Berita Bener Meriah

Janeng dan Aren Jadi Komoditi Unggulan Bagi Perempuan Samar Kilang, Begini Ulasan Katahati Institute

Mengingat, kedua komoditi ini banyak ditemukan di dalam kawasan hutan di daerah itu, namun belum diolah secara optimal.

Penulis: Budi Fatria | Editor: Saifullah
For Serambinews.com
Direktur Eksekutif Katahati Institute, Raihan Fajri melakukan pertemuan dengan Plt Bupati Bener Meriah, Dailami di rumah dinasnya, Jumat (19/11/2021). 

Laporan Budi Fatria | Bener Meriah

SERAMBINEWS.COM, REDELONG - Janeng (umbi-umbian hutan) dan aren menjadi komoditi yang menjanjikan dalam mendongkrak perekonomian berkelanjutan bagi masyarakat di Samar Kilang, Kecamatan Syiah Utama, Kabupaten Bener Meriah, khususnya kaum perempuan.

Mengingat, kedua komoditi ini banyak ditemukan di dalam kawasan hutan di daerah itu, namun belum diolah secara optimal.

Untuk itu, Yayasan Katahati Institute bekerja sama dengan Kedutaan Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, kini sedang memprogramkan penguatan ekonomi perempuan berbasis hasil hutan bukan kayu (HHBK) bagi kaum ibu dan remaja putri di daerah itu.

Direktur Eksekutif Katahati Institute, Raihan Fajri kepada Serambinews.com, Jumat (19/11/2021), mengatakan, terkait program ini, mereka telah melakukan berbagai penguatan kapasitas bagi kelompok perempuan tersebut agar siap dalam membangun usaha inovasi produk non-kayu seperti janeng dan aren.

“Kita telah membentuk kelompok perempuan di enam desa dalam wilayah itu, ada sebanyak 100 ibu-ibu dan remaja putri yang terlibat dalam program ini,” ujar Raihan.

Lanjutnya, nanti kaum bapak juga dilibatkan dalam hal mengambil bahan baku seperti janeng dan aren di hutan.

Baca juga: VIDEO - Dari Janeng Hingga Keureupuk Mulieng, Ini Deretan Makanan Khas Aceh di Beureunun Pidie

“Karena dalam mengambil bahan baku ini perlu skill, dan tidak akan bisa dilakukan oleh kaum perempuan,” ujarnya.

“Seperti bahan baku aren, itu ada kearifan lokal yang masih dilestarikan di sana dengan membacakan syair-syair saat mengambil air nira dari pohonnya,” jelas Raihan.

Ia mengungkapkan, kenapa memilih Samar Kilang dalam program ini karena memang potensi HHBK yang masih banyak dan belum dioptimalkan.

Selain itu, ada persoalan latar belakang seperti akses pendidikan masih rendah, akses informasi yang minim, dan kesehatan seperti angka kematian ibu dan anak masih tinggi.

"Kita berikan alternatif produk inovasi ini agar memberikan ruang bagi mereka untuk bisa meningkatkan potensi yang ada,” ungkapnya.

Ia menerangkan, permintaan komoditi aren di Aceh sangat tinggi, dan kebanyakan dipasok dari luar.

Baca juga: Gula Aren, Oleh-Oleh Khas Aceh Tenggara

Contohnya, sebut Raihan, untuk kebutuhan coffee shop di Banda Aceh, mereka rata-rata mengaku membeli dari luar Aceh.

“Peluang pasar ini kita ambil dengan mengemas aren Samar Kilang semenarik mungkin dan higienis, serta memenuhi standar kesehatan,” urai dia.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved