Kupi Beungoh
Benar Prof, Perang Rusia Ukraina Berdampak ke Aceh, Harga Sambai On Peugaga dan Ceundoi Pun Meroket
“Ukraina, Puasa, dan Panteraja yang Menderita” di antara judul yang menarik saya untuk membaca ulasan Prof Humam tentang invasi Rusia di Ukraina
Jika di waktu normal, mungkin saya akan ambil mobil langsung balapan ke Cot Kafiraton yang berada ke arah laut dari pasar Pantonlabu di Aceh Utara.
Tapi saat ini kayaknya itu tak mungkin, lagi-lagi karena alasan BBM yang melambung tinggi.
Maka, saya harus menguburkan dulu keinginan untuk membuktikan kebenaran Prof Humam bahwa perkembangan teknologi digital telah membuat warga di Cot Kafiraton selalu update dengan situasi terkini yang sedang terjadi di Ukraina.
Prof Humam juga menyebutkan warga di Kuala Bubon, Aceh Barat, atau Sibigo Simeulue, Uyem Beriring, dan di Terangun, Gayo Lues juga sudah terlibat secara emosional ketika mengetahui bahwa presiden Ukraina itu Yahudi yang katanya ingin menjadikan Ukraina sebagai Israel Raya di Eropa.
Kisah Sambai On Peugaga dan Ceundoi Ustaz Samsul
Jika kemarin saya membuka android untuk mengecek kebenaran argumentasi Prof Humam tentang hubungan perang di Ukraina dengan Panteraja, maka kali ini saya memilih melakukan observasi ringan di Banda Aceh.
Agar menjadi Paket Hemat alias PAHE ala operasi Putin di Ukraina, observasi ini pun saya lakukan sambil mencari penganan berbuka puasa.
Lokasinya tentu yang paling ramai dan terkenal di Banda Aceh, yakni di Jalan Tengku Pulo Dibaroh atau kadang juga disebut jalan rujak Garuda.
Di sini, saya mulai membuktikan kebenaran kata-kata Prof Humam, bahwa perang di Ukraina mulai berdampak di Aceh.
Karena telah membaca ulasan Prof Humam, maka saya tidak kaget lagi ketika Kak Ni penjual Sambai On Peugaga bilang harga sambai telah naik, dari tahun lalu yang hanya Rp 5.000 per porsi, kini menjadi Rp 7.000.

Lalu saya berjalan lagi, kali ini dengan sasaran lapak martabak mesir Bang Kumis yang berada di sudut jalan tempat para penjual kelapa muda berjejer.
Alhamdulillah, tak ada yang berubah di daftar harga martabak mesir Bang Kumis. Angka Rp 25.000 untuk martabak spesial masih ditempel seperti biasanya.
Hanya saja, saya merasa martabaknya agak lebih tipis dari sebelumnya.
Tapi saya mengerti, selain karena harga minyak goreng yang melejit dan barangnya yang langka, juga karena harga gandum yang jadi salah satu bahan martabak ini biasanya diimpor dari Ukraina atau Rusia.
Terakhir, saya bergerak ke Lamprit, saya menuju ke jalan Ayah Hamid, yang merupakan salah satu akses menuju ke Masjid Oman Almakmur.
Sedikit berbagi cerita, Ayah Hamid yang namanya ditabalkan menjadi nama jalan ini adalah ayahnya Prof Ahmad Humam Hamid yang sedang kita ceritakan dalam tulisan ini.
Baca juga: Ukraina Minta Senjata Ke NATO Untuk Lawan Rusia
Pada masa prakemerdekaan, Ayah Hamid adalah salah satu ulama Aceh yang ditugaskan oleh pucuk pimpinan perang gerilya di bawah komando ulama-ulama Tiro, untuk melaksanakan jihad akbar yang bertugas memberantas kebodohan, kejahilan dan kemaksiatan.
Nah, di sudut Jalan Ayah Hamid ini lah Ustaz Samsul Falah berjualan aneka minuman olahan yang diklaim halal, sehat, dan diproduksi secara higienis.
Samsul Falah, pria berusia 48 tahun ini berasal dari Pasi Lhok, Kecamatan Kembang Tanjung, Pidie.
Istrinya adalah Fitri Yani asal Meureudu, Pidie Jaya.
Setiap harinya, di bulan Ramadhan atau pun bulan-bulan lainnya, Ustaz Samsul memacu becak motornya dari Peukan Bada, Aceh Besar, ke Masjid Oman Almakmur di Lampriek, Banda Aceh.
Selain agar dekat dengan tempat shalat dan pengajian, di sini pula Ustaz Samsul mendapatkan ladang rezekinya.
Ustaz Samsul sudah 14 tahun berjualan aneka minuman ini di Banda Aceh, dari harga Rp. 3.000 hingga sekarang yang sudah seharga Rp 8.000.

Ustaz Samsul tak mengatakan, kenaikan harga minuman produknya kali ini adalah yang paling tinggi dalam sejarah dia berjualan.
Setelah sekian lama bertahan di harga Rp 5.000, tiba-tiba sejak awal Ramadhan 1443 H kemarin, Ustaz Samsul dengan sangat terpaksa menaikkan harga minuman yang dijualnya ke angka Rp 8.000.
Kenaikan yang sangat fantastis, melebih 50 persen. Tapi ini terpaksa dilakukan karena semua harga bahan baku melambung tinggi sejak sebulan lalu.
Ustaz Samsul memang tidak secara langsung mengaitkan kenaikan harga minumannya dengan perang Rusia Ukraina.
Tapi yang pasti kenaikan harga BBM telah menjadi pemicu melambungnya harga-harga, termasuk harga bahan baku minimun produksi Ustaz Samsul.
Ustaz Samsul juga tak menampik jika kenaikan Rp 3.000 ini terbilang tinggi, sehingga beliau tanpa sungkan menyampaikan harga baru ini kepada pembeli dan pelanggannya, sebelum mereka membeli.
Baca juga: Putin, Ukraina, dan Perang Dunia 3 (XVII) - Pax Americana, Kuala Batee, dan Ukraina
Pak, atau Bu, harganya sekarang jadi 8.000, karena semua harga barang naik, maaf ya bu, begitulah Ustaz Samsul menyapa setiap calon pembeli, sebelum mereka bertransaksi.
Benar-benar sebuah jual beli yang jujur sejak awal.
Tapi, pelanggan beliau tetap rame. Karena memang minuman olahan Ustaz Samsul, tak hanya nikmat di mulut, tapi juga tidak menimbulkan efek buruk bagi badan.
Mungkin diolah dari air yang baik dan bahan-bahan berkualitas, serta mengutamakan kehalalan.
Rata-rata pelanggan Ustaz Samsul mengerti dengan kenaikan harga minuman ceundoi atau cendol, sari jagung, kacang hijau, kacang merah, dan soya di gerobak Ustaz Samsul Falah.
Saya lebih mengerti, karena telah duluan membaca serial tulisan Profesor Ahmad Humam Hamid yang berjudul “Ukraina, Puasa, dan Panteraja yang Menderita” serta “Stratak Putin, PAHE, dan Cot Kafiraton”.
*) PENULIS adalah Kolektor Manuskrip Aceh dan Budayawan Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.
BACA ARTIKEL KUPI BEUNGOH LAINNYA DI SINI