Tips Kesehatan
Selain Wanita di Bali, Pria Malawi Ini Meregang Nyawa setelah Berhubungan Intim, Ini Penyebabnya
Dalam beberapa kasus, orgasme saat berhubungan intim memiliki beberapa efek samping. Berikut efek samping dari orgasme yang diungkapkan para ahli
Penulis: Agus Ramadhan | Editor: Safriadi Syahbuddin
SERAMBINEWS.COM – Masyarkat Indonesia tengah dihebohkan dengan kabar seorang wanita di Bali meninggal dunia usai berhubungan intim.
Wanita yang memiliki suami itu meninggal kejang-kejang seusai melakukan hubungan badan dengan selingkuhannya.
Menurut informasi, wanita berinsial MS (39), dan selingkuhannya berinisial MSA (66) melakukan hubungan badan di rumah milik anak MSA pada Senin (15/2/2021) pukul 09.00 WITA.
Rumah anak MSA tersebut terletak di Gang Kepundung, Buleleng, Bali.
Setelah 20 menit melakukan hubungan badan, MS tiba-tiba menggeliat, dan tidak bernafas.
Hingga saat ini pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait penyebab kematian MS.
Sebelumnya, kasus seseorang meninggal dunia seusai melakukan hubungan badan juga pernah terjadi.
Baca juga: Cabuli Anak Kandung Hingga Hamil,Pria Ini Paksa Korban Berhubungan dengan ODGJ untuk Hilangkan Jejak
Baca juga: Tak Dengar Nasihat Suami, Wanita Ini Meninggal saat Berhubungan dengan Selingkuhan Kakek 66 Tahun
Baca juga: Untuk Suami Istri, Hubungan Badan Cukup Sekali Seminggu atau Tidak? Bagaimana Baiknya? Ini Kata Ahli
Seorang pria dari negara Malawi di Benua Afrika, meregang nyawa usai melakukan hubungan badan dengan tunasusila.
Pria tersebut bernama Charles Majawa, berusia 35 tahun meningal tak lama setelah berhubungan intim dengan seorang wanita.
Wanita itu kemudian melapor ke polisi tentang kematian tersebut setelah berbicara dengan rekan-rekannya.
Menurut laporan post-mortem, kematian Majawa adalah akibat orgasme berlebihan yang menyebabkan pembuluh darah di otak pecah.
Selain itu, petugas polisi telah mengkonfirmasi bahwa wanita tersebut tidak akan dimintai pertanggungjawaban atas kematian Majawa.
Oleh karena itu, dia tidak ada didakwa oleh pengadilan atas peristiwa tersebut.
Laporan East Mojo pada 28 Januari 2021, yang mengutip surat kabar lokal The Nyasa Times, mengatakan penyebab kematian pria itu “karena terlalu sangat bergairah".
Baca juga: Usai Suami Minum Air Ini, Istri Minta Ampun Tak Sanggup Layani di Ranjang, Sehari Bisa 7 Kali
Baca juga: Janda Muda Ngaku Dihamili Angin, Identitas Mantan Suami Siti Zainah Terungkap, Polisi Segera Tes DNA
Juru bicara Kantor Polisi Phalombe, Innocent Moses, membenarkan bahwa pria itu meninggal karena 'orgasme ekstrem'.
Sebelumnya, pada 7 Januari 2021, seorang pria India dari Nagpur meninggal saat berhubungan seks setelah lehernya diikat dengan tali.
Menurut laporan polisi, wanita itu mengikat tangan dan kakinya ke kursi dan kemudian mengikatkan lehernya dengan tali untuk meningkatkan kenikmatan seksual.
Orgasme Bisa Membahayakan?
Melansir dari Eva.vn, Kamis (18/2/2021), penelitian menunjukkan bahwa berhubungan seks setidaknya sekali seminggu sebenarnya mengurangi separuh risiko kematian dini.
Para peneliti menemukan bahwa orgasme secara teratur dikaitkan dengan tingkat kematian yang lebih rendah akibat kanker, penyakit jantung, dan penyakit lainnya.
Mereka mengatakan bahwa berhubungan intim setara dengan olahraga "intensitas sedang" dan memiliki manfaat kesehatan yang serupa.
Aktivitas ranjang dapat melepaskan ion negatif tubuh, yang bisa meningkatkan kesehatan mental dan mendorong aktivitas sel yang mengurangi risiko kanker.
Baca juga: Digerebek Tidur Bersama Istri Orang, Rohmansah Kabur dan Tewas Dihajar Suami Selingkuhannya
Baca juga: Untuk Suami, Berikut ini Tips Menjadi Imam Keluarga yang Lebih Baik bagi Istri Anda
Kemudian penyakit virus, mencegah infeksi paru-paru, dan memperbaiki kondisi lain, misalnya, seperti asma.
Efek dari orgasme saat berhubungan intim adalah menggelinjang diseluruh tubuh dan daerah panggul, serta kemerahan, peningkatan detak jantung dan tekanan darah, dan napas yang berat, menurut laporan di jurnal Sexual Medicine.
