Breaking News

Kupi Beungoh

The Power of FORHATI

Pada lini-lini utama, FORHATI harus mengambil peran terdepan, sebagai penggerak dan pelopor sektor informal, terkait pemberdayaan perempuan.

Editor: Zaenal
SERAMBINEWS.COM/Handover
Sri Novakandi, Kandidat Presidium FORHATI Nasional. 

Data sensus penduduk tahun 2020 menunjukkan, secara gender jumlah perempuan Indonesia adalah 49,42 persen hanya kurang kecil sekali, tidak sampai 1 % dari jumlah laki-laki.

Penjabaran dari data itu turunannya menunjukkan, dari sektor pendidikan kenyataannya tingkat perempuan lebih rendah pendidikannya dari laki - laki.

Hal ini langsung terkait dengan kualitas sumber daya perempuan.

Secara kualitas sumber daya manusianya, perempuan masih lebih rendah dari laki-laki.

Cerminan itu terlihat pada keterwakilan perempuan dalam semua sektor juga masih kurang, meski mulai bertumbuh dari waktu ke waktu, tetapi ini belum menunjukkan hasil yang signifikan.

Pada sektor-sektor formal tidak dipungkiri saat ini mulai banyak perempuan berkiprah, terutama di lima hingga sepuluh tahun terakhir.

Tetapi banyak perempuan pada sektor ini masih terbelenggu dengan tangan tangan para promotor, disana sarat dengan kepentingan-kepentingan.

Sehingga miskin visi misi pemimpin perempuan yang berakhlakul karimah.

Hendaknya, kondisi ini harus ikut diperjuangkan dan ini menjadi cita-cita FORHATI.

Standar utama dalam pergerakan FORHATI jelas berlandaskan Alquran dan hadis, sehingga jika ada tarikan di luar dari koridor tersebut, FORHATI akan meluruskannya dan wajib kembali kepada landasan utama.

Bagi FORHATI, penguatan pertama dalam gerakannya adalah menguatkan "ketahanan keluarga".

Keluarga adalah miniatur dunia. Jika keluarga kuat, maka duniapun akan kuat karena itulah topangannya dunia "keluarga".

Baca juga: Forhati Aceh: Perempuan Punya Andil Perkuat Ketahanan Keluarga di Tengah Pandemi

FORHATI di Era Global

Dalam era globalisasi saat ini, peran perempuan/ibu sungguh sangat penting.

Tugasnya sangat berat, yaitu menjadi pengawal kemajuan teknologi terutama terhadap keluarga masing-masing, anak-anaknya, karena di sinilah komunitas awal manusia dimulai.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved