Sesumbar Suruh Lepas Masker karena Sudah Divaksin, Warga Israel Cemas Kasus Corona Kini Naik Lagi

Lonjakan kasus virus Corona di Israel telah menyebabkan ketakutan bahwa gelombang pandemi berikutnya sudah dekat.

AFP
Sejumlah warga Israel tetap memakai masker sebelum dicabut pada Minggu (18/4/2021). 

SERAMBINEWS.COM - Lebih dari 5,5 juta warga Israel sudah divaksinasi. Itu sebab negara Yahudi yakin bahwa pandemi telah berakhir, tetapi lonjakan kasus baru baru-baru ini telah menimbulkan kekhawatiran bahwa Covid-19 ternyata bisa kembali.

Benarkah vaksin tak efektif, mengingat virus Corona terus bermutasi?

Lonjakan kasus virus Corona di Israel telah menyebabkan ketakutan bahwa gelombang pandemi berikutnya sudah dekat.

Setelah berbulan-bulan terinfeksi dengan kasus harian kurang dari 50 dan seluruh negara dianggap sebagai "zona hijau", ternyata dalam beberapa minggu terakhir jumlah kasus terinfeksi meningkat, sebagaimana dilansir sputniknews.com,, Jumat (25/6/2021).

Seperti yang terjadi di kota Binyamina, yang terletak di Israel utara, yang sekarang memiliki lebih dari seratus kasus aktif. Situasi serupa juga telah diamati di Modiin dan beberapa lokasi lain di seluruh negeri.

Lebih Menular Dari Virus Aslinya
Profesor Cyrille Cohen, kepala Laboratorium Imunoterapi di Universitas Bar Ilan dan anggota Komite Penasihat untuk Uji Klinis Vaksin Coronavirus di Kementerian Kesehatan Israel, menjelaskan, lonjakan itu disebutkan ada hubungan dengan varian Delta dari Covid-19 , yang berasal dari India.

Baca juga: Israel Akhirnya Bergabung dengan AS, Kritik Tindakan Keras China ke Muslim Uighur

Baca juga: Mahkamah Agung Israel Setujui Pembongkaran Rumah Warga Palestina, Pelaku Serangan Tentara Israel

Baca juga: Pemimpin Sipil Sudan Minta Bantuan AS, Berbicara dengan Israel Tentang Normalisasi Kedua Negara

"Kita tahu bahwa jenis ini dapat menginfeksi lebih banyak orang. Faktanya, ini 60 atau 70 persen lebih menular daripada virus aslinya."

Kasus varian pertama Israel ditemukan pada bulan April. Saat itu, 41 kasus ditemukan, banyak di antara orang Israel, yang datang dari luar negeri.

Dalam beberapa bulan, virus terus menyebar, dan sekarang media Israel membunyikan alarm tanda peringatan bahwa gelombang keempat sudah dekat.

Tapi Cohen percaya Israel tidak perlu khawatir, setidaknya tidak pada tahap ini. "Situasinya tidak seburuk itu," dia menenangkan diri. "Dan alasannya adalah fakta bahwa kami memiliki tingkat perlindungan dan vaksinasi yang baik".

Sejak Desember 2020, Israel telah memvaksinasi lebih dari 5,5 juta dari 9 juta warganya.

Baca juga: Empat LSM Minta Malaysia, Indonesia, dan Brunei Tetap Teguh Melawan Israel, Waspada Operasi Spionase

Baca juga: Makin Canggih, Israel Uji Coba Sistem Pertahanan Laser, Berhasil Tembak Jatuh Drone Bersenjata

Baca juga: Setelah Gencatan Senjata, Kekerasan Israel terhadap Palestina Kembali Meningkat

Baru-baru ini, ia juga mulai menginokulasi anak-anak antara usia 12 dan 15 dalam upaya untuk mencegah situasi di mana sekolah akan berubah menjadi pusat pandemi, tetapi ketakutannya adalah bahwa vaksinasi mungkin terbukti tidak efektif.

Menurut laporan baru-baru ini, sepertiga dari mereka yang didiagnosis terinfeksi virus telah divaksinasi dengan vaksin Pfizer. Ini terlepas dari klaim sebelumnya bahwa inokulasi telah efektif melawan beberapa jenis virus.

Inilah alasan mengapa Israel tidak tinggal diam atau sekadar mengandalkan vaksin yang dimilikinya.

Awal bulan ini, otoritas Israel sudah mulai mengambil langkah-langkah yang bertujuan untuk membatasi penyebaran virus.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved