Kupi Beungoh
MENGAJAR Dengan Pendekatan Gaya Belajar Anak Didik, Akan Lebih Menarik dan Efektif
Mengajar dapat dilakukan di dalam kelas maupu di luar kelas. Menggunakan berbagai macam metode, namun sebagian pendidik menggunakan satu metode
Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag. M.Ag.
Mengajar dalam pengertian sempit adalah menyampaikan sejumlah materi atau kurikulum dalam bentuk informasi, data dan fakta tentang sesuatu, agar anak didik memahami dan menguasai materi tersebut baik dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
Dalam pengertian luas "mengajar" adalah menjadikan anak didik menguasai sejumlah materi, dengan materi tersebut anak didik menjadi ta'at kepada Allah SWT dan Rasul-Nya, menjadi anak yang peduli kepada orang lain, menjadi anak kompeten dalam bidang tertentu, selain itu menjadikan anak didik memiliki akhlak yang baik.
Mengajar dapat dilakukan di dalam kelas maupu di luar kelas. Menggunakan berbagai macam metode, namun sebagian pendidik hanya menggunakan satu metode saja dalam mengajar seperti metode mencatat, metode ceramah atau metode lainnya yang dirasa mudah olehnya.
Dalam satu kelas atau ruang kuliah, ketika mengajar kita mendapatkan peserta didik dengan berbagai macam gaya.
Ada yang pendiam sibuk mencatat, dan memperhatikan guru menjelaskan, ada yang sibuk mengganggu kawan dan bergerak terus tidak bisa diam, ada yang banyak ngomong sehingga kelas menjadi rame dan hidup karenanya, ada yang tidak peduli sibuk sendiri ada yang usil suka mengganggu kawan atau gaya lainnya.
Baca juga: ISLAM Melarang SIKAP TENTATIF Terhadap Keyakinan Agama
Baca juga: Menutup Aurat itu Aturan Syariat Islam Bukan Budaya Arab
Demikian fenomena yang biasa kita temui di ruang kuliah atau di ruang kelas. Oleh karena itu, disarankan dalam mengajar guru atau pendidik dapat menggunakan beberapa metode mengajar sekaligus atau berbarengan untuk mangakomodir 3 gaya belajar anak yang ada di dalam kelas atau ruang kuliah yang ada.
Disarankan dalam memilih metode mengajar, guru atau pendidik mengikuti gaya belajar peserta didik, agar pembelajaran lebih menyenangkan, lebih menarik, materi yang disampaikan lebih cepat dan mudah dipahami oleh anak didik.
Berikut ini 3 gaya belajar anak yang bisa ditemui dalam ruang kelas atau ruang kuliah. Hal ini sebagaimana disebutkan juga dalam buku Quantum Teaching karangan Bobbi DePorter.
Baca juga: Pemuda dan Eksistensi Bangsa
Gaya Belajar Visual
Anak dengan Gaya belajar visual, memiliki ciri ciri: rapi, senang memperhatikan, senang dengan gambar , senang dengan warna, senang mencatat, tidak banyak bicara, jika ditanya menjawab singkat "ya" atau "tidak", jika berbicara singkat singkat.
Anak dengan gaya belajar visual, lebih senang dan lebih berkesan belajar dari apa yang dilihat, yang di catat. Oleh karena itu, disarankan guru atau pendidik dalam mengajar menggunakan media yang menarik yang bisa dilihat oleh anak, baik dalam bentuk media cetak maupun elektronik, seperti TV, Infokus, peta, gambar, grafik dan lainnya.
Selain itu sebaiknya guru menggunakan metode-metode mengajar yang memanfaatkan penglihatan seperti menonton, membaca, menulis, mencari di buku, kitab atau sumber goegle atau metode lainnya. Karena bagi anak dengan gaya belajar visual akan lebih berkesan, lebih menarik, lebih teringat jika belajar dari apa yang dia lihat sendiri secara langsung.
Baca juga: KEKERASAN juga Bulliying di Pesantren dan Sekolah Asrama, Merusak Citra Islam
Gaya Belajar Auditorial
Anak dengan gaya belajar auditorial,
Memiliki ciri: banyak bicara, suka mendengar, suka atau pande meniru cara orang bicara, lebih senang mendengar musik, tidak rapi dan lainnya
Untuk anak dengan gaya belajar auditorial, disarankan sebaiknya guru dalam mengajar menggunakan media yang dapat di dengar seperti radio, tv dan lainnya. Menggunakan metode yang lebih fokus kepada mendengar seperti diskusi, tanya jawab atau lainnya. Karena dengan mendengar mereka lebih berkesan dan lebih menarik, sehingga lebih mudah dalam menguasai materi yang diajarkan.
