Berita internasional
Rekam Jejak Pembunuhan Sadis Agen Israel Mossad, Mulai Racuni Korban hingga Pakai Bom High Explosive
Badan Intelijen Israel, Mossad, terkenal dengan sederet pembunuhan terhadap korbannya yang dilakukan secara sadis.
Sepuluh hari kemudian, darah keluar dari setiap lubang, sehingga Haddad meninggal dalam kesakitan. Para dokter bingung. Namun di Israel, Mossad memberi selamat kepada dirinya sendiri atas pekerjaan yang dilakukan dengan baik.
• Ternyata Cuma Segini Biaya Transfer Suarez ke Juventus, Gajinya Juga Jauh di Bawah Cristiano Ronaldo
• Mourinho Santai dan Sambut Positif Kekalahan Spurs dari Tim Degradasi, Ternyata Ini Penyebabnya
• Sara Ali Khan Berbagi Foto Membaca Buku di Kolam Renang, Sara Terkait Kasus Kematian Sushant Singh
Mahmoud al-Mabhouh, Kepala Petugas Logistik Hamas
Pada Januari 2010, tim yang terdiri dari beberapa lusin agen Mossad terbang ke emirat dengan paspor palsu, mengenakan wig, dan kumis palsu.
Menyamar sebagai turis dan pemain tenis, beberapa dari mereka bahkan membawa raket, agen Mossad ini masuk ke sebuah kamar di Hotel Al-Bustan yang mewah.
Di sana mereka menunggu buruan mereka, Mahmoud al-Mabhouh. Segera setelah al-Mabhouh masuk ke kamarnya, mereka menangkapnya dan menggunakan alat ultrasonik berteknologi tinggi untuk menyuntikkan racun ke lehernya bahkan tanpa merusak kulitnya.
Petinggi Hamas ini meninggal dalam tempo beberapa saat. Empat jam kemudian, sebagian besar agen Mossad, sudah terbang dari Dubai.
Ali Hassan Salameh
Ali Hassan Salameh, juga salah satu pria paling dicari di dunia. Salameh adalah Kepala Operasi Black September, kelompok warga Palestina yang membunuh 11 atlet Israel di Olimpiade Munich, Jerman tahun 1972.
• VIDEO - Asi Dua Bintang Eumpang Breuh di Kantor Serambi, Ngakak Saat Bang Taleb Tirukan Gaya Ariel
• Ini Beberapa Gejala dan Cara Penyembuhan Stroke, Simak Penjelasan Dr dr Imran
• VIDEO Kapal Feri yang Mengangkut 200 Penumpang Terombang-ambing di Lautan
Mossad ingin dia mati, tapi jejaknya menjadi dingin. Lalu datanglah keajaiban. Di Lillehammer, Norwegia, seorang agen rahasia Israel melihat Salameh di sebuah kafe. Kemudian kabar sampai ke Tel Aviv dan regu pembunuh dikumpulkan.
Pada 21 Juli, ketika Salameh dan pacarnya turun dari bus dalam perjalanan pulang dari bioskop, para pembunuh menunggu di sebuah Volvo sewaan.
Mereka melompat keluar dari mobil, melepaskan delapan tembakan, melompat kembali ke mobil mereka dan memekik, meninggalkan target mereka dalam genangan darah.
Namun, ternyata mereka telah membunuh orang yang salah. Bukan Salameh, tapi Ahmed Bouchikhi, seorang pelayan Maroko dengan istri yang sedang hamil tua.
Buntutnya, polisi Norwegia menangkap enam agen Israel. Lima menjalani hukuman di Norwegia, meskipun semuanya dibebaskan dengan cepat di bawah kesepakatan rahasia.
• Pasien Cuci Darah asal Nagan Raya Meninggal di RSUZA, Positif Covid dan Pemakaman Secara Prokes
• VIDEO Viral, Diduga Menghindar dari Razia, Pengendara Ditendang Petugas Hingga Terjungkal
• VIDEO - Anak Punk Buktikan Cinta Nabi dengan Santuni Anak Yatim
Tapi akhirnya Mossad dapat membuktikan diri. Mereka kemudian bisa mendapatkan Salameh.
Pada 22 Januari 1979, Salameh baru saja meninggalkan apartemennya di Beirut ketika seorang agen wanita Israel, mengawasi dari balkonnya, menekan tombol dan sebuah bom mobil raksasa merobek jalan.
Operasi pertama Mossad
Mossad banyak membunuh tokoh Palestina, seperti beberapa orang di atas. Namun ternyata, orang pertama yang meninggal dalam catatan Mossad bukanlah pejuang Palestina atau ekstremis sayap kiri.
Itu adalah seorang polisi Inggris, yakni Detektif Inspektur Tom Wilkin dari Aldeburgh di pantai Suffolk. Musim gugur 1944, Wilkin berada di Yerusalem, di mana dia bertugas untuk menindak gerilyawan zionis.