BPRS Hikmah Wakilah Buka Cabang di Beureunuen
BPRS Hikmah Wakilah, selaku lembaga keuangan syariah terus berekspansi mengembangkan sayap bisnis
BANDA ACEH - BPRS Hikmah Wakilah, selaku lembaga keuangan syariah terus berekspansi mengembangkan sayap bisnis.
Kini Hikmah Wakilah akan membuka cabang baru di Beureuenuen, Pidie.
Komisaris Utama BPRS Hikmah Wakilah, Dr T Safir Iskandar Wijaya MA menyampaikan, rencananya pada Desember ini
Baca juga: Pemerintah Aceh Usul Tambahan Modal untuk Bank Aceh Rp 500 Miliar dan BPRS Mustaqim Rp 20 Miliar
Baca juga: Semakin Mantap berkontribusi mengembangkan UMKM, BRINS Kerjasama dengan BPRS Taman Indah Darussalam
Baca juga: Mulai Hari Ini, BPRS Mustaqim Beroperasi Secara Syariah
BPRS Hikmah Wakilah akan membuka cabang ketiga di Beureunuen, Pidie.
Pembukaan dalam rangka memperluas bisnis dan menjangkau masyarakat yang lebih luas.

Dr T safir menceritakan, BPRS sudah memulai bisnisnya sejak 20-an tahun lalu, dengan melewati masa konflik hingga bencana tsunami.
Awalnya mereka membuka kantor kas di Keutapang, Aceh Besar. Lalu pada 2001, dibuka kantor kedua di Peunayong, Banda Aceh.
Dalam hitungan waktu yang cepat, Hikmah Wakilah terus menambah kantor di Lambaro, Ulee Kareng, dan Darussalam.
Baca juga: Mulai 1 September, BPRS Mustaqim Beroperasi Secara Syariah
Baca juga: Biayai Usaha Mikro, BPRS TCD Sigli Terapkan Progam Teller Pick Up ke Nasabah
Baca juga: Bank Aceh Syariah dan BPRS Taman Indah Darussalam Jalin Kerja Sama
Kini, setelah menambah kantor di Beureuenun, mereka masih ingin berekspansi ke barat selatan dan tengah Aceh, yaitu Meulaboh, Nagan Raya, dan Takengon.
“BPRS Hikmah Wakilah ini lahir dari rahim orang Aceh
Jadi juga butuh dukungan dan kontribusi orang Aceh , berupa kontribusi modal dan tabungan.
Kita harapkan modal orang aceh akan kita kembangkan jadi usaha mikro orang Aceh,” ujarnya.
Sementara Dirut BPRS Hikmah Wakilah, Sugito SE ME mengatakan, BPRS Hikmah Wakilah merupakan lembaga keuangan yang memegang prinsip syariah, serta fokus pada pembiayaan usaha mikro.
“Andalan kita sekarang dengan adanya program antar jemput, jadi memudahkan nasabah,” ujarnya.
Dikatakan, BPRS maupun bank umum memiliki kesamaan secara umum.
Hanya saja jika mereka bisa berdiri dengan modal Rp 10 miliar, maka bank umum butuh minimal Rp 1 triliun.(mun)