Berita Banda Aceh

ACT Aceh Borong Ikan Difabel yang Hanya Menunggu di Kursi Roda Setelah Alami Kecelakaan 2016 Lalu

Bang Acong merupakan seorang difabel yang berjualan dengan bantuan sebuah kursi roda yang menjadi penopangnya.

Penulis: Misran Asri | Editor: Ibrahim Aji
FOR SERAMBINEWS.COM
Bang Acong dan istrinya sedang menyiapkan ikan yang sudah dibersihkan dan diborong oleh ACT Aceh agar dapat dibagikan kepada masyarakat sekitar, Jumat (20/8/2021). 

Bang Acong merupakan seorang difabel yang berjualan dengan bantuan sebuah kursi roda yang menjadi penopangnya.

Laporan Misran Asri | Banda Aceh

SERAMBINEWS.COM, BANDA ACEH - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh memborong seluruh ikan dagangan milik Supriadi yang akrab disapa Bang Acong yang berjualan di kawasan Merduati, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, tepatnya di sebelah SDN 8.

Belakangan, diketahui Bang Acong merupakan seorang difabel yang berjualan dengan bantuan sebuah kursi roda yang menjadi penopangnya.

Kedua kakinya tak bisa digerakkan sama sekali, ia berjualan setiap pagi hingga menjelang siang hanya ditemani oleh istrinya.

Tim ACT Aceh melihat kenyataan itu pada Jumat (20/8/2021) siang kemarin, pada saat matahari hampir berada di atas kepala.

Bang Acong tampak duduk di atas kursi rodanya dengan pisau di tangannya, menerawang jalan yang melihat lalu lalang kendaraan yang tampak sepi di depannya dengan tatapan kosong.

Meski ada sebagian yang datang ke lapaknya, tapi rata-rata hanya sekedar menanyakan harga.

Baca juga: Lagi, Penjual Chip Diringkus Polres Pidie, Barang-bukti 27 B Hingga Uang Tunai Diamankan

Baca juga: Bawakan Tari, Puisi hingga Pantun, Puluhan Seniman Aceh Meriahkan Pagelaran Seni Budaya

Pria yang berumur 39 tahun ini merupakan warga Gampong Merduati dan banyak warga yang mengenal Bang Acong sebagai sosok yang gigih dan pekerja keras.

"Dulu saya jualan ikan keliling Banda Aceh dan Aceh Besar dengan becak. Pada tahun 2016 kecelakaan menimpa saya di Seulawah dan menyebabkan kaki saya lumpuh," kenangnya.

Ia mengungkapkan, pada saat itu pilihannya ada tiga.”

“Pertama menggunakan kaki palsu, tapi diamputasi, memakai besi pen, tapi kaki hanya bisa lurus tidak bisa dibengkokkan serta pilihan ketiga dibiarkan begitu saja.”

"Saya memilih untuk dibiarkan begitu saja, tidak ingin diamputasi," kenang Acong.

Meski ruang geraknya terbatas, namun semangat dirinya dan istri berjualan tidak pernah surut. Tugas pun dibagi, kata Acong.

Baca juga: Bertambah 11 Warga Lhokseumawe Terpapar Covid-19, Sembuh 21, Meninggal Dua, Ini Data Lengkap

Baca juga: 1.215 Tenaga Kesehatan Aceh Besar Disuntik Vaksin Moderna

"Ketika ada pembeli, saya bertugas bersihkan ikannya sesuai permintaan dari atas kursi roda ini.”

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved