Opini

Kompetisi Meraih Jabatan

Agama mengingatkan bahwa jabatan/ kepemimpinan bukan keistimewaan tapi tanggung jawab, bukan fasilitas tapi pengorbanan

Editor: bakri
zoom-inlihat foto Kompetisi Meraih Jabatan
FOR SERAMBINEWS.COM
Dr SRI RAHMI MA,  Dosen UIN Ar Raniry, Ketua Asosiasi Prodi Manajemen Pendidikan Islam se-Indonesia

Semuanya membutuhkan orang lain untuk membantu pekerjaannya.

Keberhasilan seorang pemimpin dalam menjalankan jabatan yang diembannya adalah berkat berhasilnya orang-orang yang dipimpin menafsirkan dan menjalankan seluruh keputusan dan kebijakan yang telah disusun oleh pemimpin.

Maka, menghindari kompetisi secara terus menerus dan memperbanyak kolaborasi adalah sebuah keniscayaan.

Karena hanya dengan kolaborasilah semua pekerjaan yang ada akan terasa ringan dan dapat dengan mudah diselesaikan.

Manusia diberi beban jabatan karena manusia dianggap memiliki kemampuan berbeda dengan benda-benda padat lainnya.

Manusia memiliki hati dan akal pikiran, keimanan, perasaan kasih sayang serta empati kepada sesama yang mendukungnya untuk menunaikan amanah tersebut.

Jika setiap orang menjalankan jabatannya dengan penuh amanah dan tanggung jawab, maka selamatlah mereka.

Sebaliknya jika diselewengkan maka hancurlah dirinya.

Sehingga Rasulullah saw mengingatkan dalam sebuah hadis, “Bila amanah disia-siakan, maka tunggulah kehancurannya.

Dikatakan, bagaimana bentuk penyia-nyiaannya? Beliau bersabda, “Bila persoalan diserahkan kepada orang yang tidak berkompeten, maka tunggulah kehancurannya”.

(Bukhari dan Muslim).

Beratnya amanah dipengaruhi oleh faktor kapabilitas dan ruang lingkup dan cakupan penunaiannya.

Semakin tinggi kapabilitas, jabatan dan luas ruang lingkup seseorang, maka semakin berat pula amanahnya.

Amanah jabatan merupakan yang paling berat, karenanya, Islam memiliki perhatian besar terhadap masalah jabatan.

Allah Swt sangat banyak menyediakan jalan untuk mendapatkan kebahagiaan.

Jabatan adalah sarana untuk menggapai kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Namun jabatan hanya sarana, bukan tujuan.

Sebab itu, barang siapa yang telah mendapatkan sarana tersebut dan tidak mempergunakannya untuk mencapai tujuan, maka kebahagiaan tidak akan diperoleh.

Seperti umur, jabatan apa pun yang kita sandang pasti akan berakhir, maka berusahalah mengakhiri jabatan itu dalam keadaan husnul khotimah, jangan malah sebaliknya.

Rasulullah berkata, “Jabatan adalah amanah dan ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan di hari kemudian, kecuali yang menerimanya dengan hak serta menunaikannya dengan baik.

Pengkhianatan terhadap sumpah jabatan akan menyulut api kebencian dan amarah dari pemberi amanah, juga akan merusak tatanan nilai dalam lingkungan di mana amanah itu dijalankan".

Wallahualambissawab.< srirahmi77@ gmail.com>

Baca juga: Lima Pejabat Ikut Lelang Jabatan Sekda Abdya

Baca juga: Pemkab Aceh Singkil Segera Lelang Jabatan Eselon II, Kepala BKPSDM: Tinggal Nunggu Izin KASN

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved