KupiI beungoh

Literasi Basa-Basi

Menurut data Badan Pusat Statistik tahun 2002, seperti dilansir antaranews.com, tingkat kegemaran membaca masyarakat Indonesia berada pada angka.....

Dok Pribadi
Khairil Miswar adalah Penulis buku Habis Sesat Terbitlah Stres (2017) 

Gagalnya literasi kita juga terlihat dari beberapa oknum “mahaguru” alias dosen di perguruan tinggi yang terkesan mencukupkan diri dengan “pengetahuan minimalis” yang didapatnya di bangku kuliah tanpa mencoba melakukan pembaruan-pembaruan secara mandiri.

Oknum-oknum semacam ini masih lumayan ramai dapat dengan mudah kita temukan, di mana tampil berwibawa di hadapan mahasiswa itu lebih penting daripada membangun fondasi pengetahuan.

Pernah suatu ketika saya terlibat perbincangan dengan seorang oknum dosen di Matangglumpangdua yang kala itu berbicara berapi-api di kedai kopi sembari memancing anggukan dari para audien.

Saat itu dia mengatakan, “Tahukah Anda kenapa Ibnu Taimiyah itu sesat?”

Para pendengar menggeleng hebat dan lalu si oknum dosen melanjutkan cerita, “Ibnu Taimiyah itu sebenarnya orangnya cerdas. Tapi dia tidak mau mendengarkan nasihat orangtuanya. Ayah Ibnu Taimiyah selalu mengingatkan agar dia tidak lagi membaca majalah-majalah Al-Manar yang ditulis Rasyid Ridha. Tapi, Ibnu Taimiyah tidak mengikuti nasihat ayahnya dan terus saja membaca Al-Manar sampai akhirnya dia tersesat.” 

Kita tahu Ibnu Taimiyah wafat pada 1328 Masehi sementara Rasyid Ridha baru lahir pada 1865 Masehi.

Lantas bagaimana mungkin Ibnu Taimiyah membaca majalah yang ditulis Rasyid Ridha 537 tahun setelah kematiannya?

Meskipun terbilang konyol, namun posisinya sebagai seorang dosen telah membuat pernyataannya diterima saja tanpa reserve, khususnya oleh mereka yang kurang baca. 

Jika begini kualitas oknum dosen bagaimana kita mengharapkan dia mampu melahirkan mahasiswa-mahasiswa cerdas di kemudian hari?

Dia sendiri termakan hoax akibat minat baca yang rendah. Bagaimana jadinya jika kemudian dia menyampaikan informasi tak bersanad ini kepada mahasiwa yang tak kritis?     

Cerita oknum dosen tersebut hanya sekadar contoh tentang tidak efektifnya kampanye literasi kita, khususnya di Aceh.

Tanpa bermaksud menafikan beberapa “capaian kecil” dari kampanye literasi yang selama ini digaungkan di Aceh, hampir dapat disimpulkan bahwa hingga saat ini literasi kita masih sebatas basa-basi simbolik yang sama sekali tidak substantif.

Bireuen, 14 November 2022.

*) Khairil Miswar, Penulis Buku Senandung Jampok (Kawat Publishing, 2020).

KUPI BEUNGOH adalah rubrik opini pembaca Serambinews.com. Setiap artikel menjadi tanggungjawab penulis.

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved