Opini
Mewujudkan Layanan Primer Berkualitas
Dinas Kesehatan Aceh, menyebutkan Aceh masih mengalami kekurangan tenaga kesehatan terutama di layanan primer

Dari sisi perilaku, yaitu hidup sehat masih jauh dari harapan, angka merokok tinggi, beraktivitas (olah raga) rendah sehingga tidak heran angkat Penyakit Tidak Menular terus menanjak tinggi.
Pemerintah menyadari bila sistem kesehatan tidak diperkuat akan sulit bagi negara dan daerah untuk keluar dari persoalan Kesehatan di atas.
Ketersediaan tenaga Kesehatan esensial harus menjadi prioritas bagi pemerintah Daerah apalagi bila mimpi layanan Puskesmas bermutu yang diinginkan.
Baru-baru ini Kemenkes, meluncurkan 6 pilar reformasi kesehatan, salah satu adalah reformasi di layanan primer, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebutkan promotif dan preventif merupakan fokus dari upaya pemerintah di layanan primer dalam rangka mendorong masyarakat sehat.
WHO, menyebutkan upaya promotif adalah upaya Kesehatan dalam rangka mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, seperti kampanye kesehatan, atau penyuluhan untuk merubah perilaku seperti, mengajak orang berhenti merokok, berolah raga.
Baca juga: Istri Gubernur Aceh Kunjungi Lapas Wanita di Tibang, Dinkes Pidie Fasilitasi Pelayanan Kesehatan
Sedangkan upaya preventif adalah upaya kesehatan dalam rangka mencegah agar masyarakat tidak jatuh sakit, seperti imunisasi Covid-19 yang saat ini sedang berlangsung.
Ketersediaan SDM berkualitas menjadi kunci jawabannya.
Menjadi tetap sehat Mari kita lihat sistem layanan primer, atau Puskesmas saat ini, tinggalkan dulu tentang fasilitas yang relatif lebih mudah untuk dipenuhi.
Puskesmas harus memiliki 9 jenis tenaga Kesehatan: dokter umum, dokter gigi, farmasi, SKM, tenaga laboratorium, kesehatan lingkungan, gizi, bidan dan perawat.
Sudah selayaknya 9 jenis tenaga kesehatan harus ada di setiap Puskesmas di Aceh bila kita ingin memacu ketinggalan di bidang Kesehatan.
Bekerja di Puskesmas untuk waktu lama apalagi menetap belum menjadi pilihan dokter untuk saat ini.
Banyak dokter, walaupun tidak semua, menganggap kehadiran selama di Puskesmas hanya sebagai batu loncatan sebelum mengambil pendidikan selanjutnya.
Harus ada terobosan pemerintah terkait dengan kendala ini.
Kehadiran dokter yang bertugas dalam jangka waktu lama di daerah dan fokus pada dua upaya Kesehatan (promotif dan preventif) adalah sebuah keniscayaan.
Saat ini pemerintah sedang meluncurkan Program Pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Keluarga, tepatnya Spesialis Kedokteran Keluarga layanan primer (SpKKLP), insya Allah juga akan dibuka di Universitas Syiah Kuala, Aceh.
Baca juga: Muktamar IDI, Syech Fadhil Singgung tentang Pelayanan Kesehatan di Aceh