Jurnalisme Warga
Tapak Tilas Orphan Kafala di Aceh
Program Orphan Kafala ini merupakan sebuah program yang memberikan bantuan pendanaan yang diperuntukkan bagi anak-anak yatim dan yatim piatu

Kehadiran OKP mampu membuat anak almarhum Rasyidin Bangkit demi meneruskan hidup dan meraih cita-cita menjadi dokter.
Selama sekolah Muhammad Iqbal rutin mendapat beasiswa dan bantuan pendukung lainya untuk sekolah.
Sekolah di SMAN 1 Sigli, Muhammad Iqbal mendapat beasiswa dari OKP sejak kelas 1 SMA tahun 2006 dan berakhir disaat lulus sekolah pada tahun 2008.
Selama di sekolah Muhammad Iqbal meraih prestasi juara 2 pada perlombaan bidang studi kimia antar-SMA se-Kabupaten Pidie pada tahun 2007.
Selain itu ia juga aktif di organisasi intra sekolah dan organisasi eksternal seperti Remaja Masjid Al- Falah, Kota Sigli.
Tepatnya pada tahun 2014 Muhammad Iqbal menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Berkat keuletan dan kesabaran mampu mengantarkan Muhammad Iqbal menjadi dokter di Rumah Sakit Umum Sigli.
Tidak sampai di situ, Muhammad Iqbal terus memperdalam ilmu kedokteran nya dengan mengambil bidang Spesialis Penyakit Dalam di Universitas Syiah Kuala (USK) pada tahun 2020.
Harapan Hadirnya program ini menjadi salah salah penopang kestabilan ekonomi untuk masyarakat kurang mampu, terkhusus mereka yang yatim atau piatu.
Anak-anak sangat tertolong, mereka mendapat pendidikan dan kehidupan yang sama dengan temantemannya meskipun mereka tidak memiliki orang tua lengkap, dan besar harapan kita tentunya program ini senantiasa berlanjut dan khususnya Pemerintah Pidie ikut mengambil andil untuk menyukseskan program-program serupa.
Relawan menyampaikan kepada saya, "Persoalan utama kehidupan anak yatim adalah pendidikan dan ekonomi.
Ini yang kami lihat ketika setiap bulan berkunjung ke rumah mereka, harapan kami anak-anak yatim haruslah tetap mendapatkan pendidikan dengan baik meskipun segala keterbatasan dan kekurangan yang ada," kata Syeh Din.
Nah, rasanya masyarakat juga bisa berperan aktif untuk mengurangi kesenjangankesenjangan kehidupan anak yatim, masyarakat harus hadir baik moral maupun materi, jangan bertumpu tangan pada pemerintah.
Misalkan masyarakat yang memiliki kemudahan rezeki bisa bersedekah atau minimal satu keluarga mengasuh satu anak yatim, tentu anak-anak tersebut akan memiliki kehidupan yang layak dan berkembang.
Akhir perjumpaan kami sore itu dengan relawan Orphan Kafala Pidie dan Pidie Jaya saya dapatkan pesan berharga bahwa senantiasalah berbuat baik karena dunia sangat membutuhkan itu, bersatu dan bahu-membahu menjaga anak yatim dan piatu.
Bukankah orangorang dari luar, sejak bencana tsunami dan konflik sudah banyak memberikan bantuan, sekarang menjadi tugas kita bersama untuk melanjutkan mengambil peran membawa perubahan.(*)
Baca juga: Bukan Hanya Fakir Miskin, Ternyata 8 Orang atau Asnaf Ini Berhak Menerima Zakat Fitrah, Siapa Saja?
Baca juga: Komunitas Extrim Bireuen Santuni Belasan Anak Yatim