Opini

UTU Pusat Keunggulan Baru di Aceh

Sebagai sebuah perguruan tinggi negeri baru (PTNB) di Indonesia, Universitas Teuku Umar (UTU) telah berpacu dengan segenap sumberdaya yang ada

Editor: hasyim
zoom-inlihat foto UTU Pusat Keunggulan Baru di Aceh
IST
Ishak Hasan, Dosen USK Ditugaskan Sebagai Wakil Rektor II UTU

Berkaitan dengan stunting UTU telah berhasil memenangi dana hibah dari pemerintah untuk membantu program menangani stunting di Aceh. Program inovatif lain sedang dilaksanakan di antaranya; program wira desa, pendampingan administrasi gampong, penyuluhan hukum, pembinaan masyarakat miskin, binaan UKM nelayan, peningkatan kualitas masyarakat pesisir, bina tani, dan lain-lain.

Matakuliah Kewirausahaan diberikan untuk semua mahasiswa dengan menghadirkan narasumber dari berbagai kalangan, termasuk praktisi luar agar mahasiswa memiliki wawasan keterampilan mandiri di masyarakat. Mahasiswa UTU juga diberi mata kuliah “Teuku Umar Leaderships”. Matakuliah ini diharapkan dapat mewarisi nilai-nilai kejuangan Teuku Umar, mengingat nilai-nilai kejuangan (heroisme) ini sangat diperlukan dalam memajukan bangsa.

UTU Awards rutin dilaksanakan tiap tahunnya telah menjadi ajang kompetisi penting bagi mahasiswa. Sampai saat ini UTU Awards ini telah mampu

melahirkan keterampilan mahasiswa dalam menghasilkan business plan, desain toko online, riset kewirausahaan, dan produk inovatif berbasis agro dan marine.

Fasilitas Belajar Terintegrasi

Sebagai pusat belajar modern, UTU telah sejak awal merancang konsep fasilitas pembelajaran terintegrasi. Konsep university sebagai satu kesatuan dalam keberagaman telah diwujudkan dalam kesatuan sinergitas. Saat ini UTU tidak memerlukan ruang kampus penuh dengan bangunan yang tidak efesien.

Satu gedung bisa digunakan secara bersama. Konsep ini ikut menjadikan UTU sebagai perguruan tinggi penerima penghargaan UI Green Metric dari Universitas Indonesia sebagai kampus hijau peringkat nomor 23 tahun 2018 di Indonesia.

Konsep Green Building yang diusung UTU dengan beberapa indikator penting sebagai acuan penilaian mulai dari perencanaan gedung yang hemat energi, seperti lampu dan air menggunakan otomatik sensor, jaringan listrik bawah tanah, pencahayaan luar yang cukup hingga penghematan anggaran.

Manfaat lain yang tidak kalah penting adalah menguatkan silaturahmi di antara fakultas dan program studi karena lebih mudah saling berinteraksi. Apalagi munculnya egoisme keilmuan bisa ditekan karena mahasiswa dan dosen saling kenal mengenal dan ikut menjaga fasilitas bersama. Mahasiswa UTU juga semakin heterogen berasal dari berbagai daerah di Indonesia termasuk dari Papua dan Nusa Tenggara Timur.

Implementasi Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar.

Berkaitan dengan program “Kampus Merdeka dan Merdeka Belajar” UTU telah memberi respon yang sangat cepat agar UTU tidak tertinggal dengan kampus lain di Indonesia. UTU bahkan dinilai lebih progresif dalam mengimplementasikannya. Program magang di dunia industri dengan besaran 20 SKS merupakan salah satu wujud dari program ini.

Dengan Merdeka Belajar mahasiswa UTU dapat mengambil matakuliah di luar kampusnya sendiri. Kurikulum Permatasari yang dilaksanakan oleh konsorsium PTN Wilayah Barat memberi ruang kepada mahasiswa untuk mengambil matakuliah di luar kampusya, seperti di USU, UNSRI, UNTAN ,dan UNSIL.

Selain itu juga mahasiswa bisa mengikuti matakuliah di luar program studinya di lingkungan perguruan tingginya sendiri.

Sejak tahun 2021 UTU telah berhasil meraih predikat akreditasi “Baik Sekali” dari BAN-PT. Dengan predikat tersebut dimaknai oleh segenap sivitas akademika bahwa tugas dan tanggung jawab UTU juga semakin berat.

Ke depan UTU diharapkan semakin mampu menyediakan berbagai fasilitas yang modern, peningkatan kualitas tata-kelola dan peningkatan capacity building lainya tentu UTU akan semakin membanggakan. Semoga kerja keras kita bersama tidaklah sia-sia. Dirgahayu UTU.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved