Jurnalisme Warga
Rasulullah saw Potret Ayah Teladan
Hari Ayah memang tidak sepopuler Hari Ibu dan disambut tidak seantusias peringatan Hari Ibu pada setiap 22 Desember

OLEH NAURATUL ISLAMI, Mahasiswi Program Studi PBA Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Anggota DPP ISAD Aceh, dan alumnus Dayah Putri Muslimat Samalanga, melaporkan dari Banda Aceh
PERAYAAN Hari Ayah sangat berbanding terbalik dengan perayaan Hari Ibu yang begitu meriah.
Tidak banyak masyarakat yang mengetahui bahwa Hari Ayah juga ada.
Bahkan, ada sebagian masyarakat mengira bahwa Hari Ayah itu tidak ada.
Hal itu disebabkan Hari Ayah memang tidak sepopuler Hari Ibu dan disambut tidak seantusias peringatan Hari Ibu pada setiap 22 Desember.
Pun dikarenakan Hari Ibu sudah sejak lama ditetapkan, yaitu sejak pemerintahan Ir.Soekarno pada 1953.
Hari Ayah mulai diperingati setiap tahunnya juga pada 12 November sejak enam tahun silam.
Sedangkan di negara lain, Hari Ayah sudah mulai diperingati sejak awal abad ke-12 dengan makna sebagai hari untuk menghormati ayah, juga sebagai wujud terima kasih kepada ayah.
Berawal dari Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP) mengadakan “Sayembara Menulis untuk Ibu” di Solo, Jawa Tengah, pada 2014 lalu.
Lomba tersebut diikuti oleh berbagai kalangan, dimulai dari anak-anak SD hingga SMA, mahasiswa, bahkan dari kalangan umum pun ikut berpartisipasi.
Dalam lomba tersebut muncul pertanyaan dari peserta kapan penyelenggaraan lomba menulis surat untuk Hari Ayah.
Setelah melakukan kajian panjang, PPIP akhirnya mendeklarasikan 12 November sebagai Hari Ayah untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 2016.
Baca juga: Doa Pembuka Pintu Rezeki Sesuai Ajaran Rasulullah SAW,Awali Sholat Dhuha Jangan Sampai Terlewat!
Baca juga: Sesuai Petunjuk Alquran dan Rasulullah, dr Zaidul Akbar Bagikan Cara Atasi Perut Kembung dan Bergas
Hal itu membuktikan bahwa peran seorang ayah juga dibutuhkan oleh anak-anak.
Wujud Peringatan Hari Ayah berbeda-beda.
Biasanya dirayakan dengan memberikan hadiah kepada ayah, ada juga yang menuliskan surat untuk ayah, dan lain sebagainya.
Meneladani pola didik Rasulullah Pada dasarnya peran ayah tidak bisa diabaikan begitu saja.
Anakanak membutuhkan sosok ayah dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Ayah juga mempunyai peran penting dalam mengasuh anak, apalagi di zaman modern sekarang.
Ayah tidak hanya bertugas untuk mencari nafkah untuk keluarga.
Namun, keterlibatan seorang ayah dalam mendidik anak itu memiliki dampak besar.
Bukan sebagai sosok otoriter, melainkan sebagai figur ayah yang hangat.
Sehingga, membuat anak nyaman dan tidak berjarak dengan sang ayah.
Mayoritas karakter anak itu berdasarkan dari orang tua.
Bagi umat Islam, potret ayah terbaik bisa kita ambil dari sosok baginda kita Rasulullah saw.
Begitu banyak hal yang bisa diteladani dari Rasulullah.
Baca juga: Politik ala Rasulullah
Contoh pola asuh terbaik pun bisa didapatkan dari beliau.
Baik itu metode mendidik anak ataupun lainnya.
Rasulullah menjadi suri teladan yang begitu dikagumi oleh setiap individu.
Sebagai ayah, dalam memberikan nasihat Rasulullah memilih waktu yang tepat agar anak dapat menerima nasihat tersebut dengan baik, tanpa penolakan.
Salah satu waktu yang digunakan adalah saat melakukan perjalanan baik menggunakan kendaran ataupun hanya berjalan kaki saja.
Hal ini bisa ditiru oleh para ayah karena waktu ini adalah waktu yang sangat tepat.
Dikarenakan ketika sedang dalam perjalanan pemikiran anak sedang terbuka dan sangat siap menerima nasihat yang diberikan oleh sang ayah.
Nasihat tersebut diselipkan ke dalam pembicaraan ringan.
Tanpa disadari oleh anak, ayahnya sudah memberikan pelajaran kepada anaknya.
