Internasional
Israel Abaikan Kecaman AS dan Uni Eropa, 4.427 Rumah Yahudi Akan Tetap Dibangun di Tepi Barat
Israel benar-benar keras kepala, kecaman Amerika Serikat dan Uni Eropa tetap diabaikan.
Khususnya, menerjemahkan posisi dan kata-katanya ke dalam tindakan untuk menekan pemerintah Israel agar menghentikan semua kegiatan pemukimannya dengan cara yang mengarah pada perlindungan solusi dua negara.
Sekitar 700.000 pemukim Israel tinggal di Tepi Barat di 125 pemukiman yang dianggap ilegal menurut hukum internasional.
Beberapa orang Israel menandai persetujuan baru-baru ini dengan perayaan.
Baca juga: Israel Hancurkan Rumah Warga Palestina, Dituduh Bunuh Pemukim
Para kritikus memperingatkan pemerintah Israel telah menoleransi , bahkan mendorong pemukim untuk merebut tanah Palestina di Area C, yang membentuk 60 persen Tepi Barat dan Jerusalem Timur.
Kegiatan pemukiman mencapai puncaknya selama masa jabatan mantan presiden AS Donald Trump, yang mendukung Israel tanpa syarat.
Rezim Perdana Menteri Israel Naftali Bennet yang berkuasa, pendukung utama perluasan pemukiman dan pemukim di Tepi Barat dan Jerusalem Timur, kata para kritikus.
Mereka menunjuk pada masa jabatan Bennet sebagai wali kota sebuah pemukiman Yahudi di Tepi Barat.
Banyak orang di Palestina sangat prihatin, perluasan permukiman merusak solusi dua negara dan membentuk ancaman serius bagi pembentukan negara Palestina merdeka dengan kesinambungan geografis.
Sebuah tujuan lama para tokoh politik Palestina.
Baca juga: Kesaksian Warga Yahudi Atas Serangan Paling Brutal di Tel Aviv, Kenang Kesan Indah Dua Warga Ukraina
Mustafa Barghouti, Sekretaris Jenderal Partai Inisiatif Palestina, kepada Arab News, Minggu (15/5/2022) mengatakan:
“Ini menegaskan niat Israel untuk menghancurkan segala kemungkinan mendirikan negara Palestina yang merdeka.”
Barghouti mengatakan perluasan pembangunan pemukiman di bawah pemerintahan Naftali lebih cepat daripada pemerintah sayap kanan sebelumnya, dan tentu saja, lebih buruk daripada pemerintahan Netanyahu.
“Sangat memalukan, partai-partai seperti partai sayap kiri Meretz dan partai Mansour Abbas tetap berada dalam pemerintahan seperti itu, yang harus segera dijatuhkan.”
Barghouti mengatakan Israel tidak akan terhalang kecuali sanksi oleh AS dikenakan padanya dan perusahaan-perusahaan yang berinvestasi di pemukiman.
Dia mencatat AS memberlakukan sanksi berat terhadap Rusia setelah invasi Ukraina.
Tetapi tidak memberlakukan tindakan hukuman tunggal terhadap Israel, meskipun melanggar hukum internasional.(*)