Berita Nasional
Hacker Bjorka Klaim Bobol Data Jokowi, Termasuk Surat dari Badan Intelijen Negara, Ini Tanggapan BIN
Bjorka mengklaim telah membobol data Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan total 679.180 data. surat atau dokumen dari Badan Intelijen Negara (BIN)
Hacker Bjorka Klaim Bobol Data Presiden Jokowi, Termasuk Surat dari Badan Intelijen Negara, Begini Tanggapan BIN
SERAMBINEWS.COM - Pengguna media sosial dikejutkan dengan aksi peretasan yang dilakukan hacker Bjorka.
Targetnya website dan data lembaga pemerintah, tokoh hingga data penduduk Indonesia.
Baru-baru ini Bjorka juga mengklaim membobol data Presiden Jokowi dan surat dari Badan Intelijen Negara (BIN).
Peretas atau hacker yang menyebut diri sebagai Bjorka kembali mengunggah data milik pemerintah Indonesia.
Bjorka mengklaim telah membobol data Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan total 679.180 data.
Dari data yang disebutkan bocor tersebut adalah surat atau dokumen dari Badan Intelijen Negara (BIN) dengan label rahasia.
Informasi bocornya data milik Presiden ini disampaikan oleh akun Twitter ini pada Jumat (9/9/2022).
"[PERINGATAN] Transaksi Surat dan Dokumen kepada Presiden Indonesia 679K dibocorkan ke deep web oleh aktor jahat 'Bjorka'," terjemahan tulisan pengunggah.
Baca juga: Usai Bocorkan Dokumen Milik Jokowi, Hacker Bjorka Bagikan Data Diduga Milik Puan dan Denny Siregar
Dalam tangkapan layar yang diunggah, tampak lambang Kepresidenan RI dengan keterangan "Presiden Republik Indonesia".
Tangkapan layar tersebut berisi informasi bahwa ada total 679.180 dokumen berukuran 189 MB tanpa kompres dan 40 MB dalam kondisi kompres.
Hingga Sabtu (10/9/2022) siang, unggahan tersebut disukai lebih dari 14.900 pengguna dan 5.806 lainnya membagikan ulang ke lini masa mereka.
Lalu, bagaimana tanggapan BIN mengenai klaim kebocoran dokumen presiden?
Tanggapan BIN
Juru Bicara BIN Wawan Hari Purwanto menegaskan, informasi bocornya data berupa dokumen Presiden Jokowi di media sosial tersebut tidaklah benar.
Baca juga: ‘Bjorka’ Retas Dokumen Jokowi, Pengamanan Data di Indonesia Buruk