Berita Kesehatan
Mutasi Virus Corona Bikin Ngeri, Tapi Anak-anak Dilaporkan Lebih Sulit Terpapar, Mengapa?
Hanya saja, dikabarkan varian baru virus corona itu disebutkan tak akan menular dengan cepat pada anak-anak karena sedikitnya jumlah reseptor di tubuh
SERAMBINEWS.COM - Di saat pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) belum reda, kini muncul varian baru yang lebih ganas.
Varian baru virus corona ini disebut-sebut punya daya menular lebih cepat dibandingkan seniornya yang bermula dari Kota Wuhan, Cina pada akhir tahun 2019 lalu.
Hanya saja, dikabarkan varian baru virus corona itu disebutkan tidak akan menular dengan cepat pada kalangan anak-anak karena sedikitnya jumlah reseptor dalam tubuh.
Meski begitu, para pakar di Inggris saat ini menyelidiki apakah mutasi virus corona itu menular lebih mudah di kalangan anak-anak.
Jika memang terbukti dapat menular lebih cepat pada anak-anak, maka ini dapat menjelaskan proporsi yang signifikan dari peningkatan penularan.
Baca juga: T Riski Aulia Terpilih Sebagai Ketua Golkar Kecamatan Blangpidie
Baca juga: VIRAL Akad Nikah Batal, Make Up dan Pelaminan Sudah Siap, Pengantin Pria tak Datang-datang
Baca juga: Peringati Hari Ibu, KAMMI Bagi Ratusan Sarapan Pagi kepada Ibu-ibu di Aceh Barat
Pernyataan itu muncul dari anggota New and Emerging Respiratory Virus Threats Advisory Group (NERVTAG).
Pada Senin (21/12/2020) kemarin, Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson mengatakan, sekolah akan dibuka kembali pada Januari ‘jika memungkinkan’.
Tidak ada indikasi bahwa varian baru virus corona membawa ancaman yang lebih besar bagi kesehatan anak-anak.
Anak-anak biasanya terhindar dari virus corona, namun varian baru virus corona yang ditemukan di Inggris kemungkinan bisa mengubah peran anak-anak, dan sekolah, dalam penyebaran virus.
Varian virus corona sebelumnya diketahui lebih sulit menginfeksi anak-anak ketimbang orang dewasa.
Salah satu alasannya karena anak-anak memiliki lebih sedikit reseptor ACE2 - yang digunakan oleh virus untuk masuk ke sel tubuh.
Baca juga: Sepp Blatter Kembali Terseret Kasus Hukum, Diduga Korupsi Proyek Museum FIFA, Kerugian Capai Rp 8 T
Baca juga: Sandiaga Uno Jadi Menteri Parekraf, Mantan Jubir PASA Aceh, Tarmizi Age Ucapkan Selamat
Baca juga: Ini Data Covid di Abdya, Total Kasus 94, 85 Orang Sembuh, 8 Meninggal, dan Satu Orang Masih Isolasi
Prof Wendy Barclay yang merupakan anggota NERVTAG dari Imperial College London mengatakan, mutasi virus tampaknya membuatnya lebih mudah untuk masuk melalui reseptor yang ada.
Dia mengatakan, ini bisa menempatkan anak-anak ‘sejajar’ dengan orang dewasa karena virus menjadi ‘kurang terhambat’ pada anak-anak.
"Oleh karena itu, anak-anak sama-sama rentan, mungkin terhadap virus ini seperti orang dewasa, dan oleh karena itu dengan pola pencampuran mereka, Anda akan melihat lebih banyak anak yang terinfeksi," ujarnya.
Penelitian untuk memahami varian virus baru ini sedang dilakukan secepat kilat dan hingga kini masih banyak ketidakpastian.