Waktu yang biasa digunakan oleh Rasulullah untuk menuangkan kalam hikmah kepada anak yaitu ketika mereka sakit.
Sebagai ayah, Rasulullah sangat memberikan kepeduliannya kepada anak-anaknya.
Sudah semestinya sang ayah mencurahkan kasih sayang kepada mereka.
Di saat ini sang ayah bisa dengan mudah meluruskan kesalahankesalahan yang dilakukan anak.
Pun demikian dengan perilaku mereka yang menyimpang.
Baca juga: Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, Ini Kisah Hidup Rasulullah Sejak Lahir Hingga Wafat
Nabi Muhammad juga mendidik anaknya dengan pendidikan, apalagi terkait dengan masalah keagamaan.
Rasulullah sudah membekali anak-anaknya sejak kecil sehingga mereka menjadi anak yang begitu taat.
Sebagai ayah Rasulullah juga mewujudkan kasih sayangnya secara ekspresif.
Di mana beliau secara langsung menunjukkan kasih sayang kepada anak-anaknya.
Nilai-nilai lain yang diajarkan Rasulullah sebagai ayah kepada anak-anaknya, yaitu memilih yang terbaik dalam hidup, menjadi orang yang bertanggung jawab dan disiplin dalam beribadah.
Rasulullah juga begitu memaklumi anaknya ketika mereka berbuat salah.
Seorang ayah yang baik tidak akan memukul dan mencela anaknya di saat mereka bersalah.
Secara tidak langsung sang ayah telah menumbuhkan rasa malu pada diri anak sehingga mereka tidak akan mengulangi kesalahan yang sama.
Rasulullah tidak melarang ayah untuk membelikan anak-anak mainan.
Karena mainan tersebut dapat mencerdaskan dan menumbuhkan pemikiran sang anak.
Namun, yang mesti diperhatikan adalah penyesuaian mainan tersebut dengan usia anak dan kemampuan mereka.
Hal lain yang dilakukan Rasulullah sebagai ayah dalam mendidik anaknya adalah menceritakan kisahkisah orang terdahulu.
Hal ini biasanya yang paling menarik perhatian anak.
Para ayah bisa juga ikut menceritakan kisah yang menginspiratif sehingga dapat membangun pola pikir anak.
Musyawarah dalam keluarga Hal lain yang dapat kita teladani dari sosok Rasulullah adalah beliau sering berinteraksi dengan anakanaknya.
Kesenjangan antara anak dan ayah sering terjadi karena kurangnya dialog.
Rasulullah sering mengajak anak-anaknya berbicara sehingga jarak yang sering muncul di antara anak dan ayah dapat dihilangkan.
Kedekatan anak dengan ayah bermanfaat untuk menyiapkan kemandirian dan akan membentuk rasa percaya diri anak.
Nabi Muhammad bukanlah sosok ayah yang otoriter.
Nabi terlebih dahulu bermusyawarah dengan anaknya sebelum mengambil keputusan jika hal tersebut menyangkut dengan sang anak.
Hal itu perlu dilakukan agar tidak terjadi perdebatan antara sang anak dengan ayah.
Karena terkadang keinginan ayah berbanding terbalik dengan keinginan sang anak.
Rasulullah jugma mengajarkan anaknya untuk selalu menyambung silaturahmi sehingga hubungan kekeluargaan semakin erat dan sang anak semakin cinta kepada ayahnya.
Namun, kita juga tidak boleh hanya berpegang pada momentum Hari Ayah saja untuk berbuat baik kepada ayah.
Sudah semestinya kita sebagai anak selalu berterima kasih kepada sang ayah.
Juga berusaha mewujudkan keinginan dan harapan sang ayah.
Pun kita sudah seharusnya selalu mendoakannya.
Karena ada dua kebaikan yang terkandung dalam doa untuk orang tua, yaitu pahala istighfar (memohon keampunan), dan pahala berbakti kepada orang tua dengan jalan berdoa.
Semoga kita semua bisa menjadi anak yang berbakti kepada kedua orang tua, menjadi alasan kebahagiaan orangtua.
Juga menjadi sebab mereka mendapat keridaan Allah sehingga mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Aamiin ya rabbal ‘aalaamiin.
Wallahu a’lam bisshawab. (nauraislamy23@gmail.com)
Baca juga: Niat Sholat Tahajud, Jika Ingin Ikuti Kebiasaan Rasulullah SAW Lakukan Hal Ini
Baca juga: Meneladani Kehidupan Fatimah, Sosok Putri Bungsu Rasulullah SAW