Salam
Juallah Takjil Sehat, Jangan Meracuni
Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Banda Aceh menemukan cincau yang diduga mengandung boraks di Kawasan Pasar Lambaro
Perdagangan makanan mengandung boraks dan bahan pengawet sudah beberapa kali ditemukan di pasar-pasar yang ada di Aceh, termasuk Banda Aceh.
Sudah sering juga ditemukan ikan-ikan berformalin.
Dengan menggunakan formalin, ikan akan terlihat lebih segar dan awet.
Padahal, formalin adalah zat kimia berbahaya yang bila terpapar bisa menyebabkan gangguan kesehatan serius pada manusia, termasuk menyebabkan kanker.
Formalin sering digunakan sebagai bahan pengawet dan pembunuh kuman, bahkan dalam produk produk pembersih rumah tangga.
Formalin juga digunakan untuk mengawetkan mayat.
Untuk pemakaian yang benar saja, formalin harus secara hati hati, karena paparan bahan ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan masalah kesehatan yang serius.
Selain formalin, pada ikan segar juga pernah ditemukan mengandung merkuri, yakni zat kimia berbahaya.
Paparan yang tinggi terhadap merkuri dapat berupa kerusakan pada saluran pencernaan, sistem saraf, dan sistem urologi.
Selain itu, merkuri juga berisiko mengganggu berbagai organ tubuh, seperti otak, jantung, ginjal, paru paru, dan sistem kekebalan tubuh.
Merkuri tidak hanya akan berdampak kepada orang dewasa.
Kandung merkuri pada ikan diduga kuat berasal dari tambang-tambang emas ilegal yang membuang limbahnya ke sungai.
Para aktivis lingkungan hidup di Aceh sudah pernah mengingatkan pemerintah supaya mengawasi penggunaan merkuri yang tidak terkontrol itu.
Lalu, kita juga ingin mengingatkan para produsen makanan dan minuman jangan menggunakan pemanis buatan dalam dagangannya.
Sebab, penggunaan pemanis buatan seperti Aspartam, Sakarin, Sukralosa, Acesulfame potassium, dan Neotam sangat membahayakan kesehatan manusia.