Jurnalisme Warga

Syahdunya Jumat Suci Bersama Santriwati

Tak heran jika kita menyaksikan aktivitas masyarakat di malam itu dalam hal memperbanyak membaca Al-Qur’an, berselawat, shalat malam, dan ibadah

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Syahdunya Jumat Suci Bersama Santriwati
FOR SERAMBINEWS.COM
NAYLA SYIFANA ARISNI, Santriwati Kelas XI IPA 5 MAS Ummul Ayman, asal Simpang Tiga, Bener Meriah, melaporkan dari Samalanga, Bireuen

Shalat ini tidak diperkenankan kami lewati begitu saja karena besarnya fadilah yang dikandunginya.

Sebagaimana hadis Rasulullah saw, “Dua rakaat fajar (shalat sunah kabliyah subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.

” (HR.Muslim) Suasana subuh kami hiasi dengan berzikir serta pembacaan Surah Alwaqiah dan Azzariyat.

Setelah shalat, kegiatan berlanjut ke program bahasa.

Setiap dua orang santriwati berbaris dengan rapi di halaman dayah dengan posisi saling berhadapan.

Dimulai dengan bismillah, kami memulai percakapan satu sama lain.

Percakapan dalam bahasa Arab dan Inggris ini sebagai bentuk mempraktikkan kosakata yang telah kami hafal sebelumnya.

Program bahasa ini diakhiri dengan pengulangan idiom (uslub) dan pemberian idiom baru.

Pentingnya kebersihan Meski hari libur, bukan berarti kami bisa berleha-leha begitu saja.

Kegiatan positif lainnya yang kami lakukan adalah bergotong-royong.

Kami diwajibkan membersihkan kamar masing-masing.

Setelah itu, ‘break’ sebentar untuk menikmati sarapan pagi.

Setiba waktu shalat duha, kami menunaikannya di musala.

Meski hukum asalnya sunah, tapi di Ummul Ayman, pelaksanaan shalat duha ini Waled wajibkan agar kami terbiasa sehingga nantinya tidak akan berat lagi dalam melaksanakan ibadah-ibadah sunah lainnya.

Setelah shalat, kami kembali memakai pakaian kerja.

Para santriwati disibukkan di lokasi kerja masing-masing.

Ada yang membersihkan musala, kamar mandi, kelas belajar, halaman dayah, dan lainnya.

Melalui aktivitas ini kami belajar mandiri dalam hal kebersihan.

Lumayan, sebagai modal untuk masa depan juga.

Kebersihan adalah yang paling diutamakan.

Di mana pun berada, Waled selalu menuntut kami untuk menjaganya.

“Geutanyoe bek mangat mata teuh wate ta kalon broh (mata kita jangan senang ketika melihat sampah),” kalimat ini sering Waled sebutkan sebagai sindiran kepada kami agar selalu bersih.

Kebersihan akan membawa ketenangan dan ketentraman.

Oleh karena itu, kebersihan harus menjadi prioritas utama setiap santri agar pembelajarannya mulus dan kita pun bisa belajar dengan serius.

Waktu istirahat (break time) untuk kami dimulai setelah bersih-bersih.

Setelah shalat Zuhur, ada banyak waktu bagi kami untuk bercengkrama dengan sesama.

Bahkan tak sedikit di antara kami yang dijenguk oleh orang tua masing-masing.

Saat itulah kami melepas rasa kangen itu bersama keluarga.

Sementara di sore Jumat, selesai shalat asar, majelis ibadah kami tutup dengan pembacaan wirid berupa Surat Al-Isra ayat 80-81 dan At-Taubah ayat 128-129.

Setelahnya, imam membimbing pembacaan doa dan mengakhirinya dengan membaca selawat yang berlafaz “Allahumma shalli wasallim ala sayyidina muhammadinin nabiyyil ummiyyi wa-ala aalihi washahbihi wasallim tasliima” sebanyak 80 kali.

Jumat pun berakhir dengan penuh berkah. (naylasyifanarisni@gmail.com)

Baca juga: Komunitas Jumat Berkah Sambangi 3 Janda Miskin di Langsa Barat

Baca juga: 5 Amalan Hari Jumat yang Sangat Rugi Jika Dilewatkan, Salah Satunya Mandi Sebelum Shalat Jumat

Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved