Kupi Beungoh

Masa Bodoh dengan Ketokohan

“dicari tokoh seni dan budayawan Aceh” untuk dua kategori, Mahkota Alam dan Tajul Alam.

Editor: Zaenal
facebook.com/akramazzahir
Said Akram, maestro kaligrafi kontemporer asal Aceh. 

Oleh: Said Akram*)

SAYA tidak tau apakah saya ini tokoh atau bukan. Sebab saya itu menganggap saya sendiri biasa saja.

Tapi, pada tahun 2009, saya lupa tanggal dan bulannya, Harian Serambi Indonesia yang merupakan media terbesar di Aceh, menerbitkan sebuah artikel yang intinya berbunyi “dicari tokoh seni dan budayawan Aceh” untuk dua kategori, Mahkota Alam dan Tajul Alam.

Tak jauh berselang waktu, saya dapat panggilan untuk hadir ke Anjong Mon Mata yang berada di kompleks Meuligoe Aceh (pendopo Gubernur Aceh).

Saya diundang menerima anugerah atau penghargaan untuk kategori Mahkota Alam, dalam rangkaian kegiatan event Pekan Kebudayaan Aceh (PKA) V Tahun 2009.

Pada PKA sebelumnya, yaitu PKA IV Tahun 2004, penghargaan seperti ini diberikan kepada penyair legendaris Indonesia, WS Rendra, sastrawan negara Malaysia Tan Sri Ismail Husen, pelopor kaligrafi kontemporer Indonesia AD Pirous, serta sejumlah nama mentereng lainnya.   

Untuk diketahui, PKA IV ini dilaksanakan pada tanggal 18-28 Agustus 2004 pada masa Gubernur Abdullah Puteh dan Wagub Azwar Abubakar, serta Sekda Thantawi Ishak.

Pada masa itu pula didirikan Taman Ratu Safiatuddin, sebagai sentral penyelenggaraan PKA tahun-tahun setelahnya.

Penyair dan dramawan ternama Indonesia, WS. Rendra tampil membaca puisi berjudul "Universitas Syiah Kuala, Guru Kami" di Taman Ratu Safiatuddin.

Juga tampil Presiden Penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri dan penyair Aceh Fikar W.Eda membawakan"Salam Damai."

Kabupaten Aceh Tengah, keluar sebagai juara umum pada PKA ke-4 itu.

Sekali lagi saya ulang, saya juga mendapatkan penghargaan serupa seperti yang diberikan kepada tokoh-tokoh besar tersebut.

Hanya saja, saya tidak paham apakah saya ini termasuk tokoh juga atau bukan..?

Ahh.. masa bodoh saja...!!

Baca juga: PKA akan Digelar Tahun Depan, Kadisbudpar Aceh Bahas dengan Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek

Baca juga: Kunjungan Ramadhan ke AD Pirous: Lingkaran Budaya Muzakir Walad, dan “Resurrection” PKA (VIII)

Baca juga: Muchlis Gayo, Penari Guel PKA 2 1972, Rampungkan Buku Tari Guel Berisi Sejarah dan Cara Menarikannya

Melintas Garis Waktu dan Peristiwa

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved