Jurnalisme warga

Gulai Simpang, Kuliner Khas Simpang Kauman Pisang

Warganya saling hidup rukun, layaknya kakak dan adik, saling membantu, serta memiliki tradisi dan adat yang sama

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Gulai Simpang, Kuliner Khas Simpang Kauman Pisang
For Serambinews.com
NURUL HUSNA, Mahasiswi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Jurnalistik Universitas Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh, melaporkan dari Labuhanhaji, Aceh Selatan

Sewaktu kecil, saya pernah makan gulai simpang yang dimasak kakak ibu saya pada hari meugang puasa.

Rasanya enak, tidak pedas.

Pada hari yang sama, menantu nenek saya mengantar rantang untuk nenek yang di dalamnya berisi makanan.

Saya melihat gulai yang sama, lalu saya mencicipinya.

Rasanya mirip, tapi agak pedas, semua daun yang ada dalam gulai itu sama warnanya.

Juga sama dengan gulai yang dibuat kakak ibu saya.

Sekarang, resep gulai simpang ini mengalami modifikasi karena pola hidup setiap orang berbeda.

Rasa yang diinginkan setiap orang pun beda.

Tapi yang jelas, gulai simpang yang sering saya rasakan tidak terlalu pedas.

Meski demikian, setiap orang yang memasaknya tidak menghilangkan ciri khas gulai simpang ini.

Saya sering memasak gulai simpang dengan versi saya sendiri.

Bahan-bahan yang digunakan ada daging kerbau, kelapa yang sudah tua, kelapa gongseng, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, merica, ketumbar, jahe, bubuk kunyit, asam sunti, batang serai, daun jeruk purut, daun tapak leman (mangkok), garam, dan penyedap rasa Royco.

Cara membuatnya, daging kerbau dipotong tipis-tipis dan kecil, lalu dibersihkan dengan air mengalir sampai darahnya hilang.

Kemudian, taburi sedikit garam dan Royco, lalu diamkan sebentar.

Gunakan secukupnya bawang merah, bawang putih, cabai rawit, merica, ketumbar, jahe, asam sunti, dan sedikit kelapa yang sudah diparut dan digiling menggunakan blender.

Bumbu yang sudah halus dicampur ke dalama daging disertai kelapa gongseng, bubuk kunyit secukupnya diaduk hingga tercampur rata di dalam wajan.

Masukkan santan kental, daun jeruk, dan batang serai secukupnya ke dalam daging.

Kemudian, masak dengan api yang agak besar sambil diaduk-aduk.

Tunggu sampai gulai mendidih, lalu masukkan garam secupnya dan taburi daun tapak leman (mangkok) secukupnya yang sudah dirajang halus.

Tunggu sampai daging empuk dan matangnya sempurna.

Saya memasak gulai simpang ini selalu dengan santan yang kental agar lebih gurih dan enak.

Saya tidak menggunakan jeruk nipis, karena sudah ada asam sunti.

Sebagian orang menggunakan cabai merah dicampur cabai rawit, tapi saya tidak menggunakan cabai merah.

Tergantung selera masing-masing.

Asalkan resepnya tetap berpatokan pada resep gulai simpang pada umumnya walau dimasak dengan versi yang berbeda.

Tak banyak yang tahu bahwa gulai simpang ini adalah masakan khas Labuhanhaji, Aceh selatan.

Baca juga: Halua Bluek, Kuliner Pidie yang Mirip Dodol

Baca juga: Kemenparekraf Dorong Peningkatan Inovasi Sektor Kuliner Aceh, Sandiaga Uno: Kuliner Penunjang Wisata

Kita harapkan kuliner tradisi khas Kauman Pisang ini jangan sampai hilang tergerus zaman.

Ini merupakan salah satu kuliner khas Aceh Selatan yang patut dipromosi dan dilestarikan.

Tentulah dengan dukungan pemerintah dan masyarakat Aceh.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved