Berita Aceh Timur
Belum Miliki KTP, Warga Pedalaman Aceh Timur Ini Tertunda Nikah, Butuh Waktu Lama ke Idi via Sungai
Pasalnya, untuk menuju ke Aceh Tamiang, Langsa, dan ibu kota kabupaten mereka sendiri, yaitu Idi Aceh Timur, mereka harus menempuh perjalanan jauh ber
Penulis: Zubir | Editor: Mursal Ismail
Padahal jika akses jalan tembus ke Simpang Jengkol daerah Babo Aceh Tamiang dibuka, hanya berjarak sekitar 20 km saja dan hanya memakan waktu 30 menit perjalanan.
Namun selama ini karena melalui sungai besar dan harus melewati Batu Katak yang berjarak sekitar 50 km, butuh waktu 1,5 jam - 2 jam jam pergi ke kota, dan pulangnya sampai 3 jam lebih.
"Usulan pembangunan jalan darat ini sudah lama kampi suarakam dan sampaikan ke Pemkab Aceh Timur, tapai sampai sekarang belum ada tanggapannya," terang Zailani.
Masyarakat di sana sangat berharap Pemerintah Aceh Timur atau Pemerintah Provinsi Aceh maupun Pemerintah Pusat, segera membangun jalan tembus bagi mereka, supaya warga di sana memiliki akses jalan darat.
Sedangkan Dana Desa yang dimiliki Desa Melidi saat ini yang tidak seberapa, tak memungkinkan dipakai membangun jalan tembus dan jembatan tersebut.

Baca juga: Warsos Sambangi Duafa di Pedalaman Aceh Timur, Ingin Bagi Donasi Mulai Rp 10 Ribu? Hubungi Nomor Ini
Pemerintah harus merespon serius apa yang dibutuhkan masyarakat di desa pedalaman Aceh Timur itu yang selama ini kerap terisolir ini, terutama saat tibanya musim penghujan.
Karena arus dan volume air sungai daerah tersebut sangat kencang dan besar, sehingga otomatis sangat membahayakan dilalui boat.
Terutama di tikungan alur sungai Batu Katak yang terdapat dua bongkahan batu besar yang menyebabkan terjadinya penyempitan alur sungai di Batu Katak tersebut.
Derita Warga 4 Desa Terisolir di Simpang Jernih Aceh Timur, Bartaruh Nyawa Lintasi Sungai Batu Katak
Namanya Desa Melidi, satu desa permukiman penduduk yang jauh di pedalaman wilayah Kecamatan Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur.
Selain Desa Melidi, tiga desa lainnya, yakni Desa Tampur Paloh, Tampur Bor, HTI Ranto Naru, berada di wilayah ujung Pantai Timur Provinsi Aceh, berbatasan dengan Aceh Tenggara, Gayo Lues, Aceh Tamiang, dan Sumatera Utara, ini juga bernasib sama.
Untuk menuju ke wilayah itu, jalur satu-satunya yang bisa ditempuh melalui alur Sungai Tamiang melewati Sungai Batu Katak.

Baca juga: Akui Salah, Sambo Tetap Kekeh Tantang Pembuktian di Pengadilan soal Pelecehan Seksual Putri
Sungai Batu Katak ini, warga setempat juga menyebutknya "sungai maut" karena banyak warga yang mengalami kecelakaan hingga meninggal di sungai ini.
Sungai Tamiang itu mengaliri air tawar dari daerah pegunungan Aceh Timur dan Lesten Aceh Tenggara yang bermuara akhir ke laut kawasan Kabupaten Aceh Tamiang.
Jika air sungai tidak besar dan tidak hujan, jarak tempuh warga Desa Melidi menuju Babo, Aceh Tamiang antara 1,5 jam - 2 jam dengan menggunakan boat mesin.