Baca juga: MODERASI BAGI SEORANG MUSLIM; Tidak Dalam Urusan Beragama
Gaya Belajar Kinestetik.
Anak dengan gaya belajar konestetik memiliki ciri tidak betah duduk lama, terus bergerak, sambil duduk pun bergerak, bisa kakinya, tangannya, terus beraktivitas.
Anak dengan gaya kinestetik lebih berkesan belajar dengan praktik, latihan, atau melakukan langsung.
Oleh karena itu disarankan sebaiknya guru dalam pembelajaran menggunakan media atau metode yang lebih fokus kepada praktek, latihan atau mengerjakan langsung.
Untuk anak dengan gaya belajar kinestetik dalam pembelajaran disarankan menggunakan media atau metode yang membuat anak dapat bergerak aktif dalam belajar.
Berdasarkan uraian di atas dan mengingat tidak ada gaya belajar yang homogen dalam satu kelas atau ruang belajar, misalnya auditorial semua, visual semua, kinestetik semua, melainkan dalam satu kelas bercampur anak dengan tiga gaya tersebut.
Oleh karena itu guru dalam mengajar disarankan untuk mengkombinasi metode dan media yang dapat mengakomodir semua gaya belajar anak di ruang kelas atau ruang kuliah.
Contoh kombinasi metode dan media dalam proses belajar mengajar.
Baca juga: ORIENTASI; Pendidikan Seperti Ini Yang Harus Di Peroleh Anak-Anak Muslim
Baca juga: GURU ADALAH INVESTOR AKHIRAT; Menanam di Dunia Memgambil Hasil Di Akhirat
Setelah kita tetapkan materi yang akan diajarkan misalnya materi shalat. Kemudian guru menyediakan media untuk pembelajaran shalat seperti video tata cara shalat atau poster tata cara shalat.
Selanjutnya pada awal pembelajaran, anak didik dapat dibagi dalam beberapa kelompok lalu ditampilkan gambar dan video tentang pembelajaran shalat tersebut. Lanjut setelah itu kepada anak diberikan kesempatan bertanya jika ada yang dianggap bingung atau tidak jelas.
Lalu diberikan tugas dalam bentuk lembar kegiatan siswa, mendiskusikan tentang materi shalat tersebut dan membuat rangkuman atau resume dari video yang sudah mereka tonton.
Setelah masing-masing kelompok selesai membuat resume atau rangkuman, kepada peserta didik, mewakili kelompok masing-masing, diminta mempresentasikan hasil resumenya boleh diwakili oleh satu orang atau rame rame oleh seluruh anggota kelompok .
Jangan lupa memberikan penghargaan rewerd untuk semua yang sudah dilakukan anak didik, boleh dalam bentuk pujian, tepuk tangan, penghargaan, hadiah, bintang bintang atau bentuk lainnya.
Untuk keberhasilan pembelajaran di sekolah, di sarankan agar guru dalam mengajar menggunakan pendekatan gaya belajar yang dimiliki anak, bukan sebaliknya anak harus ikut dengan gaya mengajar guru, yang terkadang gaya mengajar guru itu terkadang sulit diikuti oleh anak didik.
Logikanya, jika guru meminta anak memahami sang guru, ini tentu sangat sulit, misalnya guru dengan tingkat pendidikan s1, s2 atau s3 minta dipahami oleh anak didik di tingkat SD, SMP dan SMA .
Namun sebaliknya dengan tingkat pendidikan guru tersebut untuk memahami siswa akan lebih mudah. Atau dengan kata lain anak untuk naik ke tingkat kemampuan guru yang s1,s2, s3 sulit.
Namun guru yang s1,s2,s3 untuk turun ketingkat kemampuan anak akan jauh lebih mudah Insya Allah
Selain itu, tentunya guru harus meluruskan niat agar Allah mudahkan setiap usahanya, dan tidak kalah penting guru atau pendidik harus senantiasa berkata dan bersikap baik dihadapan anak didik ataupun dimanapun ia berada agar ia (guru) punya gezah (wibawa), sehingga mudah bagi anak didik menerima apa yang disampaikan oleh guru.
Wallahu'alam
*) PENULIS Dr. Ainal Mardhiah, S.Ag, M.Ag adalah Dosen Tetap Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Ar Raniry Banda Aceh.
KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggung jawab penulis.