Jurnalisme warga
Menjadi Penulis Bersama FAMe
KAMPUS tempat saya kuliah, Universitas Bina Bangsa Getsempena (UBBG) Banda Aceh, merupakan salah satu kampus cukup banyak mahasiswanya

Ke depannya, kegiatan ini akan diisi dengan materi-materi dalam dunia kepenulisan yang berbeda di setiap minggunya.
Pematerinya pun orangorang yang berbeda pula yang tentunya ahli di bidang literasi.
Para peserta yang mengikuti kelas FAMe adalah para anggota UKM Jurnalistik yang memang sebagian besar tertarik pada dunia kepenulisan.
Tak hanya para anggota UKM, para mahasiswa lainnya yang senang menulis juga turut serta bergabung bersama kelas FAMe di UBBG.
Tidak ada paksaan dalam kegiatan ini.
Para peserta adalah orang-orang yang memang tertarik dan punya minat mendalami dunia kepenulisan, meski tak berbakat.
Kegiatan juga dilaksanakan di luar jam mata kuliah sehingga tidak mengganggu aktivitas perkuliahan para mahasiswa.
Para pemateri hebat yang mau mendedikasikan waktunya untuk kegiatan ini adalah orangorang luar biasa.
Bahkan guru FAMe adalah beberapa orang yang profesor dan puluhan magister.
Semua mereka rela menyisihkan waktu di tengah padatnya rutinitas demi memberikan tambahan ilmu bagi para mahasiswa UBBG.
Mahasiswa UBBG tentu saja sangat beruntung bisa mendapatkan kesempatan ini, terlebih pihak FAMe sendiri yang akan mendatangi langsung ke UBBG.
Sebagai seorang yang sangat tertarik dengan dunia tulis- menulis, tentu hal ini menjadi keberuntungan tersendiri bagi saya.
Lewat FAMe, saya akan mendapatkan tambahan ilmu sekaligus mengetahui lebih lanjut arah penulisan saya.
Tak hanya itu, mungkin melalui kegiatan ini level tulisan saya bisa semakin bertambah.
Dengan menghadiri acara pembukaan ini saya semakin takjub dan kagum kepada para penulis yang kini menjadi pemateri ini.
Mereka adalah sosok- sosok inspiratif yang tentunya sangat memotivasi.
Seusai penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi dan tanya jawab antara peserta dengan pemateri.
Beberapa mahasiswa menyampaikan pertanyaan dijawab langsung oleh Pak Yarmen dan Kak Ayu.
Setelah itu, kegiatan ditutup dengan sesi foto bersama. Kelas FAMe, insyaallah akan menjadi kelas para calon penulis hebat dari Aceh di masa mendatang.
Baca juga: Hari Santri Nasional 2021, Tradisi Menulis Santri Aceh Harus Dibangkitkan Seperti Ulama Terdahulu