Kupi Beungoh
Inovasi dan Digitalisasi Demi Pendidikan Aceh
Kewajiban meningkatkan mutu pendidikan Aceh menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah Aceh, dunia kampus, orang tua, masyarakat
Ini menjadi bahan evaluasi bagi semua, bahwa jika disajikan dengan cara yang interaktif dan komunikatif, anak-anak dapat memecahkan berbagai tantangan, sudah saatnya guru memahami gaya berfikir anak yang beda zaman dengannya, harus diperbanyak cara mengajar yang mengakomodir kebutuhan anak daripada kebutuhan guru.
Dalam hal ini digitalisasi menjadi salah satu solusi, karena anak-anak yang memang sudah mengenal teknologi sejak lahir akan sangat mudah menjangkau berbagai hal yang ada di ranah digital.
Anak millenial dikenal aktif di dunia maya, terhubung sesama mereka di ranah digital, yang sebagian aplikasi tersebut jarang diakses oleh orang tua atau guru.
Maka tidak heran jika informasi yang diterima oleh siswa bisa lebih uptodate daripada informasi yang didapati oleh guru.
Baca juga: Biaya Hidup Tinggi, Penghasilan tak Mencukupi,1 Keluarga Kurang Mampu asal Aceh Pilih Pulang Kampung
Para siswa bisa saja berkumpul di dunia maya, yang berbeda dengan guru, bisa saja mereka mengkritik guru yang dianggap masih jadul di komunitas mereka, hanya saja mereka tidak berani ungkapkan di ruang kelas karena takut diberikan nilai buruk.
Ini mengindikasikan bahwa sebenarnya para siswa sangat siap memasuki era digitalisasi, jangan-jangan kita yang belum siap menerimanya.
Tetapi zaman tidak akan mundur ke belakang, semakin ke depan kebutuhan digitalisasi semakin kuat, dan kita tidak bisa mengelaknya.
Inovasi atau mati
Teknologi berkembang dengan pesat, yang akan memaksa manusia berubah. Perubahan yang seolah tidak berujung mengakibatkan terjadinya disrupsi.
Disrupsi bisa menjadi masalah sekaligus berkah. Masalah bagi yang tidak berinovasi dan berkah bagi yang siap beradaptasi. Dalam hal ini inovasi atau mati.
Kita masih ingat merek Nokia yang menguasai pasar HP dunia, tetapi kini tak berdaya.
Dulu semua urusan harus pakai foto yang dihasilkan dengan mencetak film, kini anak usia 20-an tahun tidak kenal lagi merek Kodak.
Secara global dari 500 Perusahaan teratas di dunia yang terdaftar di Fortune 500 pada 1955, hanya 52 perusahaan yang bertahan di daftar yang sama pada tahun 2020, penyebabnya adalah karena inovasi.
Baca juga: Kreatif, Warga Bireuen Ciptakan Produk Pengadaan Air Bersih Ruda Gisa, Tanpa BBM dan Listrik
Menyikapi hal itu Presiden Jokowi menjelaskan pentingnya inovasi di dalam pendidikan.
”Hampir dua tahun dalam selubung pandemi, dunia pendidikan kita tetap berjalan berkat inovasi, kreativitas, dan dedikasi para guru mengawal pendidikan generasi muda.