Jurnalisme Warga
Rabee, Kuliner Lezat dari Kluet yang Terlupakan
Kluet merupakan sebuah wilayah yang berada di Kabupaten Aceh Selatan, memiliki keunikan ragam budaya, adat istiadat, kesenian, dan ragam bahasa

Seiring dengan perjalanan waktu, banyaknya makanan cepat saji yang tersedia di warung, kafe, atau tempat-tempat lainnya sehingga rabee kian terlupakan, khususnya bagi generasi muda asal Kluet.
Saya pernah melakukan observasi di beberapa sekolah di wilayah Kluet.
Ternyata, hanya sebagian siswa yang mampu menyebutkan kuliner tradisionl khas dari daerahnya sendiri.
Ini membuktikan, generasi muda sudah banyak yang lupa dan sama sekali tidak tahu masakan khas atau kuliner warisan indatu (nenek moyang)-nya.
Camat Kluet Utara, Misbah SAg yang juga mantan kepala MAN 4 Aceh Selatan bersaran, untuk mempertahankan rabee sebagai kuliner khas dari Kluet ini agar diketahui oleh generasi muda, perlu dilakukan perlombaan memasak tingkat ibu-ibu penggerak kesejahteraan keluarga (PKK) desa di tingkat kecamatan.
Selanjutnya, agar kuliner ini diusulkan oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Selatan tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) perlu diusulkan ke lembaga terkait.
Baca juga: Kluet dan Kisah Masjid Tuo Berumur 600 Tahun Lebih
Senada dengan pernyataan Camat Kluet Utara, Kepala SMA Negeri 1 Kluet Utara, Drs Sarfunis juga menyambut baik usulan Camat Kluet Utara itu agar rabee dimasukkan dalam WBTBI.
Sebagai kepala sekolah, Sarfunis bertekad akan melakukan lomba antarkelas saat akhir semester untuk mengangkat kuliner khas Kluet, khususnya rabee dan masakan khas lainnya, bahkan bisa juga antarsekolah.
Menurutnya, siswa sebagai generasi muda perlu mengetahui kuliner khas dari daerahnya dan agar tetap dilestarikan.
Dewasa ini siswa, khususnya para remaja, lebih suka menyantap masakan yang lebih praktis dan ekonomis.
Tidak salah memang, selain mudah ditemukan harganya pun terjangkau.
Beda sekali kalau di kampung, tentu selain daging kerbau atau sapi sulit didapat, harganya pun mahal dan tidak dijual setiap hari.
Hanya pada bulan-bulan tertentu saja daging dijual, seperti pada hari meugang dan hari raya.
Namun, tidak salahnya rabee sebagai kuliner khas masyarakat Kluet perlu lebih diperkenalkan kepada masyarakat luas.
Misalnya, ketika acara kenduri rabee perlu dihidangkan sebagai salah satu menu.