Namun, dalam beberapa kasus, orgasme saat berhubungan intim memiliki beberapa efek samping.
Tetapi para ilmuwan belum menentukan efek samping mana dari orgasme yang dapat mengancam nyawa mereka.
Berikut efek samping dari orgasme yang diungkapkan para ahli
1. Menangis
Perasaan sedih, depresi, cemas, atau gelisah setelah berhubungan intim adalah gejala dari suatu kondisi yang disebut gangguan emosional pasca-seks (PCD).
Hal ini sangat umum terjadi, dan biasanya terjadi dalam hubungan harmonis.
2. Halusinasi
Beberapa wanita mengatakan bahwa pasangannya membawa mereka ke dunia lain.
Hampir 50 wanita yang mengatakan bahwa mereka telah mengalami 'respons seksual yang diperpanjang'.
Sebanyak 76 persen -100% persen mengatakan mereka merasa seperti sedang ‘terbang’, menurut sebuah studi tahun 2011 dari Turki.
Hingga 75 persen mereka mengatakan merasa ingin meninggalkan tubuh mereka dan 24 persen merasa telah memasuki dunia kartun.
Baca juga: Suami Dorong Istri yang Hamil 7 Bulan dari Tepi Jurang Demi Uang Asuransi, Modusnya Pura-pura Selfie
Baca juga: Suami Masuk Penjara Gara-gara Istri Minta HP Baru di Ulang Tahun Pernikahan
3. Bersin
Laporan yang berkaitan dengan bersin dan orgasme berasal dari tahun 1900.
Faktanya, ada satu kasus sejak 1972, seorang pria berusia 59 tahun mengalami bersin intens dan pilek setelah orgasme.
Para ahli percaya bahwa orgasme menghidupkan bagian dari sistem saraf parasimpatis dan itu juga menyebabkan bersin.
4. Merasa sakit
Kondisi ini disebut "sindrom penyakit pasca orgasme", yang merupakan efek samping yang dapat menyerang pria setelah ejakulasi.
Para peneliti menggambarkan pria yang melaporkan kelelahan parah, kepanasan dan keadaan seperti flu sementara setelah berhubungan intim.
Timbulnya gejala ini sangat cepat dan dapat berlangsung selama 4 hingga 7 hari.
Para ilmuwan menjelaskan bahwa tubuh mungkin secara keliru mengidentifikasi protein dalam sperma sebagai cairan asing, meningkatkan respons sistem kekebalan dan membuat Anda merasa mual.
5. Kejang
Salah satu efek samping paling berbahaya setelah orgasme adalah refleks epilepsi setelah orgasme.
Ini pertama kali dicatat pada tahun 1960, ketika seorang wanita hamil berusia 23 tahun mengalami kejang parsial pada trimester kedua.
Setelah lahir, kejang ini berulang, seringkali segera setelah orgasme.
Pasien 20 tahun lainnya menderita epilepsi akibat masturbasi atau fantasi seksual.
Ilmuwan tidak sepenuhnya memahami apa yang menyebabkannya, tetapi mereka percaya bahwa penyebab reaksi ini adalah kekurangan hipokretin, yang terjadi dengan narkolepsi - yang mungkin menjadi penyebabnya.
Baca juga: Minta Jatah Terakhir Sebelum Cerai Tapi Ditolak, Pria Ini Tega Aniaya Istri Siri di Kos
Baca juga: Baru Menikah Malam Hari, Besoknya Langsung Cerai, Ternyata Ini Penyebabnya
6. Nyeri
Seorang wanita bisa mengalami rasa sakit saat orgasme, meskipun dia tidak meraksaan sakit saat berhubungan badan.
Sebuah studi tahun 2009 melaporkan tiga kasus wanita mengalami ini tanpa penyebab fisik rasa sakit.
Pada pria, penderita penyakit prostat kronis juga mengalami nyeri saat orgasme.
7. Sakit kepala
Ada lebih dari 60 laporan tentang sakit kepala terkait orgasme.
Ini adalah sakit kepala tipe 2, digambarkan sebagai sakit kepala bilateral, eksplosif dan dipicu oleh beberapa jenis euforia.
Tinjauan tersebut menunjukkan bahwa durasi sakit kepala dapat berlangsung dari beberapa menit hingga tiga jam, dan dapat dikurangi dengan obat anti-migrain. (Serambinews.com/Agus Ramadhan)
Baca Juga Lainnya:
Baca juga: VIRAL Video Istri Sah Labrak Pegawai Bank Diduga Pelakor, Ternyata Sudah Nikah Siri
Baca juga: 32 Tahun Terpisah, Hamzah Bertemu Keluarganya karena Google Maps, Sempat Mengira Hilang Saat Tsunami
Baca juga: Gaji Tak Dibayar, ART Makan Sisa Sampah Karena Kelaparan dan Lompat dari Lantai 2 Rumah Majikan