Berita Kutaraja

Game High Domino Picu Perceraian, Santri Aceh Pertanyakan Komitmen Pemerintah Berantas Judi Online

Rabithah Thaliban Aceh (RTA) mengkritisi Pemerintah Aceh yang tidak berupaya melakukan pemberantasan judi online di Aceh.

Penulis: Subur Dani | Editor: Saifullah
FOR SERAMBINEWS.COM
Ketua I Rabithah Thaliban Aceh, Dr Tgk Teuku Zulkhairi MA 

“Ingat, pemimpin itu akan dimintai pertanggungjawabannya kelak di akhirat tentang rakyat yang dipimpinnya. Jangan sia-siakan amanah jabatan yang sedang dipegang. Gunakanlah di jalan Islam,” pungkas Zulkhairi.

Baca juga: India Ciptakan Chip dari Kotoran Sapi, Klaim Mampu Tangkal Radiasi Ponsel yang Berbahaya

Baca juga: IPNU Aceh Minta Pemerintah Bentuk Tim Peucrok untuk Kawal Fatwa MPU Aceh tentang Haram Chip Domino

Diberitakan sebelumnya, Mahkamah Syari’yah Jantho saat ini sedang menangani perceraian tiga pasangan suami istri (pasutri) di Aceh Besar dikarenakan suami kecanduan bermain game high domino.

Pasalnya, gara-gara candu game tersebut membuat suami menguras penghasilan, bahkan hingga sampai menjual ayam dan bebek hanya untuk membeli chip domino.

Kondisi ini praktis tidak bisa diterima oleh sang istri karena dalam situasi perekonomian yang anjlok di tengah pandemi Covid-19, penghasilan sekecil apa pun harus dikelola sebaik mungkin, bukan untuk beli chip domino.

"Fakta-fakta di persidangan di Mahkamah Syari’yah Jantho, sejak tiga bulan ini, saat istri menggugat suami cerai, ternyata suami rela menjual ayam dan bebek untuk membeli chip domino," kata Ketua Mahkamah Syar’iyah Jantho, Siti Salwa SHI MH, melalui Humas Tgk Murtadha LC kepada Serambinews.com, Rabu (4/11/2020).

Selain itu, papar Tgk Murtadha, fakta lainnya yang terungkap dalam persidangan, suami sering pulang larut malam karena asyik bermain game high domino.

Baca juga: Massa Demo DPRK Nagan Raya Bakar Pocong Ketua DPR-RI, Ada Poster Chip Gratis untuk Dewan

Ketika istri minta uang belanja rumah tangga, suami tidak memberikannya karena uang yang ada habis untuk beli chip domino.

“Belum lagi, suami malas untuk bekerja karena kecanduan game high domino dan menjadi cepat marah sehingga terjadi perselisihan suami istri,” paparnya.

Bukan itu saja, suami juga menguasai handphone sehingga anak-anak mereka tidak bisa mengikuti proses belajar mengajar sistem daring (dalam jaringan).

"Kecanduan game high domino ini bukan saja merusak ekonomi, tapi juga rumah tangga hancur," tukas Tgk Murtadha.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved