Opini
Negara Kembar dalam Gempa dan Tsunami
Indonesia dan Jepang menjadi negara kembar dalam hal bencana gempa dan tsunami. Dua negeri yang sama-sama berada pada zona Cincin Api
Gempa Kerinci 7 Oktober 1995 menyebabkan 84 orang tewas. Tahun 2000 terjadi juga gempa di Bengkulu tepatnya tanggal 4 Juni menewaskan sedikitnya 94 orang. Setelah itu tidak tercatat lagi gempa-gempa besar di Indonesia.
Indonesia kembali dikejutkan dengan gempa Aceh 26 Desember 2004 dengan kekuatan 9,2 SR yang kemudian disusul dengan gelombang tsunami raksasa setinggi 30 hingga 50 meter di beberapa wilayah pesisir Aceh.
Tsunami Aceh tidak hanya memporakporandakan Aceh tetapi gelombang maut tersebut terus merambat ke berbagai negara di Asia seperti Penang, Phuket di Thailand, Banglades, India, Maladewa, Myanmar bahkan sampai ke Afrika Timur seperti Tanzania, Kenya, Somalia, Madagsakar.
Gempa Aceh seakan membangunkan gempa-gempa lainya yang tertidur. Setelah gempa Aceh kita rasakan gempa susul menyusul seperti arisan, ada Gempa Nias 28 Maret 2005 kekuatan 8,7 Skala Richter (SR), Yogya 27 Mei 2006-5,9 SR, Padang 6 Maret 2007-6,4 SR, Padang 30 September 2009-7,6 SR, Pidie Jaya 7 Desember 2016-6,5 SR.
Kemudian, Lombok berturut-turut tiga gempa besar dengan pusat gempa yang berbeda, hal ini fenomena langka dalam sejarah gempaya itu pada 29 Juli 2018 (6,4 SR) 5 Agustus 2018 (7 SR) dan 19 Agustus 2018 (6,5 SR) kemudian Palu 28 September 2018 dengan kekuatan 7,7 SR disertai dengan tsunami dan likuifaksi (tanah berubah menjadi bubur dan bergerak).
Setelah itu tsunami di Pandeglang 23 Desember 2018 tanpa didahului oleh gempa tektonik, belakangan baru diketahui tsunami terjadi akibat adanya runtuhan atau longsoran anak gunung Krakatau di selat Sunda.
Masih akan adakah gempa-gempa besar lainnya ke depan? Wallahu `alam bi shawabhanya Allah yang MahaTahu. Namun dari aspek fenomena alam geologi difahami bahwa gempa akan terus terjadi seiring dengan siklus keseimbangan alam, hanya saja kapan, dimana dan berapa kekuatannya tidak ada manusia yang tahu.
Karena itu, marilah terus mendekatkan diri kepada Pemilik Alam Semesta yaitu Allah SWT dengan banyak beribadah berbuat kebaikan dan menjauhi kemungkaran maka bencana akan dihindarkan sebagaimana firman Allah dalam surah Al Araf ayat 96, "Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan."
Mari kita belajar dari Jepang sebagai bangsa yang tidak pernah melupakan bencana. Jangan sampai kita menjadi bangsa yang melupakan bencana, karena hal itu akan menjadi bencana untuk anak cucu kita di kemudian hari.
Mari kita wariskan sejarah bencana untuk menjadikan anak cucu kita masyarakat yang tangguh terhadap bencana alam dalam arti sabar dan selalu memiliki kesiapansiagaan ketika bencana datang sebagai bagian dari ikhtiar.