Kupi Beungoh

Aceh dan Kepemimpinan Militer (VIII) - Al Mukammil: Soft Power dan Dansa Diplomasi

Ketika Cornelis pertama tiba di Aceh, ia dijemput ke pelabuhan oleh putera mahkota, Sultan Ali Riatsyah pada malam hari, dan dibawa ke Istana

Editor: Muhammad Hadi
SERAMBINEWS.COM/Handover
Prof. Dr. Ahmad Human Hamid, MA, Sosiolog dan Guru Besar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. 

Mereka yang bersanding dan bertanding sesamanya untuk perdagangan dan penjajahan di berbagai belahan bumi, termasuk Nusantara mulai memasukkan Aceh dalam kalkulasi penting, terutama karena kekuatan maritimnya yang telah terbukti di mulut Selat Melaka.

Negara itu adalah Perancis, yang di dalan kosakata kerajaan Aceh pada masa lalu disebut dengan “peringei”- bahasa melayu peringgi.

Sebulan setelah kepulangan utusan Inggris, Perancis menyusul. Tepatnya pada 24 Juli 1602, pelayaran perdagangan Perancis dengan utusan Francois Martin tiba di Aceh.

Ia menulis catatan yang lumayan tentang Aceh. Ia tidak menulis banyak tentang Al Mukammil, kecuali pembicaraan sang Raja dengan Monsieur de la Bardelière, komandan armada dagang itu sekitar 3 jam tentang situasi terakhir Eropah.

Sultan mengirim hadiah peralatan makan perak dan kristal, memberi sejumlah dinar Aceh, dan membolehkan crew Perancis membeli komoditi apapun selama berada di Aceh.

Mereka senang tinggal di Aceh, membeli komoditi, termasuk segala kebutuhannya sehari-hari, Mereka juga mengkonsumsi “ie jok masam”- yang mereka beli.

Baca juga: Viral Murid SD Diusir dari Barisan Pawai karena Baju Seragamnya Kusam, Begini Nasibnya Sekarang

Menurut catatan itu, “ie nuraka aceh” itu sama nikmat dan kuat rasanya seperti minuman keras brendi di Eropah.

Demonstrasi soft power, dengan protokoler saja tidak cukup bagi Al Mukammil. Ia ingin memberi tahu, ia menaruh perhatian tentang apa yang sedang terjadi di Eropah.

Menggunakan istilah kontemporer, ia ingin menunjukkan dirinya seorang “leader” yang juga seorang reader

Pengetahuan Al Mukammil tentang situasi Eropah cukup luas, kemungkinan besar ia dapatkan dari informasi para pedagang berbagai bangsa yang lalu lalang di Aceh.

James Lancester sangat terkejut ketika dalam pertemuannya dengan Al Mukammil, sang raja mengangkat isu kemenangan Inggris berperang melawan Spanyol-Portugal.

Al Mukammil juga mencari tahu perbandingan kekuatan Inggris dengan Belanda.

Jhon Davis, kapten kapal James Lancaster yang juga pernah melayani Cornelis de Houtman juga menyatakan kekagumannya tentang keluasan pengetahuan, berikut rasa ingin tahu yang lebih banyak Al Mukammil tentang Eropa ( Davis dalam Markham 1880, dalam Hadi 2011)

Apa implikasi dari diplomasi negara-negara Eropah terhadap Aceh yang dilakukan oleh Mukammil pada awal abad ke 17 itu ?

Pertama, Al Mukammil menulis surat balasan kepada Ratu Inggris yang menyambut baik keinginan Inggris untuk menjalin perahabatan dengan Aceh.

Baca juga: Aceh dan Kepemimpinan Militer (IV) - Alaiddin Riayat Syah, Sang Penakluk dan Armadanya

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved