Kesehatan
Lebih Baik Menyantap Makanan Panas atau Dingin? Mana Lebih Menyehatkan?
Sebelum mengonsumsi makanan, pentingkah mempertimbangkan suhu makanan terhadap kesehatan kita? Makanan apa yang lebih sehat, panas atau dingin?
Penulis: Firdha Ustin | Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM - Sebelum menyantap sebuah masakan, biasanya masakan tersebut dicicipi terlebih dahulu.
Untuk mencicipi sebuah masakan biasanya dilakukan ketika masakan tersebut masih dalam keadaan panas.
Sebagian orang lagi mencicipi makanan ketika hidangan tersebut sudah dalam kondisi dingin.
Makanan apa yang lebih sehat, panas atau dingin? Pertanyaan ini sering muncul bahkan dengan mitos-mitos yang menyertainya.
Sebelum mengonsumsi makanan, pentingkah mempertimbangkan suhu makanan terhadap kesehatan kita?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, simak ulasan berikut ini seperti melansir dari Step to Health, Senin (25/1/2021).
Makanan Panas dan Dingin, Manakah yang Lebih Sehat?
Makan makanan panas membantu pencernaan
Tahukah Anda mengapa disarankan untuk makan atau minum sesuatu yang panas bahkan di musim panas?
Baca juga: 7 Tindakan Membersihkan Tubuh Ini Bisa Membahayakan Kesehatan, Dari Ngupil Hingga Jenis Sabun Mandi
Jawabannya sangat sederhana, menurut sebuah artikel yang diterbitkan dalam Journal of Food and Agricultural Sciences, makanan atau cairan panas membantu kita mencerna.
Agar lambung dan usus bekerja dengan baik, ada baiknya memilih makanan dengan suhu yang sama dengan tubuh, sekitar 37 derajat.
Makan makanan panas atau hangat membuat proses pencernaan lebih mudah.
Dengan cara ini, perut tidak perlu bersusah payah mencapai suhu yang tepat sebelum mulai bekerja.
Itu sebabnya makan makanan panas juga merupakan pilihan yang baik untuk orang yang menderita masalah pencernaan atau pencernaan yang lambat.
Dan, seperti halnya makanan pedas, makanan panas juga merupakan cara yang baik untuk tetap hangat.
Suhu meningkatkan penyerapan beberapa nutrisi
Suhu makan yang tepat dapat meningkatkan ketersediaan beberapa nutrisi, seperti senyawa antioksidan pada tomat dan wortel.
Aspek lain yang perlu dipertimbangkan saat memilih antara makanan panas dan dingin adalah bagaimana suhu memengaruhi nutrisi dalam makanan.
Baca juga: 11 Manfaat Kesehatan Teh Delima, Bagus untuk Jantung hingga Perawatan Gigi, Begini Cara Membuatnya
Dalam beberapa kasus, suhu dapat membuat beberapa nutrisi lebih mudah diakses dan diserap.
Untuk alasan ini, dengan makanan, yang terbaik adalah menerapkan beberapa jenis masakan sebelum memakannya:
- Telur mentah memperburuk pencernaan proteinnya.
- Tomat dan wortel yang dimasak meningkatkan ketersediaan komponen antioksidan seperti likopen dan beta-karoten.
- Masak brokoli untuk akses yang lebih baik ke aksi glukosinolat.
Baca juga: Harga Emas Naik, Berikut Rincian Lengkap Harga Emas Hari Ini Senin (25/1/2021)
Kehilangan nutrisi
Bertentangan dengan apa yang kita lihat di atas, ada kalanya memasak makanan dapat menyebabkan hilangnya nutrisi secara signifikan.
Hal ini terutama berlaku untuk vitamin yang larut dalam air seperti vitamin C dan vitamin B, yang sangat sensitif terhadap panas.
Sumber utama vitamin ini dalam makanan kita adalah buah-buahan dan sayuran, yang bisa kita makan mentah tanpa masalah.
Oleh karena itu, sebaiknya Anda memasukkan salad dan buah-buahan segar dalam menu makanan harian kita.
Jika kita merasa sulit untuk makan makanan yang sangat dingin, kita bisa mengeluarkannya dari lemari es lebih awal untuk menghangatkannya.
Baca juga: Ini Manfaat Berkebun bagi Kesehatan, Meredakan Stres hingga Dapat Makan Lebih Sehat
Untuk sayuran yang tidak dapat kita konsumsi mentah, metode memasak yang paling cocok adalah mengukus, memanggang, atau menumis dengan cepat.
Makanan panas atau dingin untuk mencegah keracunan
Makanan seperti ikan, telur, dan daging harus dimasak dengan matang untuk menghilangkan kemungkinan mikroorganisme patogen.
Dengan pengelolaan suhu memasak yang baik, kita dapat menyelamatkan diri dari banyak masalah yang dapat mempengaruhi kesehatan.
Pertumbuhan bakteri berhubungan langsung dengan suhu.
Dengan menerapkan panas, kita dapat menghilangkan sebagian besar patogen. Untuk alasan ini, disarankan agar makanan yang paling sensitif (daging, telur, atau ikan) dimasak dengan sangat baik.
Baca juga: Viral Masjid Terendam Banjir, Airnya Jernih Seperti Kolam Renang
Kita juga harus memastikan bahwa tidak ada porsi makanan yang mentah atau setengah matang.
Setelah matang, kita harus mengkonsumsinya dalam waktu sesingkat mungkin atau menyimpannya di atas 65 derajat. J
Jika ingin memakannya dalam keadaan dingin, penting untuk menjaga standar memasak dan pengawetan yang tepat dalam dingin.
Makanan panas biasanya terasa lebih enak
Rasa makanan dirasakan di lidah berkat indra perasa dengan suhu makanan antara 20 dan 37 derajat mendukung persepsi rasa.
Baca juga: BERITA POPULER - Harga Emas Turun, Oknum PNS Tertangkap Mesum, Hingga Kakek Rudapaksa Bocah 4 Tahun
Baca juga: Manfaat Luar Biasa Jahe Campur Madu bagi Kesehatan, Bantu Atasi Masalah Pernapasan hingga Kanker
Sebaliknya, ketika kita makan makanan yang sangat dingin, kita harus mencicipinya sebentar untuk menghargai rasanya. Namun, kita harus berhati-hati dengan makanan yang sangat panas.
Di satu sisi, kita cenderung menolak makanan panas untuk menghindari membakar lidah kita.
Di sisi lain, terus menerus mengonsumsi makanan yang terlalu panas dapat memicu masalah pada kerongkongan dan perut, demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal “Mdicinee” .
Menurut Cancer Research Agency, minuman yang sangat panas (di atas 65 derajat) diklasifikasikan sebagai kemungkinan karsinogen atau zat yang dapat menyebabkan pertumbuhan sel kanker.
Baca juga: VIRAL Kakek Bawa Motor Ugal-Ugalan, Lepas Kedua Tangan Hingga di Tikungan Jalan
Meskipun kita mungkin berpikir bahwa rasa makanan tidak akan menjadikannya pilihan yang kurang lebih sehat, sangat penting untuk mengetahui cara menikmati makanan.
Selain kuantitas, nutrisi, atau penyerapannya, makanan juga banyak berkaitan dengan emosi dan kesejahteraan.
Bagaimana kita memilih opsi terbaik?
Dari semua keuntungan dan kerugian makanan panas atau dingin, sebaiknya pertimbangkan tips berikut ini untuk membuat pilihan yang lebih baik:
Baca juga: BERITA POPULER - Sosok Deva Istri Syekh Ali Jaber, Emas di Perut hingga Bocah 9 Tahun Ucap Syahadat
Baca juga: 6 Manfaat Jahe untuk Kesehatan jarang Diketahui, Sembuhkan Flu hingga Menurunkan Berat Badan
- Menggabungkan makanan panas dan dingin setiap kali makan.
- Kukus, panggang, atau tumis sayuran sebentar untuk meminimalkan kehilangan vitamin dan meningkatkan ketersediaan nutrisi.
- Masak daging, ikan, dan telur hingga matang dan makan segar atau panaskan kembali.
- Beberapa makanan perlu dimasak untuk menyerap nutrisi dengan lebih baik. Ini tidak berarti bahwa kita tidak bisa memakannya dingin.
Namun, pastikan untuk selalu menghormati kondisi optimal pengawetan dan ingat bahwa makanan hangat atau panas cenderung terasa lebih enak. (Serambinews.com/Firdha Ustin)
Baca juga berita lainnya
Baca juga: Korban Tanah Bergerak di Lamkleng Minta Dipindahkan ke Tempat Aman, Alami Pergeseran Tiap Hari
Baca juga: Kronologi Suami Bunuh Istri Gegara Uang Habis Dipakai untuk Belanja, Pelaku Ditangkap
Baca juga: Suami Talak Istri dari Pesan WhatsApp Karena Jarak, Sahkah Talaknya ? Simak Penjelasan Buya Yahya