Salam
“Lestarinya” Kekerasan Dalam Pemilu Filipina
Pemilu Filipina kembali berdarah-darah dan sejumlah nyawa melayang ketika kericuhan terjadi di salah satu Tempat Pemungutan Suara (TPS)
Kubu Bongbong bergabung dengan kubu Sara (putri Presiden Filipina Rodrigo Duterte) yang maju sebagai calon wakil presiden.
Filipina menggelar pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres) secara terpisah.
Mereka tidak dipilih dalam pilpres sebagai satu paket seperti di Indonesia.
Sedangkan Rodrigo Duterte, ayah Sara, tak bisa maju lagi sebagai calon presiden karena konstitusi Filipina membatasi masa jabatan presiden hanya satu periode.
Pembatasan ini diterapkan setelah Presiden Marcos digulingkan pada 1986 oleh kekuatan rakyat.
Intensinya tentu mencegah terulangnya lagi kemunculan diktaktor kejam dan antidemokrasi.
Sejatinya, Bongbong dan Sara adalah dua figur kontroversi yang ternyata menjadi favorit.
Bongbong anak seorang diktator kejam dan antidemokrasi bisa mendapat tempat istimewa di hati banyak rakyat Filipina.
Ia terpilih sebagai wakil rakyat atau anggota parlemen dengan dukungan suara yang sangat meyakinkan sebelum maju sebagai calon presiden.
Demikian juga Sara yang ayahnya dikritik habis-habisan oleh pegiat demokrasi dan hak azasi manusia (HAM) karena ketegasannya menghabisi beribu-ribu sindikat narkoba di negara itu.
Akan tetapi, Sara putrinya dalam berbagai survei ternyata menjadi calon wakil presiden Filipina yang sangat favorit dalam Pemilu Filipina tahun 2022 ini.
Banyak orang Filipina, terutama yang bukan pendukung Bongbong dan Sara melihat aneh perkembangan di Filipina.
Mereka mengatakan para pendukung Bongbong dan Sara sebagai pemilih yang tidak rasional dan hanya terpengaruh kepentingan sesaat.
Tapi, sosiolog Nicole Curato yang sudah berkali-kali melakukan penelitian mengatakan, "Kita tidak bisa begitu saja menyalahkan kembalinya keluarga Marcos ke panggung politik hanya sebagai produk manipulasi atau disinformasi.
” Sebab, saat ini , “Banyak orang tidak puas dengan cara Filipina merayakan demokrasi karena tidak benar-benar memberikan hasil dalam hal pekerjaan yang lebih baik, dalam hal pengentasan kemiskinan!” Apalagi, Bongbong sudah berjanji akan membuat Filipina kembali menjadi negara hebat.
Jadi, rasional juga kah, jika misalnya Bongbong terpilih?
Baca juga: Capres Filipina Disambut Meriah di Wilayah Bangsamoro, Pakai Jilbab dan Berkunjung ke Masjid Agung
Baca juga: Kehidupan Suku Agta di Pedalaman Hutan Filipina, Seperempat Populasi Pria Dimangsa Ular Raksasa