Breaking News

Burung Pipit Mati Massal Usai Diguyur Hujan di Cirebon dan Bali, Penyebab Masih Misterius

"Jadi bukan akibat lokasinya di makam atau setra. Kemungkinan kedua adalah tertular penyakit tertentu."

tangkapan layar Instagram @balibroadcast
Ribuan burung pipit jatuh berhamburan ke tanah di di Banjar Sema Pring, Kabupaten Gianyar, Bali viral di media sosial pada Kamis (9/9/2021). 

"Uji sampelnya menggunakan alat PCR, dan kami belum punya fasilitas itu," kata Tri Angka. Ia mengatakan, sampel burung pipit bakal dikirimkan secepatnya meski belum dapat dipastikan kapan hasil uji keluar. Pihaknya harus menunggu hingga proses pengujian selesai untuk mengetahui penyebab burung pipit mati mendadak di Balai Kota Cirebon. Ia mengakui baru melihat langsung kejadian ratusan burung pipit mati mendadak seperti kali ini.

"Selama bertugas, ini baru pertama terjadi di Kota Cirebon, dan kami juga belum tahu penyebabnya," ujar Tri Angka.

Tri menyampaikan, hasil penelitian dibutuhkan untuk menangani secara tepat dari fenomena tersebut. Selain itu, hal tersebut diperlukan agar pihaknya dapat mengambil langkah cepat apabila kejadian serupa terulang kembali di Kota Cirebon.

Sebelumnya, fenomena ratusan burung pipit berjatuhan massal terjadi di Gianyar, Bali. Kejadian tersebut juga sama dengan yang di Cirebon yakni usai turun hujan deras.

Kepala Seksi Wilayah 2, BKSDA Bali, Sulistyo Widodo mengatakan kejadian tersebut bukan yang pertama di Bali ataupun bukan pertama di Indonesia. Di Bali dalam lima tahun terakhir juga pernah ada kejadian sama di area Sanglah Kota Denpasar, juga di Selemadeg Kabupaten Tabanan dan juga di Sukabumi Jawa Barat bulan Juli tahun 2021.

Mengenai penyebabnya menurut Sulistyo karena burung pipit ini satwa koloni yang hidup berkelompok dalam jumlah besar. Ukuran burung yang kecil menyebabkan kecenderungan berkoloni dalam jumlah besar untuk mengurangi resiko terhadap predator.

Termasuk saat beristirahat pun bergerombol, biasanya di satu pohon yang besar bisa sampai ribuan burung.

"Mengapa mati mendadak? Hal ini harus dibuktikan secara scientific melalui proses otopsi dari bangkai dan kotoran burungnya. Namun, ada beberapa kemungkinan yang mungkin terjadi, yaitu burung-burung tersebut memakan pakan yang terkontaminasi atau tercemar atau mengandung herbisida dan atau pestisida yang sifatnya toxic bagi burung," ujar Sulistyo.

Baca juga: Digerebek Polisi, Lima Pria Lari Terbirit saat Transaksi Sabu di Warung, Dua Berhasil Diciduk

Baca juga: Kapolres dan Kajari Pantau Pelaksanaan Sosialisasi PPKM Level 3 Covid-19 di Aceh Selatan

Setelah memakannya, tentu burung tidak langsung mati karena proses toxifikasi juga memakan waktu untuk sampai tingkatan mortalitasnya.

Kemungkinan besar saat burung burung tersebut beristirahat malam, dan paginya bangkai burung berserakan.

"Jadi bukan akibat lokasinya di makam atau setra. Kemungkinan kedua adalah tertular penyakit tertentu. Mengingat burung pipit hidupnya berkoloni dalam jumlah besar, maka penularannya akan cepat," jelasnya. Sehingga angka kematiannya juga dalam jumlah besar, bisa juga akibat virus atau penyebab yang lain yang harus dibuktikan dengan analisa bangkai dan analisa kotoran burung.

Sementara itu, Kepala Sub Bagian Tata Usaha Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bali, Prawono Meruanto menduga fenomena tersebut dipengaruhi hujan asam. Sehingga, menyebabkan burung-burung pipit itu terjatuh dan mati.

"Kalau kita bicara kondisi dan kejadian alam bisa dikatakan, bisa saja mungkin waktu hujan itu mengandung asam yang cukup tinggi," ujar dia.

Namun, untuk memastikan penyebab peristiwa tersebut BKSDA Bali telah mengambil sampel bangkai burung pipit yang mati mendadak di kuburan Banjar Sema. BKSDA Bali akan meneliti penyebab kematian burung-burung tersebut.

"Ini juga untuk menjawab asumsi masyarakat terhadap penyebab matinya ribuan burung ini. Sebab banyak yang berasumsi ini mati karena diracun, kita akan cari penyebab pastinya," ucap dia.(Tribun Network/mam/nal/wly)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved