Shalat Jenazah Bukhari Daud, Mantan Bupati Aceh Besar, Diimami Putra Tunggalnya
Jenazah almarhum kemudian dishalatkan oleh ratusan jamaah dengan imamnya Putra El-Mukram
Penulis: Yarmen Dinamika | Editor: Amirullah
Laporan Yarmen Dinamika l Banda Aceh
SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH – Dr H Bukhari Daud MEd, Bupati Aceh Besar periode 2007-2012, meninggal dunia dalam usia 61 tahun pada Kamis (11/2/2021) pukul 01.30 WIB di rumahnya, kawasan Lampeuneurut, Aceh Besar.
Jenazah almarhum kemudian dishalatkan oleh ratusan jamaah dengan imamnya Putra El-Mukram yang tak lain adalah putra tunggal dari pasangan Dr Bukhari Daud dan Dra Hj Maslaila.
Sebagaimana dilaporkan terdahulu, almarhum Bukhari meninggalkan satu istri dan empat anak. Tiga anaknya putri, satu lagi putra, itulah Putra El-Mukram, anak ketiga dari empat bersaudara.
"Ananda Putra yang menjadi imam dalam shalat jenazah tadi," kata Hj Maslaila, istri almarhum Bukhari Daud saat ditanyai serambinews.com, Kamis (11/2/2021) siang.
• Meninggal di Rumahnya, Ini Sakit Bukhari Daud Mantan Bupati Aceh Besar
• VIRAL Warga Lakukan Pemotretan Berkubangan di Jalan Rusak Sindir Pemerintah, Ini Faktanya
• Viral Petugas Dinsos Asik Karaoke saat Ada Warga Minta Bantuan Banjir, Disebut Butuh Refresing
Menurut Hj Maslaila, prosesi tajhiz mayat selesai sebelum pukul 12.00 WIB. Lalu, jenazah almarhum dishalati yang diimami Putra El-Mukram.
Jenazah mantan bupati Aceh Besar itu kemudian dibawa ke lokasi pemakaman.
"Dimakamkan di pemakaman umum Gampong Lampeuneurut, Aceh Besar," kata Maslaila.
Ia kembali menegaskan bahwa
suaminya itu meninggal akibat serangan jantung.
Hj Maslaila mengatakan, almarhum memang mengalami gangguan jantung akhir-akhir ini.
Sudah pernah diopname di rumah sakit kemudian kondisinya membaik. Diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter dan dianjurkan cukup minum obat saja.
Jadi, menjelang mengembuskan napas terakhir dini hari tadi, kondisi fisik Dr Bukhari dalam keadaan normal. Itu sebab ia tidak sempat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk penanganan darurat medis.
• Penyerahan SK CPNS, Bupati Mawardi Ali Tegaskan 10 Tahun tak Boleh Pindah Tugas Keluar Aceh Besar
• Dituding Jadi Dukun Santet, Pasangan Lansia Nyaris Tewas Diamuk Massa, Rumah Dibakar Habis
Sebagaimana diberitakan tadi pagi, Dosen Program Studi Bahasa Inggris pada FKIP Universitas Syiah Kuala (USK) itu meninggal di rumahnya, kawasan Lampeuneurut, Aceh Besar.
Kabar duka tentang berpulangnya Dr Bukhari Daud beredar luas di berbagai grup WhatsApp (WA) sejak menjelang subuh tadi.
“Innalillahi wainnailaihi rajiun. Telah berpulang ke rahmatullah orang tua kita Bpk. Dr. H. Bukhari Daud (mantan bupati Aceh Besar) tadi pukul 02.00 WIB dini hari di rumahnya di Lampeuneurut, Aceh Besar. Semoga husnul khatimah. Aamin."
Pesan duka tersebut beredar di di sejumlah grup WA dan sudah diteruskan ratusan kali. Antara lain di grup WA Silaturahmi Abes dan grup WA Jantong Aceh USK UIN yang di-posting oleh Dr Nasrullah RCL, Dosen Fakultas Teknik USK yang juga tokoh Aceh Besar.
Setelah tak lagi menjabat bupati, Bukhari Daud kembali mengabdi di FKIP USK sebagai dosen linguistik.
Namun, tadi malam Serambinews.com mendapat informasi dari Rektor Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, Dr Mirza Irwansyah MBA MLA bahwa Bukhari Daud sudah mengajukan pensiun dini dari dosen di FKIP USK.
• Berapa Banyak Telur yang Boleh Dikonsumsi? Sehatkah Jika Dimakan Setiap Hari? Baca Ulasan Berikut
Istrinya juga mengakui hal itu. Bukhari memang mengajukan pensiun dini pada usia 61 tahun dari seharusnya 65 tahun, tapi belum mendapat restu dari atasannya.
Sebelumnya ia pernah menjabat Ketua Komisi Beasiswa Aceh yang pada masa Gubernur Zaini Abdullah diubah menjadi Lembaga Pengembangan Sumber Daya (LPSDM) Aceh.
Bukhari juga dikenal luas sebagai qari, mubalig, dan imam di Masjid Lampeuneurut.
"Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Beliau memang orang yang sangat baik. Insyaallah husnul khatimah," kata Darwati A Gani, Anggota DPR Aceh yang mengenal sejak lama sosok Bukhari Daud yang meraih program doktor di Australia.
Jasanya di bidang pelestarian dan pengembangan bahasa Aceh cukup dikenang, karena bersama mentornya, Dr Mark Durie, Bukhari menerbitkan kamus Bahasa Aceh-Inggris.
Kamus ini digunakan secara luas oleh pembelajar bahasa Aceh di dalam dan luar negeri.
"Kita kehilangan pakar linguistik Aceh yang menyusun kamus Aceh-Inggris bersama mentornya, Dr Mark Durie di Australia. Semoga Allah Swt memberikan tempat terbaik kepada almarhum. Alfatihah," tulis Nezar Patria, putra Aceh di Jakarta yang saat ini menjabat Direktur Kelembagaan PT Pos Indonesia.
Selamat jalan Teungku Bukhari, akademisi yang taat. (*)