PBB Selidiki Penyebab Amoniak Nitrat Meledak

Aman Dio dan Keasyikan Menelusuri Sejarah dan Budaya Gayo dari Era Kolonial

Di Masa Pandemi, Pramuka Harus Terdepan Bantu Cegah Penyebaran Covid-19

Namun sekitar 10 meter kemudian, korban langsung roboh dalam kondisi telungkup dengan parang masih tergenggam erat di tangan.

“Korban saat itu diduga mulai hoyong dan tidak sadar lagi karena kehabisan darah yang keluar dari lehernya, hingga korban meninggal di tempat,” ulasnya.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved