Breaking News

Update Corona di Subulussalam

Jawab Tudingan Soal Rekayasa Covid-19, Ini Jawaban  Dokter Spesialis RSUD Kota Subulussalam      

“Bila memang ingin mencari keuntungan mengapa tidak sekalian semua pasien yang kami rawat kami buat adakan diagnosa Covid-19 biar kami kaya mendadak..

Penulis: Khalidin | Editor: Jalimin
For Serambinews.com
Risdianty Saragih, dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam saat menjalani SWAB terkait meninggalnya pasien positif Covid-19. (Foto Facebok Risdianty) 

Laporan Khalidin I Subulussalam

SERAMBINEWS.COM, SUBULUSSALAM –  “Bila memang ingin mencari keuntungan mengapa tidak sekalian semua pasien yang kami rawat kami buat adakan diagnosa Covid-19 biar kami kaya mendadak,”

Demikian antara lain petikan isi hati Risdianty Saragih, dokter spesialis penyakit dalam di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Subulussalam yang diunggah pada akun facebooknya dua hari lalu.

Postingan tersebut merupakan satu dari sederet tulisannya mengenai berbagai badai cercaaan dan tudingan miring terhadap insan medis terkait virus corona di daerah ini.

Cacian dan tudingan terkini terhadap para medis atau tenaga kesehatan termasuk para dokter menyangkut meninggalnya seorang pasien berinisial NM (48) yang dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil SWAB.

Tak tahan atas berbagai tudingan dan cercaan bahkan sumpah serapah para netizen, beberapa akun para tenaga kesehatan membuat sejumlah postingan berisi curahan hati mereka.

15 Tahun Damai Aceh - Meunyo Nanggroe Ka Aman, Keupeu Lom Beudee

Batal Berjumpa Wali Nanggroe, Massa Ingin Kibarkan Bendera Bintang Bulan, Kericuhan Pun Terjadi

Salah satunya, dokter Risdianty yang saban hari berhadapan dengan pasien termasuk mereka yang dicurigai terpapar covid-19.

Dalam tulisan yang diunggah Jumat (14/8/2020) tersebut Risdianty menyatkan bila penyakit Covid ini hanya konspirasi dokter atau tenaga kesehatan serta karangan semata,  untuk apa mereka memakai baju sumpek plus masker berlapis setiap hari.

Dia mengaku jika memakai baju hazmat itu membuat kondisi badan sampai lemas namun mereka tetap memakainya demi terhindar dari penyakit covid-19.

Risdianty juga menanyakan apakah ada yang sudah memakai masker? “Pakai masker selapis apa rasanya? Ini kami pakai masker berlapis. Demi menjaga diri,” ujar Risdianty

Lalu Risdianty menjelaskan soal ada yang menganggap mereka para dokter mengambil keuntungan dengan mengada-ngadakan kan diagnosa Covid pada pasien-pasien di sana.

BREAKING NEWS: Terjadi Kericuhan Usai Peringatan 15 Tahun MoU Helsinki di Meuligoe Wali Nanggroe

Dikatakan, bila memang ingin mencari keuntungan mengapa tidak sekalian semua pasien yang mereka rawat dibuat diagnosa covid-19.

“Kalau mau mencari keuntungan kenapa kami tidak buat semua pasien covid-19, biar kami kaya mendadak,” tulis Risdianty

Dijelaskan, dalam sebulan dia  merawat inap pasien sekitar 200-an ditambah 800 an pasien rawat jalan.

Nah, kata Risdianty jika saja mereka berniat buruk ingin membisniskan berapa pula dananya dengan meng covidkan semua pasien.

Dia pun mengimbau agar jadi netizen cerdas. Lalu buat anda penderita diabetes, asma, jantung, hipertensi dan penyakit kronis lainnya sebenarnya diminta lebih berhati-hati.

Ini karena mereka yang memiliki penyakit kronis tersebut paling rentan terpapar virus ini dan bila terpapar virus hingga akan lebih cepat buruk kondisinya.

Pangeran Abdulaziz bin Abdullah Tutup Usia, Tidak Mendukung Mohammed bin Salman Jadi Putra Mahkota

Sedangkan yang tanpa penyakit dan bugar biasanya hanya mendapatkan keluhan ringan saja. Meski dihujat, Risdianty menyampaikan agar seua sehat selalu serta berharap jjaga kesehatan dan protokol kesehatan.

Sebelumnya, Risdianty juga menyampaikan isi hatinya selaku para medis atau dokter di Subulussalam terkait masih banyaknya warga melakukan perjalanan ke zona merah.

Dia mempertanyakan kemana empati warga yang wara wiri ke zona merah tanpa protokol kesehatan.

Hal lain ketika warga tersebut sakit tidak jujur pada status perjalanan sehingga banyak nakes yang dikorbankan.

Para tenaga kesehatan, kata Risdianty juga memiliki istri, anak dan keluarga sehingga tak mau ikut tertular akibat ketidakjujuran pasien.

Mulai Sore Ini, Berikut 12 Link Alternatif Unduh Sertifikat Hasil UTBK-SBMPTN 2020

Warga Bireuen Sembuh Covid-19 Bertambah Lagi, Ini Datanya

Pengangguran di Indonesia Didominasi Orang yang Berpendidikan Tinggi, Menaker: Ini Ironi

Beragam tanggapan para netizen berdatangan mulai dari simpati dan mendoakan para dokter dan tenaga medis di Subulussalam tidak terpapar covid-19.

Berikut beberapa postingan Risdianty yang terpantau Serambinews.com terkait kondisi Covid-19 Subulussalam.

Kemana empati kalian pada kami..

Pergi ke zona merah tanpa protokol kesehatan

Lalu ketika sakit tidak jujur pada status perjalanan..

Berapa banyak nakes yg dikorbankan...

Mereka punya anak istri/suami...

Mana empati kalian pada kami..

Seandainya posisi kami ada pada kalian... Apa yg kalian rasakan..?

Salah seorang rasul pernah kena sakit menular dalam jangka waktu lama

Sahabat rasulullah yg banyak amal ibadahnyapun ada yg kena wabah..

Ada 'alim ulama yg kena wabah covid (salah satunya ustd hilmi)

Orangtua ulama kita juga ada kena covid (ayah dan keluarga ustdz khalid basalamah )

Lalu kamu siapa hingga merasa gak kena covid?

Hingga kamu siapa hingga merasa kebal dari wabah ini?

Siapa aja bs kena.. Apalagi tak mematuhi protokol kesehatan.. Sehingga jangan merasa kebal karena kamu, saya, dan kita bukan siapa2

ada yang menganggap kami para dokter mengambil keuntungan dengan mengada2kan dignosa COVID pada pasien2 kami..

Bila memang ingin mencari keuntungan mengapa tidak sekalian semua pasien yg kami rawat kami buat adakan diagnosa COVID biar kami kaya mendadak..

Sebulan saya merawat inap pasien sekitar 200-an tambah 800 an pasien rawat jalan.. Kan lumayan ya kalau di covidkan semua biar cepat saya kaya nya.. He... He...

Bila penyakit COVID ini hanya konspirasi kami serta karangan kami semata, ngapain kami dokter pakai baju sumpek plus masker berlapis setiap hari sampai lemas memakainya demi terhindar dr penyakit ini...

(ada yg sudah pakai masker? Pakai masker selapis apa rasanya? Ini kami pakai masker berlapis.. Demi menjaga diri)

Ayolah jadi netizen cerdas...

Buat anda penderita diabetes, asma, jantung, hipertensi dan penyakit kronis lainnya sebenarnya harusnya anda yg lebih berhati2 karena anda yg paling rentan terpapar virus ini dan bila terpapar virus akan lbh cepat buruk kondisinya sedangkan yg tanpa penyakit dan bugar biasanya hanya mendapatkan keluhan ringan saja..

Salam sehat selalu, jaga kesehatan dan protokol kesehatan ya..

Berhubung banyak sekali pasien yg menanyakan ke saya baik via wa maupun sms apakah saya praktek hari ini..

Dengan ini saya sampaikan informasi bahwa kedua pasien covid kemarin adalah pasien saya dan saya kontak langsung dengan pasien karena memeriksa pasien tsb

Sehingga untuk keamanan pasien saya semua, pagi ini saya melakukan swab dulu dan bila sudah terbukti negatif baru saya akan praktek seperti biasa kembali..

Mohon doanya agar saya negatif swab agar bs melayani pasien seperti biasanya kembali..

Ini saya lakukan demi kehati2an dan untuk melindungi pasien saya lainnya..

Buat psn yg membutuhkan pengobatan rutin silahkan kerumah sakit karena sementara saya digantikan oleh dokter pengganti

Salam sehat semua..

Semua tim medis dan para medis yg terpapar hari ini semua menjalani swab massal sekitar 50 orang.. Sakitnya jangan ditanya.. Pakai banget..

Percayalah...kalau ini konspirasi dan karangan kami semata tentu kami tak mau menjalani prosedur yg sungguh tak enak ini semua..

Penyakit ini nyata, jaga diri dan keluarga masing2.. Percayalah mencegah lebih baik dari mengobati..

Mohon doanya untuk 50 tenaga kesehatan yg menjalani swab massal hari ini..

Hubungan Barbie Kumalasari dan Galih Ginanjar Dikabarkan Kandas, Pengacara: Kum Tetap Akan Membantu

Warga Subulussalam yang Terpapar Covid-19 di Banda Aceh Dinyatakan Sudah Sembuh

Postingan terakhir Risdianty menyampaikan bahwa puluhan tenaga kesehatan termasuk dokter menjalani isolasi karena kontak dengan pasien Covid-19 yang meninggal dunia dua hari lalu.

Dia juga mengkonfirmasi jika dia salah satu dokter spesialis penyakit dalam yang juga menjalani isolasi disamping rekannya spesialis paru.

Selain isolasi, para nakes dan dokter juga menjalani swab untuk memastikan apakah terpapar atau tidak. Ini karena dia dan para nakes di RSUD Subulussalam kontak dengan pasien yang postif covid-19.(*)

SD/MI Bireuen Mulai Belajar Tatap Muka 18 Agustus, Ini Ketentuannya

Setelah Seorang Pasien Covid-19 Meninggal, Dokter & Nakes RSUD Subulussalam Diswab, 2 Ruang Ditutup

Korea Utara Resmi Cabut Lockdown, Kim Jong Un Tolak Bantuan Meski Tengah Dilanda Bencana Banjir

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved