Indonesia Diserang Corona
Pemerintah Siapkan Uang Muka Rp 36,7 Triliun untuk Beli Vaksin Corona dari Inggris
Dari tiga perusahaan vaksin asal China tersebut, Pemerintah telah mengamankan 270 juta dosis vaksin Covid-19 untuk tahun depan.
SERAMBINEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah terus berupaya menyediakan vaksin corona bagi 270 juta penduduk Indonesia.
Sejumlah kerjasama dijalin dengan perusahaan-perusahan pembuat vaksin, mulai dari Sinovac, Sinofarm, dan Cansino.
Dari tiga perusahaan vaksin asal China tersebut, Pemerintah telah mengamankan 270 juta dosis vaksin Covid-19 untuk tahun depan.
Namun, jumlah itu masih kurang dari total kebutuhan awal, yakni 320 juta dosis.
Perlu diketahui, setiap orang akan mendapat jatah vaksinasi sebanyak dua kali dalam setahun. Sisa kebutuhan vaksin, sekitar 50 juta dosis akan dipenuhi pada 2022.
"Dalam perencanaan untuk tahun 2021 itu sudah secure untuk kebutuhan 135 juta orang. Jumlah vaksin sekitar 270 juta untuk 2021. Sisanya nanti terus didorong untuk 2022," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Senin (12/10/2020).
Baca juga: Luhut Binsar Pandjaitan Temui Menlu China, Bahas Soal Investasi hingga Vaksin Virus Corona
Baca juga: Vaksin Covid-19 China Diuji Klinis, Ini Dia Hasilnya
Baca juga: Hati Hiu Jadi Bahan Penting Pembuatan Vaksin Corona, Kelangsungan Hidup Predator Laut Ini Terancam
Airlangga mengatakan, penyediaan vaksin corona dari tiga perusahaan China itu sudah memasuki tahap final, seperti penyediaan 143 juta dosis vaksin corona dari Sinovac.
Menurutnya, pemerintah saat ini sudah memiliki perencanaan penyediaanya. "Kemudian finalisasi dengan beberapa supplyer atau beberapa vaksin provider seperti Sinovac kita sudah punya schedule detail pengadaan 143 juta dan ini seluruhnya nanti awalnya akan kerja sama dengan Bio Farma," terang Airlangga.
Sementara penyediaan vaksin corona dari Sinopharm ada 15 juta dosis di 2020. Kemudian, vaksin dari Cansino sebanyak 100 ribu dosis di akhir Desember dan 15 juta dosis di 2021.
Selain dengan Sinovac, Sinofarm, dan Cansino, Pemerintah kini juga tengah menjajaki kerja sama dengan produsen vaksin asal Inggris, AstraZeneca.
Airlangga mengatakan, ada 100 juta dosis vaksin yang dipersiapkan dalam kerja sama ini.
Untuk mengamankan kerjasama dengan AstraZeneca ini, Pemerintah harus membayar uang muka atau down payment (DP) sebesar USD 250 juta atau senilai Rp 3,7 triliun.
Uang muka tersebut setara dengan 50 persen dari total harga yang harus dibayar pemerintah untuk pengadaan 100 juta vaksin corona.
Uang muka atau DP ini sudah diatur dalam Perpres 99 tahun 2020 tentang vaksinasi Covid-19. DP, kata Airlangga, memang perlu dibayarkan untuk pembelian vaksin yang masih dalam tahap uji klinis alias belum bisa diproduksi.
Baca juga: Rusia Rencanakan Bagikan Hasil Awal Uji Coba Vaksin Covid-19
Baca juga: Ketika Trump Menolak, Cina Justru Bergabung dengan Program Vaksin WHO, Siap Donasikan Rp 29 Triliun
Baca juga: Pakar Kesehatan Inggris Keluarkan Peringatan, Vaksin Covid-19 Tidak Akan Akhiri Ancaman Virus Corona
Dana pembelian vaksin sendiri sudah dianggarkan dalam APBN melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN).
"Terkait pengadaan vaksin, pemerintah sudah mengeluarkan Perpres 99/2020 tentang pengadaan vaksin. Dan saat ini Menkes maupun Menteri BUMN sedang negosiasi final dengan AstraZeneca. Kita menyiapkan untuk pengadaan 100 juta dan itu diperlukan DP sebesar 50 persen atau 250 juta (dolar AS)," kata Airlangga.
Cek Halal
Terkait kehalalan vaksin, Airlangga yang juga merupakan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional memastikan vaksin Covid-19 halal digunakan. Menurutu dia status halal tersebut sudah masuk dalam pembahasan MUI.
"Terkait halal sudah dibahas dengan MUI dan insyaallah karena untuk pandemi COVID semua insyaallah halal thoyyiban," ujar Airlangga.
Selain menunjuk MUI untuk melakukan sertifikasi halal, pemerintah juga meminta Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) untuk ikut menguji. Sehingga masyarakat Indonesia, khususnya umat muslim, tidak perlu ragu lagi dengan status halal vaksin Covid-19.
Baca juga: India Mulai Siapkan Vaksin Covid-19 Awal Tahun 2021
Baca juga: Vaksin Corona Hanya Bertahan 6 Bulan, Vaksinasi Massal Harus Serentak untuk Cegah Penularan Lanjutan
Baca juga: Waduh, Kekebalan Setelah Divaksin Hanya Bertahan 6 Bulan, Vaksinasi Massal Covid-19 Harus Serempak
"Ada LPH dibuka seluas-luasnya termasuk perguruan tinggi negeri dan swasta yang berbasis yayasan Islam, ormas bisa dilibatkan. Tapi seluruh standar dan sidang fatwa MUI, jadi deadlock bisa diselesaikan," ucap Airlangga.
MUI sendiri rencananya pada Rabu (14/10) besok bersama dengan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan Bio Farma selaku BUMN yang mendistribusikan vaksin tersebut akan bertolak ke China untuk memastikan kehalalan vaksin corona.
Untuk kehalalan vaksin Corona G42/Sinopharm sendiri akan diambil dari data uji klinis di Uni Emirat Arab (UAE) karena di produksi di negara tersebut. Perlu diketahui, perusahaan asal UAE Group 42 (G42) bekerja sama dengan Sinopharm-China dalam pengembangan vaksin Corona.
"MUI-nya Abu Dhabi sudah menyatakan no issue dengan kehalalan vaksin G42," kata Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir dalam keterangan resmi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Senin (12/10).
Selain vaksin G42/Sinopharm, kehalalan vaksin Sinovac dan CanSino juga sudah dijamin melalui partisipasi MUI dalam proses pengujian data.
Honesti sendiri pada Sabtu (10/10) lalu sudah bertolak ke China, bersama dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto untuk melakukan finalisasi pembelian vaksin Corona tersebut.
Ketiga produsen vaksin Corona itu akan mulai melakukan pengiriman pada November 2020 mendatang.
Baca juga: 46 Pasien Covid-19 di Kabupaten Bener Meriah Sembuh, Tiga Meninggal, Berikut Data Lengkapnya
Baca juga: Ini Kiat Meredam Kecemasan di Tengah Pandemi Covid-19, Ini Penjelasan Ahli
Baca juga: China Uji Covid-19 Terhadap 9 Juta Orang di Qingdao, Ini Penyebabnya
Secara rinci Sinovac akan mengirim 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) pada minggu pertama November, 1,5 juta dosis vaksin (single dose vials) lagi pada minggu pertama Desember 2020, ditambah 15 juta dosis vaksin dalam bentuk bulk.
Lalu, G42/Sinopharm akan mengirim 15 juta dosis vaksin (dual dose) tahun ini, yang 5 juta dosis akan mulai datang pada bulan November 2020.
Kemudian, CanSino akan mengirim 100.000 dosis vaksin (single dose) pada bulan November 2020, dan sekitar 15-20 juta untuk tahun 2021. Single dose artinya satu orang hanya membutuhkan 1 dosis vaksinasi, sementara dual dose membutuhkan 2 kali vaksinasi untuk satu orang.(tribun network/fik/rin/dod)