Kupi Beungoh
Elektabilitas Partai Politik Jelang Pemilu 2024 Makin Dinamis
Kita dapat melihat bahwa potensi elektabilitas sejumlah partai bergeser dan tren pemilih juga mengalami perubahan.
Oleh: Jabal Ali Husin Sab
Baru-baru ini Harian Kompas (21/6/2022) merilis hasil survey partai politik jelang pemilu 2024 yang dilakukan oleh Litbang Kompas.
Survey bulan juni ini kembali dilakukan oleh Litbang Kompas setelah januari lalu Kompas merilis hasil survey serupa. Survey kali ini menunjukkan hasil yang menarik untuk diamati.
Kita dapat melihat bahwa potensi elektabilitas sejumlah partai bergeser dan tren pemilih juga mengalami perubahan.
PDI-P masih berada di posisi teratas dengan jumlah 22,8 persen, diikuti urutan ke dua oleh Gerindra yang meraup hasil 12,5 persen.
Peningkatan signifikan diraih oleh Partai Demokrat di urutan ke tiga dengan meraih 11,6 persen, melampaui Partai Golkar yang turun ke posisi ke empat dari hasil survey sebelumnya dengan persentase suara sebesar 10,3 persen.
Baca juga: KIP Aceh Tengah Sosialisasi Pemilu 2024 kepada Mahasiswa KKN dan Pemilih Pemula di Silih Nara
Empat partai ini menduduki jajaran atas partai-partai besar dengan potensi perolehan suara terbanyak di pemilu 2024.
Sementara di papan tengah, PKB turun ke urutan kelima dengan persentase 5,4 persen disusul PKS yang mendapatkan jumlah angka yang sama.
Disusul Nasdem dengan 4,1 persen dan PAN yang mendapat 3,6 persen pemilih disusul Perindo dan PPP hanya meraih hasil 2 persen.
Salah satu poin menarik dari hasil survey ini adalah menurunnya tingkat elektabilitas partai-partai berkuasa, selain PDI-P dan Gerindra yang menunjukkan tren perolehan suara yang tidak banyak berubah.
Apabila kita coba mengaitkan hasil survey elektabilitas partai politik ini dengan tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah, kita akan menemukan suatu premis bahwa menurunnya tingkat kepuasan masyarakat terhadap pemerintah berbanding lurus atau bersamaan dengan menurunnya tingkat elektabilitas suara partai-partai koalisi pemerintahan.
PDI-P dan Gerindra berada di urutan atas dengan perkembangan yang cenderung stagnan menunjukkan bahwa kedua partai ini memang punya basis suara tradisional yang agak sulit bergeser.
Baca juga: Kenapa Anies Baswedan Rileks Saja?
Baca juga: Verifikasi Calon Peserta Pemilu Dimulai 29 Juli, KIP Aceh belum Kantongi Dana Verifikasi Parlok
Sementara suara partai-partai lain sangat bergantung dari amatan publik terhadap kinerja pemerintah, arah kebijakan partai, kinerja di DPR dan faktor lain yang dapat membuat mereka menentukan pilihan politiknya secara rasional.
Hal tersebut menentukan perubahan tren perolehan suara yang masih berpeluang menunjukkan hasil yang dinamis tahun depan.
Partai Demokrat: Kekuatan Baru dengan Peningkatan Signifikan