Kupi Beungoh

ISTRI Itu RATU Atau  PEMBANTU; Tergantung Kwalitas Iman, Ilmu Dan Akhlak Suami

Padahal sesungguhnya PENAMPILAN ISTRI MENUNJUKKAN WIBAWA, KEDUDUKAN, DAN MARTABAT SUAMI.

Editor: Amirullah
ist
Ainal Mardhiah, S.Ag. M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh 

2.  Memelihara Diri Ketika Suami Tidak Ada Di Rumah.

Maka istri-istri yang shaleh itu ialah yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada. Oleh karenanya Allah telah memelihara (menjaga) mereka,” (QS. An Nisa: 34

3. Berhias Untuk Suaminya.

Sebaik-baik istri ialah yang menyenangkan jika engkau (suami) melihatnya, ta'at jika engkau menyuruhnya..." (HR. Ath Thabrani).

Menyenangkan suami sangat relatif,  tergantung masing masing suami. Jika suami senang melihat istri terawat,  maka berikanlah istri biaya (uang) dan waktu untuk merawat diri, berbelanja, membeli baju, kosmetik dan perawatan lainnya atau ajaklah istri ke salon.

Jika suami senang melihat istri manja, maka berkata lah dan bersikap lah yang baik, lagi manja kepada istri,  niscaya akan dibalas dengan kemanjaan pula oleh istri. Atau lainnya sesuai kesenangan suami masing-masing, tinggal di komunikasikan

4. Menjaga Harta Suami

Sebaik-baik istri ialah yang menyenangkan jika engkau (suami) melihatnya, ta'at jika engkau menyuruhnya, serta menjaga dirinya dan hartamu di saat engkau pergi." (HR. Ath- Thabrani).

5. Melayani Suami

Istri-istrimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki..." (QS. Al Baqarah: 223).

Tugas istri melayani suami,  melahirkan dan bersama suami mendidik dan menjaga anak anaknya.

Yang terjadi,  sebagian suami malah lebih tertarik dengan perempuan diluar rumah yang katanya lebih terawat ketimbang istri sendiri. Istri sendiri tidak menarik katanya.

Gimana istrisendiri bisa menarik, bisa cantik dan menggoda gak pernah mendapatkan perawatan dan tidak pernah lepas dari pekerjaan mengurus rumah,  mengurus anak.  

Cantik, menarik bagi sebagian  laki-laki diukur dari penampilan. Maka untuk para istri yang memiliki suami seperti ini, paksakan, sempatkan untuk merawat diri, apapun alasannya, apapun caranya.

Bagi sebagian laki-laki lainnya , chantik itu di ukur dari kepribadian,  dari bagaimana seorang istri menjaga rumah tangga suaminya, dari bagaimana istri menjaga diri untuk suaminya, mengurus rumah dan anak anaknya, dari pelayanan kepada suami,  sehingga mengalahkan penilaian terhadap penampilan.

Seperti ini fenomena dimasyarakat, tentunya rumah tangga itu lemah,  tidak heran jika setiap hari bertambah angka perceraian, tidak ada kerja sama yang baik antara suami istri untuk sama sama saling menjaga dan menguatkan.

KEPADA PARA WANITA MUSLIMAH TERUSLAH MEMANTASKAN DIRI,  AGAR DIRIMU BERARTI DISISI PASANGANMU. MARI JAGA TUGAS UTAMA KITA SEBAGAI ISTRI DAN IBU.

Dengan demikian, akad nikah hanya membebani suami saja dalam hal nafkah, dan tidak ada beban apa pun di pihak istri. Dari "KEWAJIBAN NAFKAH, DISITULAH DATANGNYA KEPEMIMPINAN SUAMI ATAS ISTRI"

Jadi bagaimana  seharusnya?

Seharusnya, ISTRI  adalah RATU DI RUMAH SUAMI, BUKAN  PEMBANTU" sebagaimana kita lihat  realita di masyakarat kita saat ini.

Istri bantu cuci baju,

bantu cuci piring

bantu  beresin  rumah

bantu nyari duit

bantu pel rumah

bantu nyeterika  baju

bantu belanja

bantu masak

bantu beresin kamar

bantu siapin pakaian  suami.

bantu semir sepatu suami.

dan lainnya..

Ditambah tugas utama,  mengurus,  melayani suami, Melahirkan, Mengurus dan mendidik anak.

Begitu banyak pekerjaan yang harus dikerjakan oleh istri, dan itu terus  dikerjakan oleh istri dengan ikhlas  tanpa bayaran, tanpa berharap imbalan, semua dikerjakan dengan ikhlas sebagai sebuah  penghargaan, penghormatan  KEPADA SUAMI yang telah memilihnya  menjadi "RATU DI RUMAH DAN IBU UNTUK ANAK ANAK"

SELAYAKNYA LAH, ISTRI HARUS DIBANTU DALAM  PEKERJAAN RUMAHMYA, DISAYANGI, DIMULIAKAN, DIHARGAI, DIPERHATIKAN,  DICUKUPI SEMUA  KEBUTUHAN SESUAI KEMAMPUAN  EKONOMI SUAMI MASING MASING YANG BERBEDA BEDA. SETELAH IA LELAH MENGURUS RUMAH DAN ANAK, DITAMBAH TUGAS UTAMA MELAYANI SUAMI.

Jika pendapatan suami terbatas,  suami istri bisa saling membantu dalam mengurus rumah tangga.

Sebagaimana dicontohkan oleh Rasulullah saw:

“Aku pernah bertanya kepada Aisyah: Apa yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam di rumahnya? Aisyah berkata: Beliau membantu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga, maka apabila telah masuk waktu shalat beliau keluar untuk shalat.” (HR. Al-Bukhari)

 Jika pendapatan suami lebih,  beberapa pekerjaan rumah tangga dapat diwakilkan kepada asisten rumah tangga (pembantu),  atau dengan cara lainnya sehingga istri bisa fokus mengurus,  melayani suami,  mendidik mengurus anak, dan mengurus diri agar tetap cantik dan sehat.

Namun semua kembali kepada kwalitas ilmu, iman dan akhlak  seorang suami yang  dapat dilihat dari bagaimana ia memperlakukan istrinya sebagai RATU DI RUMAHNYA  dan MENJAGA DIRINYA DARI ISTRI ORANG LAIN.

 Begitu  juga kwalitas  ilmu, iman dan akhlak  seorang istri dapat dilihat dari bagaimana  ia menghormati  suaminya  dan memperlakukannya  SEBAGAI RAJA DIRUMAH NYA  dan MENJAGA DIRINYA DARI SUAMI ORANG LAIN.

Moga bermanfaat.

*) PENULIS Ainal Mardhiah, S.Ag. M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh.

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.

Baca juga: Juragan Kontrakan di Siantar Cabuli Gadis Remaja, Terpaksa Rayakan Ulang Tahun ke 59 di Penjara

Baca juga: Pasukan Keamanan Suriah Gagalkan Penyelundupan Narkoba Jenis Amfetamin Menuju Arab Saudi

Baca juga: Qatar Lanjutkan Membayar Gaji Pegawai Hamas dan Mengirim Bahan Bakar ke Jalur Gaza

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved