Berita Aceh Selatan
Konflik Harimau vs Warga belum Tuntas, Kini Petani 'Berseteru' dengan Orangutan, Ini Penyebabnya
Menurut informasi yang diterima, Kamis (22/10/2020), sejumlah hektare tanaman jagung milik warga setempat dirusak oleh sekelompok oran
Penulis: Taufik Zass | Editor: Saifullah
Laporan Taufik Zass | Aceh Selatan
SERAMBINEWS.COM, TAPAKTUAN – Belum selesai konflik warga dan Harimau Sumatera di Dusun Labah Rambung, Gampong Durian Kawan, Kecamatan Kluet Timur, Aceh Selatan.
Kini giliran petani di Dusun Tapak Aulia, Desa Lawe Sawah, kecamatan yang sama dibuat resah oleh sekelompok orangutan (mawas) yang berkeliaran dan merusak tanaman jagung warga setempat.
Menurut informasi yang diterima Serambinews.com, Kamis (22/10/2020), sejumlah hektare tanaman jagung milik warga setempat dirusak oleh sekelompok orangutan.
Petani setempat berharap pihak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh segera melakukan langkah pengusiran terhadap satwa yang dilindungi itu.
“Betul, menurut laporan masyarakat, orang utan tersebut sudah mulai merusak tanaman jagung mereka," kata Camat Kluet Timur, Moeriadi SE, Kamis (22/10/2020).
Baca juga: Per 22 Oktober 2020, 38 Warga Lhokseumawe yang Masuk Daftar Suspek Covid-19 Masih Dalam Pemantauan
Baca juga: Warga Bisa Daftar Via Keuchik, Bantuan untuk Pelaku Usaha Mikro
Baca juga: Baitul Mal Aceh Siapkan Bantuan Dana KUBE
Menindaklanjuti laporan warga ini, kami juga sudah melakukan koordinasi dengan BKSDA untuk segera mencari solusi pencegahan dan pengusiran terhadap satwa tersebut,” lanjutnya.
Menurut Moeriadi, kehadiran orangutan di kawasan perkebunan warga tersebut selain merusak tanaman milik petani, juga membuat petani semakin takut untuk pergi ke kebun.
Jika kondisi ini terus berlanjut, ulas Camat Moeriadi, dikhawatirkan masyarakat yang bermata pencaharian sebagai petani itu akan kehilangan pekerjaannya.
“Ya, mudah–mudahan bisa segera dicari solusi dan diambil langkah penanganan agar satwa yang dilindungi ini bisa kembali ke habitatnya dan tidak lagi mengganggu tanaman warga," ucap dia.
Baca juga: Update Covid-19 di Aceh hingga 21 Oktober, Kasus Positif Capai 6.844 Orang
Baca juga: Miris! Mahasiswa di Pidie Terpaksa Gadai Ponsel hingga Sepmor untuk Lunasi Biaya Kuliah
Baca juga: Hari Santri di Dayah Insan Qurani Aceh Besar, Ada Bagi Alquran dan Doa Covid-19 Cepat Berakhir.
"Sebab selama pandemi Covid ini, masyarakat hanya bisa bergantung hidup dari hasil pertanian dan perkebunan,” pungkas Camat Kluet Timur.(*)