Salam
Tragedi Maut Terulang Lagi di Lokasi Wisata
Di antaranya, lima santri yang sedang asyik mandi di lakasi wisata Brayeun, Aceh Besar, terseret air bah yang datang mendadak
SEJUMLAH bencana alam terjadi di Aceh menyusul angin kencang dan hujan lebat dalam beberapa hari terakhir.
Di antaranya, lima santri yang sedang asyik mandi di lakasi wisata Brayeun, Aceh Besar, terseret air bah yang datang mendadak.
Lalu, ada pula nelayan di Aceh Jaya yang hilang dihantam ombak dalam perjalanan pulang dari melaut.
Paling tidak, hingga Kamis (25/8) tengah malam, ada lima korban yang belum ditemukan.
Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto, menyatakan duka yang mendalam atas musibah di Brayeun.
Ia juga mengingatkan semua pengunjung lokasi wisata, terutama wisata alam dalam bentuk sungai, air terjun, laut, dan pantai untuk senantisa waspada dengan kondisi cuaca.
Kelima korban yang terseret arus itu merupakan santri Dayah Raudhatul Qur'an Al-Aziziah, Desa Lamsiteh, Kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar.
Dari lima santri yang hilang akibat hantaman air bah, seorang selamat dan empat lainnya belum ditemukan hingga pencarian dihentikan sementara pada Kamis menjelang tengah malam.
Dari empat yang hilang itu, seorang di antaranya adalah warga asal negeri tetangga, Malaysia.
Baca juga: Krueng Brayeun Telan Korban, Anggota DPRK Aceh Besar Minta Pemkab Ambil Langkah Antisipatif
Baca juga: Pencarian Santri Korban Air Bah, Pj Bupati Aceh Besar Gelar Doa di Pemandian Brayeun
Air sungai yang keruh dan derasnya arus akibat lokasi kejadian diguyur hujan, membuat petugas kesulitan melakukan pencarian.
Hingga siang kemarin, santri-santri yang hilang terseret arus itu masih dalam pencarian.
Dari Aceh Jaya dilaporkan, seorang nelayan setempat hilang setelah jatuh dari boat yang ia tumpangi saat dihantam badai.
Peristiwa itu terjadi saat korban bersama ayahnya dalam perjalanan pulang melaut dengan boat bermesin 40 PK.
Baca juga: Korban Terseret Air Bah di Brayeun Leupung Ternyata Lima Orang, 1 Selamat & 4 Masih dalam Pencarian
Keduanya jatuh ke laut, tapi sang ayah dapat menyelamatkan diri.
Dari dua persitiwa itu, kita mengingatkan, bahwa cuaca saat ini sedang buruk.
Hujan lebat yang mengguyur dalam intensitas tinggi, sangat berpotensi terjadinya banjir, terjangan air bah, dan tanah longsor.
Sedangkan angin kencang berpotensi menimbulkan badai dan gelombang besar di laut.
Dan, tentu saja bisa menumbangkan pohon-pohon di darat.
Bukan hanya itu, di beberapa kawasan di Aceh disertai dengan petir yang tak jarang menelan korban jiwa.
Karenanya, kita sangat mengapresiasi Badan Penanggulangan Bencana Kabupaten (BPBK), Aceh Barat Daya (Abdya), yang sejak awal sudah mengimbau warga setempat, agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bencana alam, yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Imbauan tersebut, disampaikan menyikapi cuaca ekstrim yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Mengenai peristiwa-peristiwa maut yang terjadi di lokasi-lokasi wisata, kita ingin mengatakan kembali bahwa para pengelola lokasi wisata supaya lebih peduli terhadap pengunjung.
Misalnya, jika sedang musim hujan sebaiknya para pengunjung dilarang mandi dan disarankan berada di lokasi-lokasi yang aman.
Kemudian, kepada pengelola lembaga pendidikan yang sering membawa anak didiknya ke lokasi wisata juga harus berhati-hati.
Sebaiknya tidak membawa anak didik ke dearah-daerah yang rawan air bah, tanah longsor, dan banjir pada musim penghujan dan angin kencang.
Yang lebih penting lagi, membawa anak didik ke lokasi wisata harus dalam pengawasan ketat.
Sejak awal harus sudah diingatkan tidak boleh berenang dan lain-lain yang bisa berakibat fatal.
Ini penting mengingat membawa anak sekolah atau santri dayah pasti jumlah banyak dan sangat sulit diawasi dan susah pula dikendalikan saat berada di lokasi wisata.
Makanya, sekali lagi, para pengelola lembaga pendidik harus memilih waktu dan lokasi
Baca juga: Korban Air Bah di Brayeun, Satu Orang Ditemukan Meninggal Dunia Tersangkut Kayu
Baca juga: Hingga Malam Ini, Empat Santri Terseret Arus di Pemandian Brayeun belum Ditemukan