Jurnalisme Warga
Sensasi Ikut Zoom dengan Para Mediator Nasional
Masuk pesan dari Panitia Pelatihan Mediasi Batch XIX mengingatkan peserta agar segera join di zoom yang link-nya sudah dikirim ke grup WhatsApp

Para pihak menentukan sendiri jalannya mediasi dan memilih penyelesaian sengketa,” tambah Afwan.
Hari kedua pelatihan diisi oleh Dr.Alfitra, S.H., M.Hum, dosen dan juga mediator.
Pemateri di hari kedua banyak menjelaskan teknis-teknis mediasi.
Beliau menjelaskan dari awal mediasi hingga penutupan mediasi.
Kami diberi tugas membuat video cara membuka mediasi hingga menutup mediasi dengan durasi 5-10 menit.
Beliau berpesan kepada kami saat mediasi tidak boleh memegang telepon, menerima telepon, dan mengetik pesan di handphone.
Setiap peserta menceritakan masalah-masalah yang pernah ditangani.
Hari ketiga diisi oleh Sabela Gayo.
Pria gempal dan supel ini memaparkan tentang orientasi Dewan Sengketa.
Sesi selanjutnya diisi oleh Ibu Idawati, S.Ag., M.
H, Hakim Pengadilan Agama Depok, Jawa Barat.
Beliau memberikan dua materi pada hari ketiga.
Di sesi pagi tentang Merencanakan dan Merancang Proses Mediasi dan pada sesi siang beliau sajikan materi tentang penyelesaian konflik.
Sesekali beliau minta peserta untuk membaca slide dan kemudian beliau jelaskan.
Hari keempat diisi oleh Dr.Mardi Candra, S.Ag., M.Ag., M.H., CPM, hakim yudisial MA dan dosen di Universitas Jayabaya Jakarta.
Hari keempat ini menarik.
Saya merasa waktu begitu cepat berlalu.
Pemateri memaparkan materinya, kemudian kami simulasi.
Kami diberikan contoh kasus dan diminta untuk menjadi mediator.
Kami diminta harus bisa membuka mediasi hingga menutup mediasi.
Sesekali beliau membacakan slide powerpoint, kemudian menjelaskannya.
Sesekali secara bergantian kami diminta untuk membaca slide dan beliau jelaskan, kemudian kembali ke simulasi.
Pada hari keemat ini juga setiap peserta berebutan untuk simulasi.
Ini momen bagi setiap peserta untuk simulasi di hadapan pakar mediator.
Setiap kali kami simulasi beliau mengucapkan mantap, bagus, atu keren.
Lebih keren pasti kalau jam terbang sudah tinggi.
Ini memotivasi kami untuk terus belajar, tidak takut dan malu-malu dalam simulasi.
“Beri aplaus kepada teman kita,“ pinta Dr.Mardi.
Begitu cara pemateri memberikan semangat kepada para peserta pelatihan ketika simulasi mediasi.
Semua peserta pun memberi aplaus kepada peserta yang tampil.
Hari kelima diisi oleh Prof.Dr.H.Sugianto, S.H., M.H.
Beliau adalah dosen dan juga mediator nonhakim.
Hari yang ini banyak membahas terkait kode etik, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan ketika mediasi berlangsung.
Pemateri sesekali memberikan contoh kasus.
Setelah selesai materi ini, kami masuk ke sesi ujian.
Semua peserta diminta simulasi dalam tiga peran: mediator, pemohon, dan termohon.
Setiap kelompok akan dinilai oleh seorang asesor.
Merekalah yang akan menilai peserta lulus atau tidak.
Kami dibagi menjadi enam kelompok.
Saya kena kelompok 5, asesor saya adalah Sutanto S.H., M.H., CLA., CPL., CPCLE., ACIArb., CCCLE.
Sebelum ujian berdebar-debar rasanya, takut tidak lulus.
Hal ini juga dirasakan oleh teman yang lain.
Ujian dimulai pukul 13.30 dan selesai pukul 16.00 WIB.
Alhmdulillah, semua kami dinyatakan lulus dan diberikan gelar profesi Certified Professional Mediator (CPM).
Bahagia raasanya. Semoga kami bisa menjadi mediator yang mampu mendamaikan para pihak yang bertikai. (srahmah83@ gmail.com)
Baca juga: Alasan Dito Mahendra Polisikan Nikita Mirzani, Mediasi Gagal hingga Nyai Terancam Dipenjara
Baca juga: Polisi Mediasi Kasus Penganiayan Santri di Pesantren di Tangse Secara Restorative