Jurnalisme Warga
Syahdunya Jumat Suci Bersama Santriwati
Tak heran jika kita menyaksikan aktivitas masyarakat di malam itu dalam hal memperbanyak membaca Al-Qur’an, berselawat, shalat malam, dan ibadah
Waled sengaja menerjemahkannya agar para pembaca langsung tahu maksud dari isi kitab tersebut.
Terjemahannya juga mengikuti sajak nazam yang indah ketika dibaca.
Nazam ini menceritakan tentang silsilah keturunan Nabi Muhammad saw, sirah kenabiannya, dan sifat-sifat beliau.
Nazam ini dibacakan agar kita selalu mengenang betapa besar perjuangan yang dilalui oleh rasul kita untuk menegakkan agama Islam dan agar kita lebih mencintai dan meneladani sifat-sifat beliau.
Majelis ini kami tutup dengan pembacaan syair yang Waled karang.
Syair yang sering kami sebut dengan ‘Syair Wajib Dayah Ummul Ayman’ ini berisikan tentang mengingat jasa kedua orang tua dan guru dalam kehidupan kita.
Selain itu, di malam yang berkah itu juga kami hiasi dengan ‘muhadarah’.
Kegiatan ini berupa pengembangan bakat yang dimiliki para santriwati.
Di acara ini, kami dibagi menjadi beberapa kelompok yang kami sebut ‘kabilah’.
Setiap kabilah akan dibimbing oleh beberapa ustazah.
Acara dimulai dengan membaca asmaul husna, Al-Qur’an, dan selawat.
Kemudian dilanjutkan dengan beragam acara, antara lain, pidato dalam tiga bahasa: Indonesia, Arab, Inggris, bermuhadasah (dialog dalam bahasa Arab dan Inggris), membacakan puisi, dan hikayat.
Setiap malam Jumat, santriwati akan mengikuti acara yang berbeda-beda agar bisa mengembangkan kepercayaan diri dan menemukan bakat yang paling dikuasai.
Pada hari Jumat, mulai subuh, kami mendirikan shalat berjamaah di musala.
Sebelum itu, kami awali dengan shalat sunah sebelum subuh (kabliyah subuh).