Internasional
Pakar Hukum AS Tuduh China Melakukan Genosida Muslim Uighur Secara Sistematis di Provinsi Xinjiang
Pakar Hukum AS menuduh China memiliki niat pembersihan atau genosida terhadap Muslim Uighur di Proinsi Xinjiang.
SERAMBINEWS.COM, WASHINGTON - Pakar Hukum AS menuduh China memiliki niat genosida atau pembersihan terhadap Muslim Uighur di Proinsi Xinjiang.
Laporan itu dirilis pada Selasa (9/3/2021) untuk web Newlines Institute for Strategy yang berbasis di Washington-DC, AS.
Sekaligus mengutuk Beijing atas perlakuannya terhadap sekitar 12 juta Musli Uighur di Provinsi Xinjiang, seperti dilansir AP, Rabu (10/3/2021).
Laporan setebal 25.000 halaman itu, yang disiapkan oleh panel terdiri dari 50 pakar hukum internasional, yakni penyelidikan independen pertama atas tuduhan genosida.
Baca juga: Kanada Jadi Negara Kedua Tuduh China Lakukan Genosida Muslim Uighur
Bukti diambil dari orang Uighur yang diasingkan dan dokumen dari pemerintah China sendiri.
Konvensi PBB tahun 1948 menetapkan lima tindakan yang merupakan genosida: membunuh anggota kelompok, menyebabkan cedera fisik dan mental yang serius.
Mencoba mencegah kelahiran, memindahkan anak-anak ke kelompok lain dan menciptakan kondisi kehidupan yang dirancang untuk menghancurkan kelompok tersebut.
Beijing melanggar semua lima ketentuan, dalam laporan itu yang menyimpulkan, ada bukti yang jelas dan meyakinkan.
Baca juga: Pengadilan Inggris Segera Dengarkan Kesaksian Tuduhan Genosida China ke Kaum Muslim Uighur
Bahwa tanggung jawab terletak pada Partai Komunis China yang berkuasa.
China merupakan salah satu dari 152 negara yang menandatangani konvensi tersebut.
Hingga 2 juta orang Uighur dan Muslim diperkirakan telah ditempatkan di jaringan 1.400 kamp penahanan dan pendidikan ulang.
Menurut laporan itu, Beijing telah menargetkan penjaga identitas Uighur untuk dieksekusi dan dipenjara dalam waktu yang lama.
Mereka yang dipilih termasuk kepala rumah tangga, intelektual, dan pemimpin budaya.
"Setidaknya ada satu laporan yang dikonfirmasi tentang kematian massal di dalam kamp interniran," kata laporan itu.
"Krematoria yang baru dibangun di wilayah itu menunjukkan pihak berwenang mungkin menyembunyikan jumlah kematian dan penyiksaan di dalam kamp," tambahnya.
Baca juga: Pemerintah AS dan Inggris Kutuk Pemerkosaan Sistematis Wanita Uighur di China
Laporan tersebut mengutip perintah eksplisit pemerintah untuk membasmi tumor.
Bahkan, menghapusnya sepenuhnya dan sama sekali tidak menunjukkan belas kasihan.
Hal itu sebagai bukti motivasi yang mendasari penganiayaan terhadap orang Uighur d Xinjiang.(*)